35
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1. 1 Hasil Isolasi Minyak Atsiri daun Kari
M. koenigii L.
Isolasi minyak atsiri daun kari M. koenigii L. pada penelitian ini dilakukan dengan cara penyulingan dengan air hidrodestilasi. Proses penyulingan dengan sistem ini
dilakukan dengan memasukkan bahan baku daun segar yang telah dipotongdirajang ke dalam labu alat destilasi Sthal yang di isi air kemudian dipanaskan.
Destilasi Stahl adalah alat untuk mengukur kadar rendemen minyak atsiri dari simplisia tanaman, ekstrak. Dipakai juga untuk menyuling minyak atsiri dalam
skala kecil atau penetapan kadar minyak atsiri guna keperluan praktikum di laboratorium pendidikan, penelitian dan pengujian. Terbuat dari bahan pyrexglass
berkualitas sesuai standar SNI.
Prinsip kerja destilasi Stahl yaitu bahan yang didestilasi kontak langsung dengan air mendidih sehingga terjadi hidrodifusi atau penembusan air pada jaringan-
jaringan tanaman. Kelenjar yang terpecah oleh uap air menyebabkan minyak atsiri lepas dan terbawa bersama-sama uap air. Uap air yang membawa minyak atsiri
tersebut kemudian didinginkan dalam kondensor. Hasil pendinginan akan diperoleh lapisan minyak atsiri yang terpisah oleh air. Minyak atsiri yang masih bercampur
dengan sedikit air ditambah dengan natrium sulfat anhidrat untuk mengikat sisa-sisa air sehingga diperoleh minyak atsiri. Minyak atsiri yang diperoleh dari hasil
penelitian ini berupa cairan berwarna kuning jernih dan berbau khas. Minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan destilasi air dihasilkan 3 ml, sedangkan daun
kari segar digunakan 750 gram.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Hasil Analisa Kromatograpi Gas-Mass Spektra GC-MS
Minyak atsiri yang diperoleh secara penyulingan destilasi air, dianalisa dengan Kromatografi Gas-Spektrofotometri Massa GC-MS. Kromatogram GC dari minyak
atsiri daun Kari M. koenigii L. menunjukkan 16 spektrum diperlihatkan pada gambar 4.1, dengan waktu retensi RT yang berbeda-beda.
Gambar 4.1 Kromatogram MS Minyak Atsiri dari Daun Kari
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi komponen lebih lanjut dilakukan dengan spektrometer massa, dari hasil spektrometer massa akan diperoleh spektra massa dari masing-masing puncak
yang terdeteksi pada kromatogram GC. Analisa spectra massa didasarkan pada nilai Similarity Indeks SI, base peak puncak dasar, dan trend pecahan spectra massa
yang dibandingkan dengan spectra dari library yaitu Wiley 8.LIB. Spectra massa senyawa yang teridentifikasi dan spectra massa senyawa standar dari Wiley 8.LIB
dapat dilihat pada lampiran 1 Berikut ini adalah 9 komponen senyawa hasil analisis minyak atsiri daun Kari
dari Kecamatan Medan Sunggal dengan GC-MS yang di tunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Komposisi Senyawa Kimia dalam Minyak Atsiri Daun Kari
No Waktu
Retensi menit
Nama Senyawa
Rumus Molekul
Kualitas Kemiripan
Kandungan Senyawa
1 9,604
Sabinena C
10
H
16
95 3,94
2 21,158
β-Elemena C
15
H
24
93 3,61
3 22,032
Trans-Kariofilen C
15
H
24
94 29,19
4 22,928
α - Humulena C
15
H
24
93 5,49
5 23,817
Trans-Kariofilen C
15
H
24
91 7,46
6 24,056
Germacrena A C
15
H
24
91 11,40
7 26,356
Kariofilen oksida C
15
H
24
O 91
21,94 8
9 26,969
28,055 Spiro 4,5 decana
Veridiflorol C
10
H
18
C
15
H
26
O 85
84 3,35
4,22
Komposisi senyawa kimia dalam minyak atsiri daun kari diatas menunjukkan perbedaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di Negara lain,
dimana ada 39 komponen berbeda yang terdapat pada daun kari yang diperoleh dari Bangladesh dan India yang sebagain besar terdiri dari 3-carene 54,2, dan
kariofilen 9,5 Chowdhury, J.U,et al, 2008. Hal ini dapat disebabkan antara lain oleh perbedaan kadar unsur hara dan kadar air yang terdapat didalam tanah, iklim,
cuaca, dan faktor lain karena perbedaan letak geografis dari Negara tempat tanaman tumbuh.
Universitas Sumatera Utara
Adapun data MS yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 9.604 menit memberikan fragmentasi
dengan puncak ion molekul pada me 136 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut :136, 121, 107, 93, 77, 69, 53, dan 41 lampiran 4-line
3. 2. Data hasil analisa MS untuk senyawa dengan RT 21.158 menit memberikan
fragmentasi dengan puncak ion molekul pada me 204 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut : 189, 175, 161, 147, 133, 107, 93, 53,
dan 41 lampiran 6-line 5. 3. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 22.032 menit memberikan fragmentasi
dengan puncak ion molekul pada me 204 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut : 189, 175, 161, 147, 133, 120, 105, 91, 79, 69, 53, dan
41 lampiran 7-line 6. 4. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 22.928 menit memberikan fragmentasi
dengan puncak ion molekul pada me 204 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut :204, 189, 161, 147, 136, 121, 107, 93, 80, 67, 55, dan
41 lampiran 9-line 8. 5. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 23.817 menit memberikan fragmentasi
dengan puncak ion molekul pada me 204 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut :204, 189, 175, 161, 148, 133, 120, 107, 93, 79, 69, 55,
dan 41 lampiran 10-line 9. 6. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 24.056 menit memberikan fragmentasi
dengan puncak ion molekul pada me 204 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut : 204, 189, 175, 161, 147, 133, 119, 107, 93, 81, 68, 53
dan 41 lampiran 11-line 10. 7. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 26.356 menit memberikan fragmentasi
dengan puncak ion molekul pada me 220 diikuti puncak-puncak fragmen dengan massa me sebagai berikut :161,149,135,121,109,93,79,69, dan 41 lampiran 13-
line 12.
Universitas Sumatera Utara
8. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 26.969 menit memberikan fragmentasi dengan puncak ion molekul pada me 138 diikuti puncak-puncak fragmen dengan
massa me sebagai berikut :138, 123, 109, 96, 81, 67, 55, dan 41 lampiran 14- line 13.
9. Data hasil analisa MS untuk senyawa RT 28.055 menit memberikan fragmentasi dengan puncak ion molekul pada me 222 diikuti puncak-puncak fragmen dengan
massa me sebagai berikut : 204, 189, 161, 147, 135, 121, 109, 93, 81, 69, 43 dan 41 lampiran 16 - line 15.
4.3 Pembahasan GC-MS 4.3.1 Analisa Spektrum MS Minyak atsiri dari Daun kari