Pengertian Gorga Pengertian Sopo Godang.

3. Yanti, skripsi 2003 : fungsi dan makna gorga dalam masyarakat Batak Toba. Skripsi ini membahas tentang ornamen dalam rumah adat Batak Toba, fungsinya dalam masyarakat Toba, dan makna yang terdapat pada setiap ornamen yang ada pada masyarakat Batak Toba. Skripsi ini juga menggunakan Teori yang sama, seperti yang penulis pergunakan. 4. Arianus Esra Gea, 2012 : Perbandingan ornamen rumah adat Nias Utara dengan rumah adat Batak Karo: Kajian Fungsi dan Makna. Skripsi ini membahas tentang perbandingan ornamen dalam rumah adat Nias Utara dan rumah adat Batak Karo, fungsinya pada masing-masing rumah adat, dan makna yang terdapat di setiap rumah adat itu juga.

2.1.1 Pengertian Gorga

Gorga adalah ukiran atau pahatan tradisional yang biasanya terdapat di dinding rumah bagian luar dan bagian depan rumah-rumah adat atau disebut juga dengan ornamen yang mengandung unsur mistis penolak bala. Gorga ada dekorasi atau hiasan yang dibuat dengan cara memahat kayu atau papan dan kemudian mencatnya dengan tiga macam warna yaitu : merah, hitam, putih. Warna yang tiga macam ini disebut tiga bolit ‘ tiga warna ‘. Bahan-bahan untuk Gorga ini biasanya kayu lunak yaitu yang mudah dikorekdipahat. Biasanya nenek moyang suku Batak memilih kayu ungil atau ada juga orang menyebutnya kayu ungil. Kayu Ungil ini mempunyai sifat tertentu yaitu antara lain tahan terhadap sinar matahari, begitu juga terhadap terpaan air hujan, yang berarti tidak cepat rusaklapuk akibat kena sengatan terik matahari Universitas Sumatera Utara dan terpaan air hujan. Kayu Ungil ini juga biasa dipakai untuk pembuatan bahan- bahan solu ‘ perahu ‘ di Danau Toba. Bahan-Bahan Cat Pewarna Pada zaman dahulu nenek moyang suku Batak Toba menciptakan catnya sendiri secara alamiah misalnya, cat warna merah diambil dari batu hula, sejenis batu alam yang berwarna merah yang tidak dapat ditemukan disemua daerah. Cara untuk mencarinya pun mempunyai keahlian khusus. Batu inilah ditumbuk menjadi halus seperti tepung dan dicampur dengan sedikit air. Cat warna putih diambil dari tanah yang berwarna putih, tanah yang halus dan lunak dalam bahasa Batak disebut tano buro. Tano buro ini digiling sampai halus serta dicampur dengan sedikit air, sehingga tampak seperti cat tembok pada masa kini. Cat warna hitam dibuat dari sejenis tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk sampai halus serta dicampur dengan abu periuk atau kuali. Abu itu dikikis dari periuk atau belanga dan dimasukkan ke daun-daunan yang ditumbuk tadi, kemudian digongseng terus menerus sampai menghasilkan seperti cat tembok hitam pada zaman sekarang.

2.1.2 Pengertian Sopo Godang.

Sopo Godang dapat diartikan sebagai rumah besar, berasal dari bahasa Batak yang biasanya digunakan sebagai tempat pesta atau acara-acara besar mulai dari pesta perkawinan, ulang tahun, dan pertemuan-pertemuan besar yang melibatkan banyak orang. Universitas Sumatera Utara Yang unik Sopo Godang adalah milik umum, dan dipakai oleh umum. Tidak seperti terjemahan bebasnya Rumah Besar Sopo Godang adalah seni dari rumah biasa yang ditempati oleh manusia. Sopo Godang biasanya terdiri dari ruang besar yang bisa menampung banyak orang. Sopo Godang adalah rumah besar, atau disebut juga dengan tempat orang Batak Toba melaksanakan kegiatan di dalam rumah yang di diami oleh dua hingga enam keluarga. Cara mendirikan Sopo Godang itu adalah dilakukan dengan cara bergotong royong dari pengambilan kayu dari hutan sampai pengukiran ornamen seni ukir Sopo Godang tersebut. Biasanya kayu yang digunakan dalam pembuatan Sopo Godang adalah Hau jihor ‘kayu juhar‘. Karena kayu itulah yang lebih kuat dan kokoh untuk mendirikan bangunan. Kayu ini juga jarang ditemukan, oleh sebab itu Sopo Godang sudah jarang masyarakat untuk mendirikannya. Atap rumah “ Sopo Godang “ itu biasanya adalah ijuk ‘serat batang pohon enau‘. Karena itu, pada zaman sekarang , masyarakat sudah menggunakan alat-alat mudah dalam pembuatan itu yaitu dengan bahan-bahan bangunan seperti : batu bata, semen, lantai dari keramik, baja ringan, seng dan lain-lain dalam mendirikan rumah untuk di huni.

2.2 Teori yang Digunakan