Prosedur Kerja dan Sistem Kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
PROS
PEL
SEDUR K
LAYANA
PER
PROGRA
FAK
UN
T
KERJA DA
AN PERIJ
RIJINAN T
DIAN H
AM STUD
KULTAS
NIVERSIT
TUGAS A
AN SISTE
JINAN II
TERPAD
Oleh
HELFIDA
112103
DI D-III K
S EKONO
TAS SUM
MEDA
2014
AKHIR
EM KER
DI BADA
DU KOTA
:
APRILY
072
KESEKR
OMI DAN
MATERA
AN
RJA PADA
AN PELA
A MEDAN
YANI
RETARIA
N BISNIS
UTARA
A BIDAN
AYANAN
N
ATAN
NG
N
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : DIAN HELFIDA APRILYANI
NIM : 112103072
PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN
JUDUL TUGAS AKHIR : PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA
PADA BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Tanggal : Juni 2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KESEKRETARIATAN
(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM) NIP: 19741012 200003 2 003
Tanggal : Juni 2014 DEKAN
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP. 19560407 1988002 1001
(3)
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : DIAN HELFIDA APRILYANI
NIM : 112103072
PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN
JUDUL TUGAS AKHIR : PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA
PADA BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Medan, Juni 2014 Menyetujui Pembimbing
( Dra. Marhayanie, SE,MSi ) NIP. 19580427 198503 2 002
(4)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya (Amd) pada Program Diploma III Departemen Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Serta salawat beriring salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat-Nya dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Prosedur kerja dan Sistem kerja pada bidang pelayanan perijinan II di badan pelayanan perijinan terpadu kota medan” Adapun tujuan Penulis membuat Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan informasi mengenai pentingnya Prosedur kerja dan Sistem kerja pada kantor. Didalam penyelesaian Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian baik dari isi maupun pemaparannya, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini Penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis
(5)
1. Bapak Prof. Dr.dr Syahril Pasaribu DTM & H Msc (CTM) Spa(k), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program
Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Magdalena LL Sibarani, SE, M.Si , selaku Sekretaris Program Studi DIII
Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra.Marhayanie, Msi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan perbaikan dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, sehingga penulisan dapat terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh staff pengajar atau Dosen DIII Kesekretariatan yang memberikan
ilmu kepada penulis dan staff pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara penulis ucapkan terima kasih.
7. Seluruh staf dan pegawai bidang Umum, Bidang pelayanan Pelayanan
Perijinan I.II,III,dan IV Pada kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, alm.Ayahanda Suhelfi Nong
Liem dan Ibunda Norlen Asiah Nst, yang telah memberikan segalanya kepada ananda dari doa, kasih sayang, perhatian, pengorbanan,dorongan semangat serta moril dan materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(6)
9. Untuk abanganda tercinta dan terkhusus Ilham Nong yang selalu memberi
kasih sayang, moril dan materil dan sebagai pengganti kepala keluarga kami yang tidak pernah kenal lelah dan letih untuk membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
10. Untuk Ayah Cik Sofyan Liem, keponakan tersayang Sarah Khairani Nong,
Cindy Nayla Enzy, Arief Alfihamsyah, Sandy Arisman,Kakak Hilwani Nong Liem, Sepupu tercinta Sulastri, dan kakak ipar Elvidayanti yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama penulisan Tugas Akhir ini.
11. Untuk seseorang yang terspesial dihati Fahriza Faraby yang selalu
memberikan dorongan, bantuan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini,serta doa kepada penulis.
12. Untuk teman-teman Di Program Studi Diploma III Kesekretariatan stambuk
2011, terutama Wenni yang slalu membantu penulis ,tante Zhafarina Koto, Yuni Kocik, Kak Nitong, Mak Tiri Lita, Sitik Rempong, Bunda, Lindot, sahabat tercinta yang selalu memberi dorongan dan semangat kepada penulis. Segala budi baik dan yang telah diberikan selama penulisan Tugas Akhir ini, kiranya mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin...
Wassalam.
Medan, Juni 2014 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penelitian ... 7
F. Sistematika Pembahasan ... 7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 9
B. Struktur Organisasi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 14
C. Job Description Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 16
D. Jaringan Kegiatan ... 30
E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 31
F. Rencana Kegiatan ... 33
BAB III PEMBAHASAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
B. Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja Pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 59
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Sistematika Penelitian ... 7
Tabel 2.1 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 22
Tabel 2.2 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 24
Tabel 2.3 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 27
Tabel 2.4 Jenis Perijinan Yang Dilayani ... 30
Tabel 3.1 Klasifikasi Lingkngan dan Tarif ... 50
Tabel 3.2 Klasifikasi Lokasi dan Indeks ... 50
Tabel 3.3 Klasifikasi Gangguan dan Indeks ... 51
Tabel 3.4 Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks ... 51
Tabel 3.5 Klasifikasi Lingkungan dan Tarif ... 52
Tabel 3.6 Klasifikasi Lokasi dan Indeks ... 52
Tabel 3.7 Klasifikasi Gangguan dan Indeks ... 53
Tabel 3.8 Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks ... 53
Tabel 3.9 Klasifikasi Jenis Usaha dan Indeks ... 54
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
(10)
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat dewasa ini, maka prosedur kerja, dan sistem kerja memegang peranan penting bagi setiap instansi pemerintah dan juga badan–badan swasta, pelaksanaan sistem kerja diikuti dengan prosedur kerja.
Prosedur kerja adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan, istilah prosedur dapat juga dilengkapkan menjadi prosedur kerja atau prosedur pengerjaannya, maka prosedur kerja itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan
secara berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu
(Syamsi, 2004:6.33)
Suatu prosedur yang mempunyai ciri yang bersifat stabil disuatu pihak, dan fleksibel dilain pihak, yang dimaksud disini adalah ada sebagian dari langkah yang bagaimanapun harus diikuti sepenuhnya, akan tetapi ada juga sebagian kecil langkah yang bisa luwes cara penerapannya dengan melihat situasi dan kondisinya, namun sebaiknya dijaga keseimbangan antara stabilitas dan fleksibilitas dalam penerapan prosedur, dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan prosedur yang berlaku lama itu pada suatu ketika tidak cocok lagi untuk dipertahankan (Syamsi, 2004:6.34 ).
(11)
Sistem kerja yang terdiri dari prosedur kerja sebagai suatu pola yang merupakan penjabaran tujuan, dan sasaran, program kerja, sistem kerja yang baik membantu pelaksanaan tugas–tugas seperti pengambilan keputusan, penentuan kebijaksanaan serta penyelenggaraan pengawasan disuatu kantor.
Menurut Achmad (2007:2), kantor adalah suatu unit organisasi Yang berfungsi memberikan pelayanan kegiatan kerja dan kegiatan lainnya untuk keperluan manajemen dalam usahanya mencapai tujuan organisasi, dengan menggunakan sumberdaya manusia dengan segala fasilitas dan perlengkapannya dalam fungsi pelayanan sehingga tercapai tujuan kantor yang telah direncanakan sebelumnya. Sumberdaya kantor yang dimamfaatkan untuk mencapai tujuan adalah personalia kantor, permodalan atau uang, peralatan dan perlengkapan kantor, mesin-mesin kantor, metode kerja, waktu kerja, dan tempat kerja.
Banyak kantor yang memiliki modal dan tenaga kerja yang lengkap tetapi tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan semula. Hal ini dapat terjadi karena kurang baiknya pelaksanaan sistem kerja pada kantor tersebut. Oleh karena itu organisasi yang ingin mencapai tujuan dan hasil memuaskan harus mampu melaksanakan sistem kerja melalui prosedur kerja dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja dengan setepat–tepatnya, sedemikian besarnya prosedur kerja dan sisitem kerja didalam sistem kerja pada setiap badan usaha sehingga setiap pegawai diharapkan adalah seseorang yang terampil, berpengalaman, baik, rapi, cepat, tepat, cerdas, bertanggung jawab dan tanggap dalam penggunaan peralatan.
(12)
Sistem kerja yang terdiri dari prosedur kerja disusun dengan memperhatikan Segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan material, biaya, dan waktu yang tersedia serta segi luas, macam, dan sifat dari tugas atau pekerjaan. Guna penyusunan sistem kerja yang baik, perlu memperhatikan asas–asas penyusunannya, diantaranya harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis, serta dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaanya dan harus dikomunikasikan secara sistematis kepada semua petugas yang bersangkutan atau pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu prosedur kerja dan sistem kerja harus mendapat perhatian yang besar atau sepenuhnya dari setiap pimpinan, baik mengenai personalia, maupun perlengkapan untuk mensukseskan pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.
Sistem kerja, prosedur kerja, yang baik membantu para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sebagai pedoman kerja, dengan adanya prosedur kerja sangat bermanfaat untuk, tahap mengetahui jenis pekerjaan gerakann dan bagian pekerjaan yang bagaimanakah yang diperlukan untuk penyelesaian suatu bidang tugas.
Pelaksanaan sistem kerja, prosedur kerja selalu berorientasi pada efisiensi. efisiensi adalah suatu konsepsi tentang perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Kegiatan sistem kerja dan prosedur kerja dikatakan efisien jika suatu usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal baik mengenai kualitas ataupun kuantitasnya.
(13)
merugikan. Efisiensi kerja adalah pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan yang dikerjakan dengan cara paling mudah mengerjakannya, paling murah biayanya, paling sedikit tenaganya, paling ringan bebannya dan paling singkat waktunya.
Adanya kemungkinan yang akan timbul dalam penyelenggaraan sistem kerja, prosedur kerja yang tidak efisien dapat mengakibatkan sulitnya pimpinan dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi suatu masalah sehingga dapat terjadi penyimpangan, penyalahgunaan kekuasaan dan sulitnya melakukan pengawasan dan pemeriksaan dengan cepat.
Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintahan Kota Modan telah mengeluarkan peraturan daerah Nomor 8 tahun 2009 tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang Kota Medan 2006-202 Rencana Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan bagian dari RKPD Kota Medan tahun 2013 yang merupakan tahapan-tahapan pratikan (taktis) untuk mencapai target dan sasaran pembangunan kota, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.
Dengan berbagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh BPPT, sehingga para Pegawai di BPPT dituntut untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan tepat. Dengan begitu BPPT memerlukan sistem kerja dan prosedur kerja yang tepat sehingga target-target yang telah ditentukan akan terlaksana. Pengetahuan tentang prosedur kerja dan sistem kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II tidak sepenuhnya dipahami oleh para karyawan sehingga pekerjaan yang dilakukan kurang efisien.
(14)
Mengingat pentingnya peranan prosedur kerja dan sistem kerja dalam meningkatkan efisiensi kerja sebuah kantor atau instansi pemerintah ataupun swasta, maka penulis terdorong dan tertarik untuk membahas tentang “PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA PADA BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN”.
B. Perumusan Masalah
Organisasi yang mencakup fungsi, tugas dan kewenangan tiap–tiap komponen organisasi dilakukan dalam rangka menciptakan keteraturan. Kegiatan manajemen perusahaan adalah sebuah kegiatan pengelolaan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan saling bekerja secara bersama–sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut, dengan kata lain, apabila salah satu unsur tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, maka akan dapat mempengaruhi fungsi pada unsur yang lain, dan pada akhirnya akan mengganggu sistem secara keseluruhan. hal inilah yang menyebabkan pentingnya sebuah pemahaman tentang Prosedur dan sistem kerja, agar terciptanya suasana yang teratur, efektif dan efisien dalam berorganisasi di BPPT dengan alasan inilah penulis menarik permasalahan yaitu :
a. Bagaimana Prosedur kerja Dan Sistem kerja pada Bidang Pelayanan
Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ?
b. Bagaimana mengatasi hambatan yang terjadi terhadap Prosedur kerja dan
(15)
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk Mengetahui Prosedur kerja Dan Sistem kerja pada Bidang Pelayanan
Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
b. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang terjadi terhadap Prosedur kerja
Dan sistem kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang di teliti baik secara
teoritis maupun aplikasi.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik pada objek yang
sama.
c. Memberikan gambaran sedekat mungkin dengan kenyataan, tentang
bagaimana prosedur kerja dan sistem kerja yang sesungguhnya
2. Bagi instansi
a. Memberikan bahan pertimbangan bagi kantor dalam melaksanakan
kegiatan prosedur kerja dan sistem kerja dengan efisien pada masa yang akan datang
(16)
b. Sebagai masukan untuk perbaikan-perbaikan prosedur kerja dan sistem
kerja pada kantor bidang pelayanan perijinan II di badan pelayanan perijinan terpadu kota medan.
3. Bagi peneliti yang akan datang
a. Sebagai bahan referensi tugas akhir bagi mahasiswa lainnya
E. Sistematika penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bidang Pelayanan Perijinan II pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) kota Medan Jl. Jendral Besar Abdul Haris Nasution no.32 LT II Medan 2014. untuk lebih jelasnya Sistematika penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Sistematika Penelitian
No Kegiatan April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Penulisan Laporan
Sumber : Penulis (2014)
F. Sistematika Pembahasan
Agar Tugas Akhir ini dilaksanakan secara sistematis dan pengarah maka penulis membagi luas pembahasan Tugas Akhir ini dalam empat Bab, yang dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal dianggap penting dan relevan
(17)
dengan judul tugas akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar penulis tugas akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : PROFIL INSTANSI
Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat instansi, struktur organisasi dan personalia, job description,jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan rencana kegiatan bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan .
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai tempat dan waktu penelitian, pengertian,
fungsi, tujuan dan manfaat prosedur kerja dan sistem kerja pada bagian bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan memberikan saran-saran dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan agar bermanfaat pada Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
(18)
PROFIL PERUSAHAAN
G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Sehingga kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
Adapun dasar pembentukan Badan Pelayan Perijinan Terpadu ( BPPT ) yaitu :
1. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur
Pemerintah kepada Masyarakat.
2. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana
Pelayanan Umum.
3. Surat Edaran Menkowasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, antara
lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu
(19)
atap satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.
4. Keputusan Menpan No.KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman umum
penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
5. Keputusan Menpan No. KEP/26/M.PAN/2004 Tentang petunjuk teknis
Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik.
6. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.
8. Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan pasal 159 dan 160.
9. Peraturan Walikota Medan No. 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok
dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan.
MAKSUD
Maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk menyelenggarakan pelayanan perijinan yang prima dan satu pintu. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah sebagaimana yang tertuang dalam
(20)
Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, antara lain: sederhana, jelas, aman, transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu.
TUJUAN
Sedangkan tujuan dari pendirian BPPT antara lain:
1. Mewujudkan pelayanan prima
2. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan baik
yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu Responsivitas, Akuntabilitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kota
Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.
4. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada
gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan.
MOTTO
1. Motto Kota Medan: "Medan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih cerah dari hari ini."
2. Motto Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan:
"Pelayanan Prima, Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme."
3. Maklumat Pelayanan Kebijakan Mutu Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Medan: "Kami seluruh Pejabat dan Pegawai di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintah Kota Medan Berkomitmen memberikan pelayanan yang berkualitas untuk pelanggan kami dan
(21)
meningkatkan sistem manajemen mutu agar efektif & efisien secara terus-menerus."
VISI
Adapun visi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah terwujudnya Pelayanan Prima Perijinan untuk Mewujudkan Medan Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera.
MISI
Sedangkan misi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah:
1. Mewujudkan pelayanan Perijinan yang Optimal dan Professional serta
kepuasan masyarakat.
2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional
3. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan yang berbasis
Informasi Teknologi
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan perijinan terpadu.
5. Meningkatkan hubungan kerja antar SKPD di lingkungan Pemko Medan.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160,
tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota
(22)
Tugas pokok :
Tugas pokok BPPT adalah melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.
Fungsi :
Adapun fungsi dari BPPT adalah:
1. Pelaksanaan penyusunan program
2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan
3. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan
4. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan
5. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintahan Kota Modan telah mengeluarkan peraturan daerah Nomor 8 tahun 2009 tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang Kota Medan 2006-202 Rencana Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan bagian dari RKPD Kota Medan tahun 2013 yang merupakan tahapan-tahapan pratikan ( taktis ) untuk mencapai target dan sasaran pembangunan kota, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.
(23)
SASARAN
Adapun sasaran-sasaran yang akan dicapai adalah :
1. Melakukan proses pelayanan perijinan sesuai Standard Operational
Procedur (SOP) Perijinan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
2. Meningkatan jumlah ijin yang dikeluarkan setiap tahun.
3. Menurunkan angka indeks rata-rata lama proses perijinan untuk setiap jenis perijinan.
Bidang Pelayanan Perijinan II merupakan salah satu bidang yang berada di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) yang dipimpin oleh kepala bidang, yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan teknis yang dikerjakan yaitu Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Bukan Industri Perusahaan Industri.
H. Struktur Organisasi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
Struktur organisasi yang digunakan oleh BPPT Kota Medan adalah
Berbentuk garis dan staf dimana kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam suatu garis bagian pada masing – masing bagian bertanggung jawab kepada bagian yang lebih tinggi. Adapun susunan struktur organisasi pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah sebagai berikut :
(24)
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah) BADAN PELAYANAN SEKRETARIAT BADAN TATA USAHA SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (Usaha Perdagangan dan Industri) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV ( Konstruksi dan Lain – lain) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II (Ketentraman dan Ketertiban) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN III (T.Ruang Perhubungan dan Lingk Hidup) KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS
(25)
I. Job Description Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari secretariat badan adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat
Tugas badan :
a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh Sekretariat yang dipimpin
oleh Kepala;
c. Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala
Badan;
d. Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.
Fungsi Badan :
a. Pelaksanaan penyusunan program
(26)
d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;
e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Bagian Tata Usaha
Bagian tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas Pokok
a. Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan sebagian tugas Badan
lingkup ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bagian Tata Usaha;
b. Pengelolaan administrasi Badan yang meliputi administrasi keuangan,
kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga;
c. Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan, dan program Badan;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan Badan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tupoksi Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas
(27)
pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi umum;
Fungsi
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas,
penataan kearsipan, administrasi kepegawaian, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan;
d. Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan;
e. Pelaporan lingkup administrasi umum;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
Tupoksi Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
Fungsi
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan;
(28)
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi;
d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan admnistrasi
keuangan;
e. Penyusunan laporan keuangan Badan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas
dan fungsinya;
Tupoksi Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup penyusunan program dan pelaporan.
Fungsi
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan
Program;
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan
program Badan;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan;
d. Pengembangan sistem informasi pelayanan;
(29)
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Bidang Pelayanan Perijinan I
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan I adalah sebagai berikut :
Tugas :
a. Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;
b. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan Perindustrian;
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan I
menyelenggarakan fugsi-fungsinya. fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I;
(30)
c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan I;
d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;
e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan
permohonan Ijin;
f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap
permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;
h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, dan persiapan konsep Surat
Keputusan Perijinan;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang
pelayanan perijinan;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan
di Bidan Pelayanan Perijinan I.
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tim Teknis mempunyai tugas :
a. Meneliti permohonan ijin;
b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;
c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila
diperlukan;
(31)
e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tabel 2.1
Jenis Perijinan Yang Dilayani
NAMA IJIN BIDANG JENIS IJIN TAHUN
PENGURUSAN IJIN GANGGUAN
(NON INDUSTRI)
BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DAFTAR ULANG TIGA TAHUN SEKALI IJIN USAHA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN)
SEKALI
PENGAJUAN SATU KALI
BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN)
SEKALI
PENGAJUAN SATU KALI
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (INDUSTRI)
BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (NON INDUSTRI) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI
Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah)
3. Bidang Pelayanan Perijinan II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok
(32)
Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan II adalah sebagai berikut :
Tugas :
a. Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
b. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat;
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan II
menyelenggarakan fungsi-fungsinya. Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan II;
b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan II;
c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan II;
d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;
e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan
permohonan Ijin;
f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap
permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;
(33)
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan perijinan;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan
di Bidang Pelayanan Perijinan II.
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tim Teknis mempunyai tugas :
a. Meneliti permohonan ijin;
b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;
c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila
diperlukan;
d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep
Surat Keputusan/Perijinan;
e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala
Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tabel 2.2
Jenis Perijinan Yang Dilayani
NAMA IJIN BIDANG JENIS
IJIN
TAHUN PENGURUSAN
IJIN
GANGGUAN (INDUSTRI)
BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II
(KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN)
DAFTAR ULANG
SATU TAHUN SEKALI
(34)
Lanjutan
Tabel 2.2
Jenis Perijinan Yang Dilayani
IJIN
PELATARAN PARKIR
BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II
(KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN)
DAFTAR ULANG
SATU TAHUN SEKALI Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah)
4. Bidang Pelayanan Perijinan III
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan III adalah sebagai berikut :
Tugas :
a. Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;
b. Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan tata ruang, perhubungan, dan lingkungan hidup;
c. Dalam Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan
(35)
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
e. melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan III
menyelenggarakan fungsi-fungsinya. Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan III;
b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan III;
c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan III;
d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;
e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan
permohonan Ijin;
f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap
permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;
h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi,
penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang
pelayanan perijinan; Tim Teknis mempunyai tugas :
a. Meneliti permohonan ijin;
(36)
c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila
diperlukan;
d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep
Surat Keputusan/Perijinan;
e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala
Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tabel 2.3
Jenis Perijinan Yang Dilayani
NAMA IJIN BIDANG JENIS
IJIN TAHUN PENGURUSAN IJIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH BIDANG PELAYANAN
PERIJINAN III (TATA RUANG, PERHUBUNGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP) DAFTAR ULANG DUA TAHUN SEKALI IJIN PENGEBORAN AIR BAWAH TANAH BIDANG PELAYANAN
PERIJINAN III (TATA RUANG,
PERHUBUNGAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP)
DAFTAR
BARU ENAM BULAN
IJIN REKLAME (KHUSUS SPANDUK DAN UMBUL-UMBUL) BIDANG PELAYANAN
PERIJINAN III (TATA RUANG, PERHUBUNGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP) DAFTAR BARU TIGA PULUH HARI KALENDER
(37)
5. Bidang Pelayanan Perijinan IV
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari Bidang Pelayanan perijinan IV adalah sebagai berikut :
Tugas :
b. Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;
c. Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan konstruksi, kesehatan dan lain-lain;
d. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan IV
menyelenggarakan. Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan IV;
b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan IV;
c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan IV;
(38)
e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan
permohonan Ijin;
f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap
permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;
h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi,
penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang
pelayanan perijinan;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan
di Bidang Pelayanan Perijinan IV;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tim Teknis mempunyai tugas :
a. Meneliti permohonan ijin;
b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;
c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila
diperlukan;
d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep
Surat Keputusan/Perijinan;
e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala
(39)
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tabel 2.4
Jenis Perijinan Yang Dilayani
NAMA IJIN BIDANG JENIS IJIN TAHUN
PENGURUSAN IJIN KERJA PETUGAS KESEHATAN BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI IJIN OPTIK BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI IJIN OPTIK BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) REGISTRASI ULANG SETIAP TAHUN IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) DAFTAR
BARU TIGA TAHUN
Sumber : http://www.bppt-pemkomedan.info (2013, diolah)
J. Jaringan Kegiatan Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan
Dalam mencapai target dan sasaran pembangunan kota, BPPT memiliki hubungan kerja dan fungsi dengan SKPD lain di Pemko Medan diantaranya yaitu:
(40)
1. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) memberi pelayanan kepada
masyarakat mulai dari penerimaan permohonan ijin sampai menerbitkan ijin yang dikelola oleh BPPT.
2. Ketentuan, standard teknis, pengaturan dan pedoman teknis penerbitan ijin
yang dikelola oleh BPPT disusun SKPD teknis bersama-sama BPPT serta ditetapkan dengan peraturan dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota.
3. Setiap penerbitan ijin ditembuskankepada SKPD teknis terkait sebagai
bahan/dasar pengawasan dan penerbitan. Tugas pengawasan dan penerbitan ada pada SKPD terkait.
4. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) tidak mempunyai fungsi
pengawasan dan penerbitan terhadap ijin yang elah diterbitkan berdasarkan Struktur Ongkos BPPT.
5. Direncanakan adanya rapat rutin dengan SKPD terkait untuk evaluasi dan
rencana kedepan.
K. Kinerja Kegiatan Terkini
Adapun kinerja kegiatan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu pada tahun 2014 yaitu :
a. Program pelayanan administrasi perkantoran
1. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik. 2. Penyediaan jasa kebersihan kantor
(41)
5. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor.
6. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan
7. Penyediaan makanan dan minuman
8. Penyediaan jasa tenaga pendukung administras/ teknis perkantoran 9. Penyediaan jasa keamanan kantor
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor
2. Pengadaan peralatan gedung kantor
3. Belanja modal pengadaan Mebeuler
4. Pengadaan komputer dan perlengkapannya
5. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor
6. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional 7. Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan gedung kantor. c. Peningkatan disiplin aparatur
1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
2. Pengadaan pakaian khusus pada hari-hari tertentu
d. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD (LAKIP)
2. Penyusuanan laporan keterangan pertanggungjawaban dan laporan
penyelenggaraan pemerintah daerah
3. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
(42)
5. Penyususunan buku produk perijinan di BPPT kota Medan
e. Program peningkatan pelayanan perijinan
1. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi perijinan
2. Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang perijinan
3. Surveilance audit tahunan dan maintenance ISO 9001:2008 serta survey IKM
L. Rencana Kegiatan
Adapun program/ kegiatan rencana kerja dan anggaran SKPD tahun 2014 tercantun dalan sasaran program berikut :
a. Terselenggaranya Kegiatan administrasi kantor
1. Tersedia sarana komunikasi dan telekomunikasi air dan listrik 2. Terpeliharanya kebersihan kantor
3. Tersedianya peralatan dan perlengkaan kerja
4. Tersedianya blanko dan cetakan lainnya untuk mendukung proses
perijinan
5. Tersediannya komponen instalasi listrik untuk penerangan gedung kantor
6. Terpenuhinya bahan bacaan berupa koran dan majalah
7. Tersediannya makanan dan minum rapat, tamu.
8. Tersedianya honorarium dan keperluan lainnya.
9. Terwujudnya pelayanan perijinan yang aman dan kondusif dengan
(43)
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang berfungsi dengan baik
1. Tersedianya perlengkapan gedung kantor berupa filling kabinet, rak arsip dan lemari
2. Tersedianya peralatan kantor yang baik berupa pengadaan mesin tik, pengadaan mesin hitung uang dan pengadaan alat-alat ukur.
3. Tersedianya kursi kerja.
4. Tersedianya kebutuhan komputer dan perlengkapannya untuk mendukung
sitem informasi di BPPT.
5. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan gedung kantor berupa belanja
perawatan gedung kantor dan sewa bunga hidup, hiasan kantor.
6. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan kendaraan dinas/operasional. 7. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan peralatan gedung kantor. c. Tertingkatnya disiplin pegawai
1. Tersediannya pakaian dinas harian BPPT.
2. Tersedianya pakaian khusus pelayanan perijinan dan pakaian olahraga. d. Tersedianya laporan capaian kinerja dan keuangan
1. Terwujudnya sistem kepemerintahan yang transparan dan akuntabel.
2. Tersedianya LKPJ dan LPPD tahun 2013.
3. Tersusunnya laporan keuangan SKPD secara periodik.
4. Tersusunnya rencana kerja SKPD tahun 2015
(44)
e. Meningkatnya pelayanan perijinan
1. Terpeliharanya sistem informasi perijinan berupa honor tenaga ahli, pengembangan sistem jaringan, dan backup pengadaan sistem antrian otomatis.
2. Tersedianya bahan-bahan untuk sosialisasi dan keikutsertaan dalam kegiatan pameran yang diselenggarakan pemerintah.
(45)
Adapun tempat penelitian dan observasi yang dilakukan penulis yaitu di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang bertempat dijalan Jl. Jendral Besar Abdul Haris Nasution no.32 LT II Medan 2014. yang dimulai tanggal 26 April 2014 sampai dengan selesai 20 Mei 2014.
1. Pengertian Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja
Prosedur kerja adalah rangkain tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas (Sedarmayanti, 2001:134).
Sistem kerja adalah suatu jaringan kerja yang terdiri atas bermacam-macam prosedur yang merupakan kesatuan yang bulat yang tampak dalam operasi pekerjaan (Warsidi, 2000 : 35).
Penting untuk ditekankan bahwa disini kedua-duanya baik prosedur kerja, maupun sistem kerja merupakan satu kesatuan yang bulat artinya keduanya merupakan tindak lanjut dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan tertentu. Jadi dengan adanya prosedur kerja, dan sistem kerja menjadikan pelaksanaan fungsi menajemen dan kebijaksanaan pimpinan menjadi lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik. Suatu penyusunan prosedur kerja dan sistem kerja dilakukan secara Updateness artinya bahwa prosedur kerja, dan
(46)
zaman teknologi pada zaman sekarang ini. Sistem terdidri dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan. Pada saat prosedur diperlukan untuk melengkapi, maka metode berisi tentang aktivitas operasional atau teknis yang akan menjelaskannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi sebagai sebuah sistem merupakan kesatuan, dimana bagian terkecil dari sistem (metode atau prosedur maupun subsistem) merupakan penjabaran dari sistem organisasi yang digunakan.
Dalam prosedur kerja, dan sistem kerja harus disusun untuk memiliki sifat stabilitas dan fleksibilitas. Stabilitas disini maksudnya adalah bahwa prosedur dan sistem kerja harus mengandung unsur tetap sehingga menjamin kelancaran dan kemantapan kerja, sehingga suatu pekerjaan tidak berubah cara kerjanya. Fleksibilitas artinya bahwa dalam pelaksanaannya tidak kaku tetapi harus luwes yaitu masih memungkinkan diadakannya saling pergantian tugas, dan tugasnya dapat berubah-ubah setiap saat, tergantung dari sistem kerja bagian bidang pelayanan perijinan II itu sendiri dan lebih terstruktur dan terorganisir dengan baik agar lebih mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah. Sehingga pekerjaan didalam bidang pelayanan perijinan II dapat berjalan dengan baik dan lancar. tidak ada satu pun pekerjaan yang terbengkalai akibat kelalaian dari setiap pekerjaanya. Maka dari itu, penting diterapkan sifat-sifat dari stabilitas, dan fleksibilitas itu sendiri.
2. ManfaatProsedur Kerja Dan Sistem Kerja
(47)
a. Prosedur kerja, mempunyai manfaat untuk memberi petunjuk bagi karyawan untuk bekerja dengan benar atas waktu yang telah ditetapkan. Melalui prosedur kerja, yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja dengan setepat-tepatnya. Prosedur kerja, bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan, untuk dijadikan sebagai pedoman kerja.
b. Sistem kerja mempunyai beberapa manfaat diantaranya :
1. Mengoptimalkan hasil dari penggunaan sumber daya yang efisien.
2. Sebagai salah satu alat pengendali biaya.
3. Untuk mengefisienkan aktivitas didalam bidang pelayanan perijinan II.
4. Alat bantu pencapaian tujuan organisasi dalam bidang pelayanan
perijinan II.
5. Alat bantu organisasi dalam menerapkan fungsi-fungsinya.
6. Dapat dilakukan pengendalian kerja dengan sebaik – baiknya. 7. Dapat dijadikan sebagai pedoman kerja semua orang yang terlibat.
3. Prinsip-Prinsip Pemakaian Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja
Mengingat pentingnya prosedur kerja dan sistem kerja sebagaimana telah diuraikan, maka dalam teknik penyusunan dan penentuan prosedur kerja, dan sistem kerja yang harus dipakai dalam setiap instansi hendaknya dapat dipenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan tepat maka terlebih dahulu
(48)
berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatannya, unsur-unsur kegiatan didalam organisasi dan lainnya.
b. Untuk menjamin penerapan prosedur kerja, dan sistem kerja dengan
setepat-tepatnya, maka perlu dipakai buku pedoman.
c. Prosedur kerja, dan sistem kerja, harus disusun dengan memperhatikan
segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya, dan waktu, yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat dari tugas atau pekerjaan.
d. Hendaknya ditentukan satu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagian
prosedurnya
e. Bersifat fleksibel, maksudnya walaupun sistem yang efektif adalah sistem
yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, namun sebaiknya cukup fleksibel agar lebih baik mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah.
f. Dalam penetapan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan, maka
antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya harus terdapat hubungan yang sangat erat yang keseluruhannya menuju ke satu tujuan.
g. Setiap tahap harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu untuk
pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang dimaksudkan.
h. Perlu ditetapkan kecakapan dan keterampilan tenaga kerja yang diperlukan
untuk penyelesaian bidang tugas yang dimaksud.
(49)
j. Penyusunan prosedur kerja, dan sistem kerja harus selalu disesuaikan dengan perkembangan teknologi
k. Untuk penggambaran tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya
dipergunakan simbol dan skema atau bagan prosedur dengan setepat-tepatnya. Bagan semacam ini sering disebut skema arus kerja
l. Mempunyai stabilitas yang optimal pada setiap bidang pekerjaan yang akan
dilakukan, sehingga pekerjaan itu mudah untuk dilakukan.
m. Prosedur kerja dan sistem kerja harus menggunakan pemanfaatan sumber
daya yang optimal, maksudnya disini adalah sistem, prosedur kerja yang dirancang dengan baik akan menjadikan penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
n. prosedur kerja dan sistem kerja harus mudah diadaptasikan, karena sistem
yang baik juga harus cepat dan mudah diadaptasikan dengan kondisi baru tanpa mengubah sistem yang lama maupun mengganggu fungsi utamanya. o. Bersifat fungsional, maksudnya yaitu sistem, cara sistem yang efektif harus
dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Asas – asas penyusunan sistem kerja , prosedur kerja
Menurut Sedarmayanti (2001 : 135), maka penyusunan sistem kerja, prosedur kerja, perlu memperhatikan beberapa asas berikut :
a. Harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis, serta
dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaannya.
b. Harus dikomunikasikan atau diimpormasikan secara sistematis kepada
(50)
c. Harus selaras dengan kebijaksanaan pimpinan yang berlaku dan dengan
kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi .
d. Harus dapat mendorong pelaksanaan kegiatan secara efisien serta
menciptakan jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber – sumber yang berada dibawah pengendalian organisasi .
e. Secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu
direvisi dan disesuaikan dengan keadaan.
5. Pengaturan pokok dibidang sistem kerja, prosedur kerja dalam organisasi
Menurut Sedarmayanti (2001:135 ) pengaturan dibidang prosedur kerja dan sistem kerja dinyatakan sebagai berikut :
a. Setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi atau kantor lain .
b. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing – masing dan membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing – masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
(51)
D. Prosedur Kerja Dan Sistem Kerja Pada Bidang Pelayanan Perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan II akan terlaksana apabila Prosedur dan Sistem Kerja dilaksanan sesuai dengan sistem yang berlaku.
Adapun prosedur kerja dan sistem kerja pada Bidang Pelayanan Perijinan II yaitu :
1. Pedoman Teknis Pada Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Bukan
Perusahaan Industri
a. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penetapan Ijin Gangguan di Daerah.
2. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002 tentang
Retribusi Izin Gangguan.
3. Keputusan Walikota Medan Nomor 47 Tahun 2002 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Gangguan.
4. Peraturan walikota medan nomor 36 tahun 2010 tentang
pendelegasian sebagian kewenangan proses dan penandatanganan perijinan kepada kepala badan pelayanan perijinana terpadu kota
(52)
b. Pengertian
1. Ijin gangguan adalah pemberian ijin tempat usaha kepada orang
pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2. Setiap orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan kegiatan
usaha dan atau memiliki tempat usaha wajib memiliki ijin gangguan dari kepala daerah.
3. Perusahaan industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri yang berada dalam bidang industri dan diluar kawasan industri tertera di dalam RUTRK baik yang PMDN baik yang PMDN/PMA maupun yang non PMDN/PMA.
4. Bukan perusahaan industri adalah perusahaan yang bergerak
perusahaan yang bergerak di luar bidang usaha tertentu dengan maksud untuk mencari keuntungan.
5. Luas ruang tempat usaha adalah luas ruangan atau bangunan, baik
yang merupakan bangunan tertutup maupun terbuka dipergunakan dalam proses produksi atau kegiatan usaha.
c. Ijin gangguan terdiri dari
1. Ijin gangguan perusahaan industri yaitu ijin tempat usaha yang
(53)
tertentu bagi usaha yang di berikan kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya kerugian dan gangguan bagi perusahaan industri.
2. Ijin gangguan bukan perusahaan industri yaitu ijin tempat usaha
yang diberikan kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu bagi usaha bukan perusahaan industri.
d. Obejek Retribusi Ijin Gangguan Perusahaan Industri
Adapun objek retribusi ijin gangguan perusahaan industri adalah sebagai berikut :
1. Yang dijalankan dengan alat kerja tenaga uap, air dan gas,
demikian juga dengan elektro motor dan tempat usaha lainnya yang mempergunakan uap air, gas atau uap bertekanan tinggi.
2. Yang dipergunakan untuk membuat mengerjakan dan menyimpan
mesin dan bahan peledak lainnya termasuk pabrik dan tempat penyimpanan petasan.
3. Yang dipergunakan untuk membuat ramuan kimia, termasuk pabrik
korek api.
4. Yang dipergunakan untuk memperoleh, mengerjakan dan
menyimpan bahan – bahan atsiri ( cluchting) atau mudah menguap.
5. Yang dipergunakan untuk penyulingan keringan kering dari bahan
– bahan tumbuh – tumbuhan dan hewan serta mengerjakan hasil yang diperoleh daripadanya, termauk pabrik gas.
(54)
7. Yang dipergunakan untuk menyimpan dan mengerjakan sampah.
8. Tempat pengeringan gandum/kecambah (moutchrij) pabrik bir,
(brandij), perusahan penyulingan, pabrik spiritus dari cuka dan perusahaan pemurnian, pabrik tepung perusahaan roti serta pabrik setrup buah–buahan.
9. Tempat pembantaian tempat pengulitan ( aardewark ) tempat
pembuatan batu merah, genteng, ubin tegel, tempat pembakaran gamping, gispadan pemasahan ( pembuatan ) kapur.
10. Tempat pencairan logam, tempat pencoran logam tempat
pertukangan besi, tempat penempahan logam, tempat pertukangan besi, tempat penempahan logam, tempat pemipihan logam, tempat pertukangan kuningan dan kaleng dan tempat pembuatan ketel. 11. Tempat penggilingan tras, penggergajian kayu dan pabrik minyak.
12. Galangan kapal kayu tempat pembuatan barang barang dari batu
dan penggergajian kayu, tempat pembuatan gilingan dan kreta, tempat pembuatan tong tempat pertukangan kayu.
13. Pabrik tapioka.
14. Pabrik untuk mengerjakan karet, getah ( gumi ) getah perca atau
bahan – bahan yang mengandung zat karet. 15. Perusahaan kawasan industri.
16. Tempat penyimpanan dan penjualan eceran minyak tanah, minyak
(55)
17. Bengkel speda dan speda motor. 18. Bengkel perbaikan mobil.
19. Perbaikan / atau service accu dan dinamo.
20. Tempat penampungan dan penjualan kertas–kertas bekas, besi
bekas, kayu bekas, plastik bekas dan barang–barang dagangan bekas lainnya.
21. Tempat peternakan unggas, sapi, sapi perah dan sejenisnya.
22. Pengepakan barang – barang dagangan sortasi perusahan ekspedisi.
23. Warung nasi, mie, bakso, sate dan sejenisnya termasuk warung
es/ice cream.
24. Ruang pamer kenderaan bermotor ( speda motor / show room ).
25. Tempat pencucian kenderaan bermotor ( speda motor, mobil dan
lain-lain ).
26. Tempat penyimpanan/mengolah/mengerjakan barang–barang
hasillaut, hasil bumi dan hasil hutan.
27. Tempat pembuatan makanan dan minuman serta perusahaan susu.
28. Tempat penjualan barang–barang dagangan dan usaha lainnya.
e. PERSYARATAN ( Pasal ayat 1 dan 2 perda No.22/2002) 1. Persyaratan umum sebagai berikut :
a. Mengisi surat permohonan.
b. Foto copy KTP pemilik atau penanggung jawab yang masih
(56)
c. Pas photo penanggung jawab perusahaan berwarna ukuran 3 x 4
sebanyak 3 lembar.
d. Foto copy NPWP pemilik / penanggung jawab atau NPWP
perusahaan yang bersangkutan.
e. Bagi perusahaan yang berbentuk PT. Melampirkan Foto copy akte
pendirian dan perubahan beserta foto copy pengesahan dari menteri hukum dan HAM yang dilegalisir.
f. Bagi perusahaan berbentuk CV. Dan Fa. Melampirkan foto copy
akte pendirian dan perubahan yang telah didaftarkan di pengadilan negeri yang dilegalisir
g. Bagi badan usaha yang berbentuk koperasi melampirkan foto copy
akte pendirian dan perubahan beserta foto copy pengesahan dari dinas koperasi setempat atas nama menteri.
h. Foto copy status kepemilikan tempat usaha yang dilegalisir ( sewa / milik sendiri ).
i. Foto copy SPPT dan bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan
(PBB) tahun terakhir.
2. Persyaratan tambahan khusus bagi perusahaan industri
a. Surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga
diketahui oleh lurah setempat (asli).
b. Foto copy surat izin mendirikan bangunan (SIMB) yang kegiatan
(57)
c. Rekomendasi dari Bappedalda kota medan untuk usaha industri yang wajib upaya pengelolaan lingkungan / upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL), kecuali bagi perusahaan bukan industri kecil.
3. Persyaratan tambahan khusus bagi perusahaan bukan industri :
a. Surat Keterangan domisili yang dikeluarkan oleh lurah setempat
(asli).
b. Rekomendasi dari dinas pencegahan pemadam kebakaran kota
Medan, khusus untuk usaha : tempat penyimpanan dan penjualan bahan–bahan kimia, penyimpanan dan penjualan karbit, penyimpanan dan penjualan eceran minyak tanah, minyak solar, premium, residu, spritus, alcohol dan gas elpiji dan sejenisnya.
c. Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tetangga
diketahui oleh lurah setempat dan rekomendasi dari badan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat kota Medan, khusus untuk usaha :
panti pijat, panti mandi uap, gelanggang perminan ketangkasan, diskotik, klub malam, pub, karaoke dan tempat penyelenggaraan kesenian tradisional dan sejenisnya.
d. Asli surat pernyataan tidak merasa keberatan dari jiran tertangga diketahui oleh lurah setempat, khusus untuk usaha :
1. Tempat pesewaan kenderaan, tempat penyimpanan / grasi /
(58)
penyimpanan / pool kontainer bengkel perbaikan mobil, perbaikan / servis accu dan dynamo, ruang pamer kenderaan bermotor ( show room ), tempat pencucian kenderaan bermotor ( speda motor, mobil dan lain – lain ).
2. Tempat penampungan dan penjualan kertas-kertas bekas, besi
bekas, kayu bekas, plastik bekas dan barang–barang dagangan bekas lainnya
e. Untuk perusahan besar bukan industri ;
1. Rekomendasi dari bappedalda kota medan untuk usaha besar
bukan industri yang wajib upaya pengelolaan lingkungan / upaya pemantauan lingkungan / upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL).
2. Foto copy surat izin mendirikan bangunan (SIMB) yang
kegiatan usahanya sesuai dengan peruntukan dilegalisir oleh instansi yang menerbitkan.
3. Melampirkan rekomendasi atau ijin teknis dari instansi terkait yang dilegalisir bagi perusahaan yang memohon jenis usaha yang memerlukannya.
4. Khusus untuk permohonan daftar ulang dan atau perubahan
(59)
Tarif Retribusi Ijin Gangguan
a. PERUSAHAAN INDUSTRI (Pasal 19 Perda No. 22/2002 dan SK.Walikota
No.47 Tahun 2002 Pasal 7 dan 8)
TARIF RETRIBUSI = TARIF LINGKUNGAN X INDEKS LOKASI X
INDEKS GANGGUAN X LUAS TEMPAT USAHA X INDEKS LUAS BANGUNAN
Tabel 3.1
Klasifikasi Lingkngan dan Tarif
No Lingkungan Tarif
1 Industri/ kawasan industri Rp 200,-
2 Pertokoan Rp 275,-
3 Pasar Rp 275,-
4 Pemukiman Rp 400,-
5 Pergudangan Rp 225,-
6 Sosial Rp 500,-
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah)
Tabel 3.2
Klasifikasi Lokasi dan Indeks
No Lokasi Indeks
1 Jalan Utama
Jalan utama adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar lebih dari 2,5 m dan ukuran panjang tidak melebihi 18 m muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melebihi 10 Ton.
1
2 Sekunder
Jalan sekunder adalah arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m dan ukuran panjang tidak melebihi 10 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melebihi 10 Ton.
2
3 Jalan Lingkungan
Jalan Lingkungan adalah jalan kolektor atau jalan lokal yang yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,1 m dan ukuran panjang tidak melebihi 9 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan tidak melbihi 8 Ton.
3
(60)
Tabel 3.3
Klasifikasi Gangguan dan Indeks
No Gangguan Indeks
1 Besar
Indek Gangguan Besar adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkuatan diatas 100 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong O (baku mutu berat).
3
2 Menengah
Indek Gangguan Menengah adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkuatan diatas 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (baku mutu sedang).
2
3 Kecil
Indek Gangguan Kecil adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan 50 PK atau tingkat mutu udara dengan emisi tergolong A (baku mutu kecil).
1
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah)
Tabel 3.4
Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks
No Luas Bangunan Indeks
1 Kurang dari 100 m2 1
2 Besar dari 100 m2 – 1000m2 0,90
3 Besar dari 1000 m2 0,75
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT ( 2013 )
b. BUKAN PERUSAHAAN INDUSTRI (Pasal 20 Perda No. 22/2002 dan SK.
Walikota No. 47 Tahun 2002 Pasal 7, 8, 9, 10)
TARIF RETRIBUSI = TARIF LINGKUNGAN X INDEKS LOKASI X
INDEKS GANGGUAN X LUAS TEMPAT USAHA X INDEKS LUAS BANGUNAN X INDEKS JENIS USAHA X INDEKS JENIS BANGUNAN
(61)
Tabel 3.5
Klasifikasi Lingkungan dan Tarif
No Luas Bangunan Tarif
1 Pusat Kawasan Niaga
Pusat Kawasan Niaga adalah pusat tempat kegiatan usaha yang direncanakan dan dibuat secara terpadu seperti pusat perbelanjaan, plaza dan mobil.
Rp 500,-
2 Kawasan Niaga
Kawasan niaga adalah kawasan atau lingkungan yang telah berkembang menjadi tempat kegiatan usaha.
Rp 450,- 3 Perkantoran
Perkantoran adalah kawasan atau lingkungan yang telah berkembang menjadi kawasan perkantoran.
Rp 525,- 4 Campuran
Campuran adalah kawasan atau lingkungan yang merupakan tempat tinggal atau perumahan, niaga, dan perkantoran.
Rp 425,-
5 Industri/Kawasan Industri/Pergudangan
Industri/Kawasan Industri/Pergudangan adalah kawasan atau lingkungan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri dan pergudangan.
Rp 400,-
6 Pendidikan
Pendidikan adalah kawasan atau lingkungan yang merupakan tempat-tempat berdiri berdirinya gedung-gedung sekolah dan atau perguruan tinggi.
Rp 400,- 7 Pemukiman
Pemukiman adalah kawasan atau lingkungan tempat tinggal atau lingkungan tempat tinggal atau perumahan.
Rp 400,- Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)
Tabel 3.6
Klasifikasi Lokasi dan Indeks
No Lokasi Indeks
1 Jalan Utama Inti Kota 3
2 Jalan Utama Pinggiran Kota 2
3 Jalan Sekunder Inti Kota 2
4 Jalan Sekunder Pinggiran Kota 1
5 Jalan Lingkungan Inti Kota 1
6 Jalan Lingkungan Pinggiran Kota 0,75
(62)
Tabel 3.7
Klasifikasi Gangguan dan Indeks
No Gangguan Indeks
1 Besar
Indek gangguan besar adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan diatas 100 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (buku mutu berat).
3
2 Menengah
Indek gangguan menengah adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan diatas 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong o (baku mutu sedang)
2
3 Kecil
Indek gangguan kecil adalah jika perusahaan menggunakan tenaga penggerak berkekuatan 50 PK atau tingkat baku mutu udara dengan emisi tergolong A (baku mutu kecil)
1
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)
Tabel 3.8
Klasifikasi Luas Bangunan dan Indeks
No Luas Bangunan Indeks
1 Kurang dari 24 M2 3
2 Lebih dari 24 M2 – 40 M2 2,5
3 Lebih dari 40 M2 – 100 M2 2,25
4 Lebih dari 100 M2 – 500 M2 1,5
5 Lebih dari 500 M2 - 1000 M2 1
6 Lebih dari 1000 M2 – 2000 M2 0,75
7 Lebih dari 2000 M2 – 5000 M2 0,50
8 Lebih dari 5000 M2 – 7000 M2 0,40
9 Lebih dari 7000 M2 – 10.000 M2 0,25
10 Lebih dari 10.000 M2 0,15
(63)
Tabel 3.9
Klasifikasi Jenis Usaha dan Indeks
No Jenis Usaha Indeks
1 Hiburan dan pariwisata 2
2 Angkutan 2
3 Perbengkelan 2
4 Dagang 1
5 Perbankan dan keuangan 1
6 Konstruksi 1
7 Usaha hewan peliharaan 1,5
8 Rumah sakit klinik 0,50
9 Usaha lainnya 1
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013, diolah)
Tabel 3.10
Klasifikasi Jenis Bangunan dan Indeks
No Jenis Bangunan Indeks
1 Permanen Lux
Permanen Lux adalah bangunan yang atapnya mempergunakan genteng keramik, dinding beton, lantai granit/ marmer atau ruang tempat usaha dilengkapi dengan fasilitas yang modern,
3
2 Permanen
Permanen adalah bangunan yang atapnya mempergunakan seng, dindingnya terbuat dari beton dan lainnya mempergunakan keramik atau trasa.
2
3 Semi Permanen
Semi Permanen adalah bangunan yang atapnya mempergunakan seng, dindingnya setengah terbuat dari beton dan setengah lagi mempergunakan papan dan lantainya terbuat dari cor semen.
1
4 Darurat
Darurat adalah bangunan yang atapnya mempergunakan seng atau rumbi, dindingnya terbuat dari papan dan lantainya tanah.
0,75
Sumber : Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013,diolah) Adapun syarat-syarat tambahan dalam pedoman teknis pada Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Bukan Perusahaan Industri yaitu :
(64)
diperpanjang kembali, dengan perhitungan retribusi sebesar 50 % dari ketentuan yang diatur dalam pasal 20 ayat (1) dan (2).
b. Setiap Perubahan ijin gangguan dipungut retribusi sebesar 75 % dari
retribusi ijin gangguan (Pasal 9 ayat 2).
c. Daftar ulang ijin gangguan dipungut retribusi sebesar 75 % dari retribusi ijin (Pasal 21 ayat 1)
d. Terhadap perusahaan yang berbentuk badan hukum dipungut tambahan
retribusi sebesar Rp 25.000,- di luar sebagaimana diatur pada pasal 21 ayat (2).
e. Bagi perusahaan yang memohon ijin ditempat yang telah diberikan ijin pada
perusahaan lain dipungut retribusi sebesar 75 % dari retribusi ijin (Pasal 21 ayat 3).
f. Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 % sebulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD (pasal 25)
g. Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang
ditentukan, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % dengan menerbitkan STRD (pasal 26).
h. Bagi perusahaan yang terlambat mendaftar ulang dan membayar retribusi
daftar ulang dikenakan denda administrasi sebesar 2 % perbulan yang dihitung dari saat jatuh tempo daftar ulang.
(65)
MASA BERLAKU IJIN ( PASAL 8 HURUF g PERDA NO 22/2002 ) :
a. Jangka waktu berlakunya ijin gangguan ditetapkan selama usaha masih
berjalan.
b. Dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap ijin gangguan
sebagaimana tersebut di atas wajib dilakukan pendaftaran ulang : 1. Untuk perusahaan industri 1 ( satu ) tahun sekali
2. Untuk perusahaan bukan industri setiap 3 ( tiga ) tahun sekali.
Waktu pemrosesan / penerbitan ijin
Pemrosesan ijin paling lama 7 hari kerja.
(66)
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayan Perijinan Terpadu (BPPT) kota medan, maka penulis menarik kesimpulan berikut :
1. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah suatu instansi
pemerintah yang bergerak di bidang perijinan bagi perusahaan industri dan non industri. Instansi ini di bawahi oleh pemerintahan kota Medan. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dipimpin oleh kepala badan yaitu Ir. Wiria Alrahman, MM dan membawahi sekretaris yaitu Drs. M. Syaffaruddin, M.SI serta terbagi atas beberapa bidang yaitu bagian sekkretariat, bidang pelayanan perijinan I, bidang pelayanan perijinan II, bidang pelayanan perijinan III dan Bidang pelayanan perijinan IV.
2. Pada bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
kota Medan memiliki beberapa pegawai yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kepala bidang ketua tim teknis dan tim teknis. Dimana tim teknis dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian teknis lapangan dan bagian teknis kantor.
3. Tim teknis lapangan dibagi berdasarkan lokasi yang telah ditetapkan yaitu
bagian Medan timur, Medan barat, dan Medan tengah. Dimana mereka bertugas untuk meninjau data perusahan industri dan perusahaan non
(67)
Acara Pemeriksaan) yang berisi nama perusahaan, alamat perusahaan, luas tanah atau tempat perusahaan, fotocopy NPWP perusahaan atau yang mempunyai perusahaan, pas photo 3x4, akte perusahaan, fotocopy ktp. Apabila perusahaan sudah pernah mengurus ijin sebelumnnya dan akan membuat ijin perpanjangan harus membawa ijin yang lama. Kemudian tim teknis merekomendasikannya kepada kepala Bidang Pelayanan Perijinan II dan meminta persetujuan apakah berkas tersebut diterima atau ditolak.
4. Tim teknis kantor terdiri dari tim teknis pencetak (tim pencetak nomor
berkas ganjil dan tim pencetak nomor berkas genap) dan tim teknis pengelola. Tim teknis pencetak bertugas mencetak blangko ijin yang sudah disetujui oleh kepala bidang. Sedangkan tim teknis pengelola bertugas memeriksa hasil pencetakan blangko yang dicetak oleh tim teknis pencetak.
5. Semua pekerjaan kantor di kantor bagian bidang pelayanan perijinan II
sudah dilakukan dengan sederhana dan semudah mungkin, tata cara yang rumit semaksimal mungkin dihindarkan dan mencari alternatif yang lebih mudah, sehingga sedapat mungkin menghindarkan penggandaan pekerjaan yang berlebihan dan segala macam tumpang tindih pekerjaan.
6. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem kerja, yaitu :
a. Masih ada terdapat pegawai yang kurang tanggap terhadap informasi
yang disampaikan
b. Sarana pendukung yang masih kurang memadai
c. Masih terdapat tidak sesuainya penempatan dibidang masing – masing
(68)
B. SARAN
1. Dengan keterbatasan sumber daya manusia, ada baiknya Kepala Badan
Pelayanan Perijinan terpadu Kota medan Segera mengajukan Permohonan kembali kepada Walikota Medan untuk menambah alat – alat yang menunjang jalannya prosedur kerja dan sistem kerja pada bidang pelayanan perijinan II dan memberikan pelatihan secara khusus kepada pegawai sesuai dengan bidang penempatan masing – masing agar terciptanya efisiensi dan efektifitas dalam pekerjaan.
2. Bidang pelayanan perijinan II telah membagi karyawanya menjadi beberapa
tim, sebaiknya pemimpin Bidang Pelayanan Perijinan II memberikan arahan yang jelas dan terperinci tentang tugas yang harus dilakukan setiap tim di bagian Bidang Pelayanan Perijinan II agar tidak terjadinya pekerjaan ganda. 3. Perlu adanya kontrol internal dan eksternal dari pihak perijinan maupun dari
luar perijinan terkait dengan prosedur kerja dan sistem kerja
4. Perlu adanya evaluasi terhadap kepala bidang dan staf nya terkait dengan
prosedur kerja dan sistem kerja
5. kepada tim teknis saat melakukan membuat blangko ijin supaya efisiennya
kertas dan waktu diharapkan memprint kekertas yang baiasa dulu sehingga saat melakukan pemeriksaan jika benar langsung dibuat ke belangko yang sebetulnya jika salah tidak membuang – buang kertas belangko agar tercapainya efektifitas pada bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan perijinan Kota Medan.
(69)
6. Untuk mencegah terjadinya hambatan komunikasi karena kurang tanggapnya pegawai dan kurangnya sarana pendukung pekerjaan ada baiknya kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan untuk memberikan senam setiap minggu agar otot dan fikiran segar saat bekerja, dan melakukan rapat sebulan sekali kepada bidang pelayanan perijinan II agar mengetahui prestasi kerja pegawai masing – masing.
(1)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayan Perijinan Terpadu (BPPT) kota medan, maka penulis menarik kesimpulan berikut :
1. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah suatu instansi pemerintah yang bergerak di bidang perijinan bagi perusahaan industri dan non industri. Instansi ini di bawahi oleh pemerintahan kota Medan. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dipimpin oleh kepala badan yaitu Ir. Wiria Alrahman, MM dan membawahi sekretaris yaitu Drs. M. Syaffaruddin, M.SI serta terbagi atas beberapa bidang yaitu bagian sekkretariat, bidang pelayanan perijinan I, bidang pelayanan perijinan II, bidang pelayanan perijinan III dan Bidang pelayanan perijinan IV.
2. Pada bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu kota Medan memiliki beberapa pegawai yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kepala bidang ketua tim teknis dan tim teknis. Dimana tim teknis dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian teknis lapangan dan bagian teknis kantor.
3. Tim teknis lapangan dibagi berdasarkan lokasi yang telah ditetapkan yaitu bagian Medan timur, Medan barat, dan Medan tengah. Dimana mereka bertugas untuk meninjau data perusahan industri dan perusahaan non
(2)
58
Acara Pemeriksaan) yang berisi nama perusahaan, alamat perusahaan, luas tanah atau tempat perusahaan, fotocopy NPWP perusahaan atau yang mempunyai perusahaan, pas photo 3x4, akte perusahaan, fotocopy ktp. Apabila perusahaan sudah pernah mengurus ijin sebelumnnya dan akan membuat ijin perpanjangan harus membawa ijin yang lama. Kemudian tim teknis merekomendasikannya kepada kepala Bidang Pelayanan Perijinan II dan meminta persetujuan apakah berkas tersebut diterima atau ditolak. 4. Tim teknis kantor terdiri dari tim teknis pencetak (tim pencetak nomor
berkas ganjil dan tim pencetak nomor berkas genap) dan tim teknis pengelola. Tim teknis pencetak bertugas mencetak blangko ijin yang sudah disetujui oleh kepala bidang. Sedangkan tim teknis pengelola bertugas memeriksa hasil pencetakan blangko yang dicetak oleh tim teknis pencetak. 5. Semua pekerjaan kantor di kantor bagian bidang pelayanan perijinan II
sudah dilakukan dengan sederhana dan semudah mungkin, tata cara yang rumit semaksimal mungkin dihindarkan dan mencari alternatif yang lebih mudah, sehingga sedapat mungkin menghindarkan penggandaan pekerjaan yang berlebihan dan segala macam tumpang tindih pekerjaan.
6. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem kerja, yaitu :
a. Masih ada terdapat pegawai yang kurang tanggap terhadap informasi yang disampaikan
b. Sarana pendukung yang masih kurang memadai
c. Masih terdapat tidak sesuainya penempatan dibidang masing – masing d. Sistem birokrasi yang berbelit – belit.
(3)
B. SARAN
1. Dengan keterbatasan sumber daya manusia, ada baiknya Kepala Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota medan Segera mengajukan Permohonan kembali kepada Walikota Medan untuk menambah alat – alat yang menunjang jalannya prosedur kerja dan sistem kerja pada bidang pelayanan perijinan II dan memberikan pelatihan secara khusus kepada pegawai sesuai dengan bidang penempatan masing – masing agar terciptanya efisiensi dan efektifitas dalam pekerjaan.
2. Bidang pelayanan perijinan II telah membagi karyawanya menjadi beberapa tim, sebaiknya pemimpin Bidang Pelayanan Perijinan II memberikan arahan yang jelas dan terperinci tentang tugas yang harus dilakukan setiap tim di bagian Bidang Pelayanan Perijinan II agar tidak terjadinya pekerjaan ganda. 3. Perlu adanya kontrol internal dan eksternal dari pihak perijinan maupun dari
luar perijinan terkait dengan prosedur kerja dan sistem kerja
4. Perlu adanya evaluasi terhadap kepala bidang dan staf nya terkait dengan prosedur kerja dan sistem kerja
5. kepada tim teknis saat melakukan membuat blangko ijin supaya efisiennya kertas dan waktu diharapkan memprint kekertas yang baiasa dulu sehingga saat melakukan pemeriksaan jika benar langsung dibuat ke belangko yang sebetulnya jika salah tidak membuang – buang kertas belangko agar tercapainya efektifitas pada bidang pelayanan perijinan II di Badan Pelayanan perijinan Kota Medan.
(4)
60
6. Untuk mencegah terjadinya hambatan komunikasi karena kurang tanggapnya pegawai dan kurangnya sarana pendukung pekerjaan ada baiknya kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan untuk memberikan senam setiap minggu agar otot dan fikiran segar saat bekerja, dan melakukan rapat sebulan sekali kepada bidang pelayanan perijinan II agar mengetahui prestasi kerja pegawai masing – masing.
(5)
Buku Standar Operasional Prosedur Perijinan BPPT (2013)
Sedarmayanti, 2001. Manajemen perkantoran.Bandung: Penerbit Mandar Maju
, 2001. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran Suatu Pengantar. Bandung: Bandar Maju
Sinambela, Prof.Dr.Lyan Poltak. 2006.reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi aksara
Sofyandi, herman, 2008.manajemen sumber daya manusia.yogyakarta:Graha Ilmu
Syamsi, S.U, Drs. Ibnu. 2004. Efisiensi Sistem, dan Prosedur Kerja.Yogyakarta: Penerbit Bumi Aksara
Warsidi, Adi, 2000. Administrasi perkantoran.Jakarta: Penerbit universitas Terbuka
Sumber Perundang-undangan
INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat.
Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum.
Surat Edaran Menkowasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998.
Keputusan Menpan No.KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
(6)
62
Keputusan Menpan No. KEP/26/M.PAN/2004 Tentang petunjuk teknis
Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi
danTata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.
Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
Peraturan Walikota Medan No. 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Sumber website