Yang unik Sopo Godang adalah milik umum, dan dipakai oleh umum. Tidak seperti terjemahan bebasnya Rumah Besar Sopo Godang adalah seni dari
rumah biasa yang ditempati oleh manusia. Sopo Godang biasanya terdiri dari ruang besar yang bisa menampung banyak orang.
Sopo Godang adalah rumah besar, atau disebut juga dengan tempat orang Batak Toba melaksanakan kegiatan di dalam rumah yang di diami oleh dua
hingga enam keluarga. Cara mendirikan Sopo Godang itu adalah dilakukan dengan cara bergotong royong dari pengambilan kayu dari hutan sampai
pengukiran ornamen seni ukir Sopo Godang tersebut. Biasanya kayu yang digunakan dalam pembuatan Sopo Godang adalah Hau jihor ‘kayu juhar‘. Karena
kayu itulah yang lebih kuat dan kokoh untuk mendirikan bangunan. Kayu ini juga jarang ditemukan, oleh sebab itu Sopo Godang sudah jarang masyarakat untuk
mendirikannya. Atap rumah “ Sopo Godang “ itu biasanya adalah ijuk ‘serat batang pohon enau‘. Karena itu, pada zaman sekarang , masyarakat sudah
menggunakan alat-alat mudah dalam pembuatan itu yaitu dengan bahan-bahan bangunan seperti : batu bata, semen, lantai dari keramik, baja ringan, seng dan
lain-lain dalam mendirikan rumah untuk di huni.
2.2 Teori yang Digunakan
Secara etimologi, teori berasal dari bahasa yunani theoria yang berarti kebetulan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah
teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang digarap, dengan
landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam skripsi ini akan terjawab. Penulis menggunakan teori semiotik dalam penulisan skripsi ini.
Pokok perhatian semiotik adalah tanda. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harus bisa
diamati, dalam arti tanda itu harus dapat ditangkap diwujudkan. Kedua, tanda harus merujuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili, dan
menyajikan. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.
Morris 1946:3, mendefinisikan semiotik adalah ilmu mengenai tanda, baik itu bersifat manusiawi maupun hewani, berhubungan dengan suatu bahasa
tertentu atau tidak mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan, bersifat sesuai atau tidak sesuai, bersifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat.
Saussure 1916:2, mengatakan kita dapat menerima suatu ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam kehidupan sosial. Kehidupan sosial tersebut
merupakan bagian dari psikologi sosial dan sebagai akibat dari psikologi umum, yang kemudian kita sebut sebagai semiologi. Semiologi mengajarkan kita suatu
tanda terdiri dari apa saja dan kaidah-kaidah apa yang mengaturnya.
Universitas Sumatera Utara
Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses
yang berlaku bagi tanda van Zoest, 1993:1. Menurut Peirce 1978:1, tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi
seseorang. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Hal yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai
hal yang dapat melingkupi kehidupan di sekitar kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan, karya seni, sastra, lukisan, dan patung.
Sudjiman 1983:3, mengatakan semiotika mulanya dari konsep tanda, istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti tanda-tanda
terdapat dimana-mana, kata adalah tanda, demikian juga gerak, isyarat, bendera, dan sebagainya.
Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Sebelumnya Longmann Dictionary of Contemporary English 1978
menjelaskan, semiotika adalah :…..tech the study of sign in general, asp, as they related to language. Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion, yang
berarti ‘tanda’ atau ‘sign’. Jadi, semiotika artinya pengetahuan mengenai tanda Zulkifli. 2007, Jurnal seni rupa; edisi 2006:25. Hal ini diperkuat oleh Aart van
Zoest, Semiotika, berasal dari kata Yunani ‘Semeion’ yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan
dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda. Dalam buku
Universitas Sumatera Utara
yang sama Aart van Zoest, menambahkan bahwa : Semiotika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya, seperti sistem-sistem tanda dan perkembangan yang terjadi sehubungan dengan pemakaian tanda-tanda tersebut. Dari beberapa tanggapan
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa semiotika adalah ilmu pengetahuan tentang tanda yang mengarah pada perkembangan tanda, pemakaian tanda dan
gagasan sebagai teori filsafat umum yang secara sistematis mengkomunikasikan informasi atau pesan yang dikandungnya.
Dalam mengungkap makna tanda yang dihadirkan pada sebuah karya seni seorang pengamat yang memakai metode semiotika, dengan dapat memanfaatkan
ranah yang berkembang dalam semiotika tersebut, yaitu komunikasi visual Visual Communications. Pada pemaparan ini, kajian yang dibahas dalam ranah
komunikasi visual meliputi kajian seni rupa, sistem grafis, sistem warna, tanda- tanda ikon, simbol, fenomena visual dalam komunikasi massa, iklan, komik, uang,
kartu permainan, pakaian, arsitektur, peta geografi, film, dan sebagainya. Berkaitan dengan karya seni rupa dalam penelitian ini mengarahkan akan
penggunaan kajian semiotika yaitu komunikasi visual. Agus Sachari 2005: 67 Tanda
Dalam judulya “Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, Wibowo 2011:3 menyatakan bahwa : “semiotika yang
biasanya didefenisikan sebagai pengkajian tanda-tanda pada dasarnya merupakan suatu studi atas kode-kode yakni sistem apapun yang memungkinkan kita
Universitas Sumatera Utara
memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna”. Demikian pula dengan pernyataan Aart Van Zoest : ”Diantara tanda
dan hal yang ditunjukkan diwakilinya ada suatu relasi; artinya tanda tersebut mempunyai sifat representatif. Tanda dan representasi tadi mengarahkan kepada
suatu interpretasi. Jadi, representasi dan interpretasi merupakan suatu karekteristik tanda”. dalam Azmi.2002: 13. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa tanda merupakan salah satu bagian dari semiotika yang merupakan suatu bentuk bermakna. Serta tanda mewakili suatu maksud yang ada di dalam sebuah
bentuk yang dihadirkan, antara bentuk simbol dan makna yang tersembunyi. Hal ini memiliki hubungan yang sangat erat, bentuk yang tampak merupakan
perwakilan yang jelas dari makna yang diwakili. Jenis- jenis Tanda
Ditinjau dari relasinya, Charles Sanders Pierce membedakan tanda sebagai berikut :
1. Ikon icon, adalah tanda yang ada sedemikian rupa sebagai kemungkinan,
tanpa tergantung pada adanya sebuah denotatum penanda, tetapi dapat dikaitkan dengannya atas dasar suatu persamaan yang secara potensial
dimilikinya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa segala sesuatu merupakan ikon, karena semua yang ada dalam kenyataan dapat dikaitkan
dengan suatu yang lain. Sehinga dapat dipahami ikon juga merupakan tanda yang menyerupai objek benda yang diwakilinya atau tanda yang
menggunakan kesamaan ciri-ciri yang sama dengan yang dimaksudkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Indeks index, adalah sebuah tanda yang dalam hal corak tandanya
tergantung dari adanya sebuah denotatum penanda. Dengan kata lain tanda yang sifatnya tergantung pada keberadaan suatu penanda. Tanda ini
memiliki kaitan sebab-akibat dengan apa yang diwakilinya. 3.
Simbol Lambang symbol, adalah tanda dimana hubungan antara tanda dengan denotatum penanda ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku
umum atau kesepakatan bersama konvensi. Tanda bahasa dan matematika merupakan contoh simbol. Simbol juga dapat menggambarkan
suatu ide abstrak dimana tidak ada kemiripan antara bentuk tanda dan arti. Kajian ini dilihat berdasarkan penandaan dan pemaknaan di mana penandaan
konsep Charles Sanders Pierce dikaji lewat jenis ikon, indeks, dan simbol. Sedangkan berdasarkan konsep Roland Barthes, pemaknaan tanda yang dikaji
dengan menggunakan : 1 Aspek Denotatif
Kata denotatif berasal dari kata denotasi denostation yang berarti tanda, petunjuk atau menunjukkan ataupun artimakna yang langsung dari suatu tanda,
yang telah disepakati bersama atau sudah menjadi pengertian yang sama. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda visual,
baik yang non-verbal garis, bidang, warna, tekstur, dan lain-lain, maupun bersifat verbal atau sudah berwujud menggambarkan manusia, binatang, dan
bentuk representatif lainnya. 2 Aspek Konotatif
Universitas Sumatera Utara
Kata konotatif berasal dari kata konotasi connotation yang berarti pengertian tambahan atau arti kedua yang tersirat diluar arti denotatif tadi. Serta konotasi
adalah merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca subjek serta nilai-nilai dari kebudayaannya.
Pada masyarakat Batak Toba juga menggunakan tanda-tanda dalam mempresetasikannya dalam kebudayaannya masyarakat Batak Toba memberikan
makna secara arbiter seperti yang dikemukakan oleh Pradopo 2001:71. Mereka menentukan maknanya sesuai dengan apa yang mereka utarakan, baik dengan cara
berangan-angan ataupun sebagai aturan adat. Mereka menyesuaikan dengan bentuk dan kebiasaan yang mereka alami sehari-hari.
Untuk itu penulis memilih teori semiotik sebagai landasan dalam meneliti makna tanda atau lambang yang terkandung dalam Gorga Sopo Godang pada
masyarakat Batak Toba. Peirce dalam Zoest 1978 :1 mengatakan pengertian semiotik adalah
cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi
pengguna tanda. Berdasarkan judul skripsi ini, maka teori yang digunakan untuk mengkaji
Gorga Sopo Godang pada masyarakat Batak Toba adalah teori semiotika. Saussure 1974:1 mengatakan bahwa tanda memiliki tiga aspek yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Aspek itu sendiri
2. Aspek material dan tanda. Aspek material ini dapat berupa bunyi, tautan
huruf menjadi kata, gambar warna dan atribut-atribut lainnya ini disebut dengan signifier
3. Konsep. Konsep ini sangat berperan dalam mengkontruksikan makna
suatu denotataum atau objek yang disebut dengan signified. Tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Sesuatu itu dapat
berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai hal yang dapat melingkupi
kehidupan sehari-hari kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan, karya seni, sastra, lukisan dan patung.
Berdasarkan objeknya Pierce merumuskan suatu tanda selalu merujuk pada suatu acuan. Setiap tanda selalu memiliki fungsi dan memiliki makna yang
sesuai dengan tanda itu sediri.
Berdasarkan objeknya Peirce membagi tanda itu menjadi tiga bagian yaitu: 1.
Ikon icon 2.
Indeks index 3.
Simbol symbol Ketiga bagian di atas merupakan objek yang membagi jenis-jenis tanda di
mana tanda memiliki arti dan makna tertentu. Ketiga bagian di atas biasa disebut dengan tipologi tanda.
Universitas Sumatera Utara
Ikon adalah tanda berdasarkan identitas dan hubungan antara tanda dan acuannya dapat berupa hubungan kemiripan. Jadi, sebuah tanda bersifat ikon
seandainya ada kemiripan rupa atau kemiripan bentuk di antara tanda dengan hak yang diwakilinya.
Contoh: -
Rambu-rambu lalu lintas -
Lampu merah menandakan mobil harus berhenti -
Lampu kuning menandakan mobil harus berhati-hati -
Lampu hijau menandakan mobil harus jalan -
Lukisan menandakan sebuah ekspresi yang disampaikan dalam sebuah gambar
Indeks adalah tanda berdasarkan hubungan kausalitas atau hubungan yang timbul karena adanya kedekatan eksistensi.
Contoh: -
Adanya asap menandakan adanya api
- Ketukan pintu menandakan ada orang
- Suara bising menandakan adanya keramaian
- Suara gemuruh menandakan adanya petir
Simbol adalah tanda yang menyatakan hubungan konvensional atau tanda yang bersifat mana suka Arbitrary. Istilah simbol dipergunakan secara meluas
Universitas Sumatera Utara
dengan pengertian yang beraneka ragam dan dapat pula disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu dalam sebuah situasi.
Contoh: -
Boras pati ‘ ukiran cicak ‘ adalah simbol kekayaan
- Adop-adop ‘ ukiran payudara ‘ adalah simbol kesuburan, dan lain-lain
Secara etimologi, simbol berasal dari bahasa yunani “symballein” yang berarti melemparkan bersama sesuatu benda, perbuatan dikaitkan dengan suatu
ide. Ada pula yang menyebutkan symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang.
Semua simbol melibatkan tiga usur yaitu simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal ini merupakan
dasar bagi semua makna simbolik yang ada. Poerwadarminta 1976:1 menyebutkan simbol atau lambang adalah
semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan sesuatau hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya, warna putih
melambangkan kesucian, warna merah melambangkan keberanian, dan padi melambangkan kemakmuran.
Dengan demikian, dalam konsep Pierce simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Hubungan antara
simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan petanda yang sifatnya konvensional. Berdasarkan konvensi itu pula masyarakat pemakainya dapat
Universitas Sumatera Utara
menafsirkan ciri dan hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan maknanya.
Pierce juga membagi klasifikasi simbol menjadi tiga jenis yaitu: 1.
Rhematic symbol atau Symbolik rheme 2.
Dicent symbol atau proposition proposisi 3.
Argumen Rhematic symbol atau Symbolic rheme, yakni tanda yang dihubungkan
dengan objeknya melalui asosiasi nilai umum. Misalnya, di jalan kita melihat lampu merah lantas kita katakan berhenti. Mengapa kita katakan demikian, ini
terjadi karena adanya asosiasi dengan benda yang kita lihat. Dicent symbol atau proposition proposisi adalah tanda yang langsung
menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang mengatakan “Pergi” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak dan serta
merta kita pergi. Padahal dari ungkapan tersebut yang kita kenal hanya kata. Kata- kata yang kita gunakan membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang
mengandung makna yang berasosiasi dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu dan seseorang segera dapat menitipkan pilihan atau
sikap. Argumen yakni tanda yang merupakan kesamaan seseorang terhadap
sesuatu berdasarkan alasan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Peirce. Di mana setiap tanda memiliki makna yang bersifat
arbitrer atau mana suka. Sesuai dengan teori di atas masyarakat Batak Toba juga memberi makna
pada setiap tanda bersifat arbitrer. Artinya mereka menentukan makna dari sebuah tanda sesuai dengan situasi dan apa yang ingin mereka utarakan yang sesuai
dengan adat istiadatnya. Masyarakat Batak Toba menyesuaikannya dengan bentuk dan kebiasaan mereka sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Secara etimologi kata metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodhos” dan “logos”. Metodhos artinya cara atau jalan; logos artinya ilmu pengetahuan.
Jadi, metodologi atau metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang dikehendaki atau tujuan dalam pemecahan suatu
masalah.
Sudaryanto 1982:2, menyatakan metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu
tujuan. Metodologi artinya adalah sesuatu yang menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai suatu tujuan Narbuko, 1997:1. Sedangkan meneliti dimaksud sebagai melakukan kerja penyelidikan secara cermat terhadap suatu
sasaran untuk memeperoleh hasil tertentu. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan,
dan menganalisis sampai dengan menyusun laporan. Jadi, metode penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai suatu pemahaman.
Jadi, metodologi penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah. Masalah di sini adalah objek yang
diteliti dan dicari kebenarannya, karena tanpa metodologi penelitian, maka penelitian yang dilakukan akan mendapatkan hambatan-hambatan dalam
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikannya. Seperti yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa metodologi penelitian sangat berperan penting dalam melakukan suatu penelitian.
Sedangkan arti kata penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan. Jadi dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian ialah upaya untuk menghimpun
data yang diperlukan dalam penelitian untuk memperoleh kebenaran terhadap suatu objek permasalahan. Dalam metodologi penelitian akan dibicarakan tentang
metode dasar, sumber data penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
3.1 Metode Dasar