Fungsi Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan

4. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Gorda 2004 : 154 , fungsi kepemimpinan dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efisiensi perusahaan yaitu : a. Fungsi kepemimpinan sebagai innovator Sebagai innovator, pemimpin mampu mengadakan berbagai inovasi-inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk, sistem manajemen yang efektif dan efisien, maupun dibidang konseptual yang keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja perusahaan. b. Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator Sebagai komunikator, maka pimpinan harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan atau sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan mereka. c. Fungsi kepemimpinan sebagai motivator Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan yang mengarah kepada upaya mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya yang mampu memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. d. Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler Sebagai kontroler pengendali pemimpin melaksanakan fungsi pengawasan terhadap berbagai aktivitas perusahaan agar terhindar dari penyimpangan baik terhadap pemakaian sumber daya maupun didalam pelaksanaan rencana dan atau program kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara

5. Gaya Kepemimpinan

Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang individu dapat atau harus mempertahankan gaya konsisten dalam semua aktivitasnya. Justru sebaliknya ia harus bersifat sefleksibel mungkin, dan menyesuaikan gayannya dengan situasi spesifik dan individu-individu yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasannya membentu suatu pola atau bentuk tertentu. Menurut Nawawi 2003:115, gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan memimpin dalam mempengaruhi pikiran,perasaan, sikap dan prilaku para anggota organisasi bawahannya. Jenis gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan otoriter Gaya kepemimpinan ini menghmimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunnya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. 2. Gaya kepemimpinan demokratis Universitas Sumatera Utara Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. 3. Gaya kepemimpinan bebas Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. Kebanyakan pemimpin menggunakan ketiganya pada suatu waktu, tetapi gaya yang paling sering digunakan akan dapat dipakai untuk membedakan seorang manajer sebagai pemimpin yang otokratis demokratis atau bebas. Dalam praktek, sulit untuk menentukan gaya apa yang sedang dipakai oleh seorang pemimpin. Suatu saat pimpinan bisa keras otokratis dan di saat lain menunjukkan sikap yang lunak demokratis. Memang, tidak selamanya gaya lunak itu baik begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu gaya kepemimpinan keras- lunak nampaknya menentukan kesuksesan seorang pemimpin. Perbedaan tipe gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individual dan perilaku kelompok. Sebagai contoh partisipasi dalam pengambilan keputusan pada gaya kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja serta menurunkan ketergantungan terhadap pemimpin. Universitas Sumatera Utara Gaya kepemimpinan ini menimbulkan kerugian dengan menurunnya produktivitas dan sulit mengambil keputusan yang dapat memuaskan semua pihak. Ini akan dapat dihindari dari pada gaya kepemimpinan otokratis. Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghendaki masalah pemberian perintah kepada bawahan. Kepemimpinan demokrasi cenderung mengikuti pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat. Kepemimpinan bebas, pemimpin memberikan kepemimpinannya bila diminta. D. Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan. Pimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Pimpinan merupakan seseorang yang menjadi panutan bagi para pegawainya. Begitu juga dengan pimpinan yang ada di BPPT Kota Medan. Pimpinan sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja para pegawainya. Pimpinan bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing. Dengan adanya dorongan dan bimbingan dari pemimpin, maka diharapkan pegawai menjadi termotivasi, dan dengan motivasi tersebut maka semangat kerja pegawai meningkat dan akan membuat disiplin kerja pegawai juga semakin tinggi. Setiap pimpinan pasti ingin agar segala kehendaknya dipatuhi oleh para pegawai dan agar para pegawai dapat bekerja secara disiplin. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersikap otoriter terhadap pegawainya. Pimpinan harus dapat mengarahkan dan membimbing pegawainya dengan cara yang lembut, dan mencoba memahami berbagai tingkah laku para pegawainya. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersifat lemah terhadap bawahannya. Pimpinan yang Universitas Sumatera Utara lemah bukan hanya akan melemahkan jalannya organisasi, tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari bawahannya. Berdasarkan data survey yang dilakukan penulis terhadap pegawai di kantor BPPT Kota Medan diketahui bahwa terdapat gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan yang ada di BPPT Kota medan. Pimpinan BPPT Kota Medan dalam kepemimpinannya menerapkan gaya kepemimpinan demokratis yaitu, salah satu gaya kepemimpinan yang melibatkan kelompok dalam mengambil keputusan dan memberi tanggung jawab kepada pegawai. Gaya kepemimpinan yang terjadi pada pimpinan BPPT Kota Medan ini mampu mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat disiplin kerja pegawai adalah tingkat absensi, ketepatan jam kerja, menyelesaikan tugas sesuai jadwal, dan ketaatan terhadap peraturan. Untuk memantau kehadiran pegawai dengan menggunakan sistem sensor sidik jari yang online dengan bagian kepegawaian Kota Medan. Masalah absensi merupakan masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan dalam bekerja. Pada BPPT Kota Medan, para pegawainya harus mematuhi ketepatan jam kerja yang telah ditentukan, yaitu: a. Pada hari Senin sampai dengan Kamis, pegawai apel pagi pada pukul 07.45 WIB, masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 16.20 WIB. b. Pada hari Jumat, pegawai apel pagi pada pukul 07.45 WIB masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat pukul 12.00-14.00 WIB dan pulang pukul 16:45 WIB. c. Pada hari Sabtu tidak masuk kerja libur Universitas Sumatera Utara Pada BPPT Kota Medan, pimpinan sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini terbukti dari tingkat disiplin kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai yang ada. Contohnya saja dalam hal absen, dapat dikatakan bahwa kehadiran para pegawai sudah cukup baik. Apabila para pegawai berhalangan untuk hadir, maka mereka menulis surat yang menyatakan keterangan bahwa mereka berhalangan untuk masuk. Dan dapat dilihat dari presentase yang ada pada Tabel 3.1 beikut ini : Tabel 3.1 Tingkat Absensi Para Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Tahun 2014 Bulan Jumlah Pegawai BPPT Kota Medan Tingkat Kehadiran Pegawai Absen Izin Sakit Aktif Tidak Aktif Maret 84 21 25 5 5,9 3 3,5 65,6 34,4 April 83 19 22,8 5 6 4 4,8 66,4 33,6 Mei 83 20 24,1 4 4,8 6 7,2 63,9 36,1 Sumber : Sub Bagian Umum BPPT Kota Medan 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat, walaupun terjadi fluktuasi atau perubahan setiap bulan tetapi keadaan ini dapat dikatakan sudah cukup baik, dimana persentase para pegawai yang aktif lebih besar daripada yang tidak aktif. Terjadinya penurunan yang aktif pada bulan Mei 2014 dapat disebabkan karena menurunnya semangat kerja para pegawai dan sebagai seorang pemimpin, harus dapat mengendalikan tingkat kehadiran pegawai serta mengatasi penurunan pada tingkat kehadiran pegawai tersebut. Untuk meningkatkan kedisiplinan pada BPPT Kota Medan akan diberikan sanksi kepada pegawai yang datang terlambat, pulang cepat, tidak masuk dan Universitas Sumatera Utara meninggalkan tugas pada jam kerja lebih dari 4 kali tanpa ijin dikenakan sanksi berupa pengurangan tambahan penghasilan atas dasar beban kerja berdasarkan peraturan Walikota Medan Nomor 3 Tahun 2012 sebesar 5-50, surat peringatan dan pemindahan pegawai. Tindakan ini dapat dikatakan cukup baik, karena dengan adanya sanksi tersebut, maka setiap pegawai akan berpikir kembali untuk mangkir dari pekerjaan. Apabila kebiasaan ini dapat berlangsung dalam waktu lama, maka hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik, dimana disiplin akan dapat ditegakkan. Selain dari tingkat kehadiran pegawai, disiplin kerja pegawai pada BPPT Kota Medan dikatakan sudah cukup baik dilihat dari pegawai yang datang dan pulang pada tepat waktu, pegawai yang berpakaian rapi dan bertingkah laku dengan sopan, ketepatan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik, serta mematuhi semua peraturan yang ditetapkan. Dalam hal meningkatkan disiplin kerja, pimpinan BPPT Kota Medan telah beberapa kali melaksanakan rapat agar pimpinan mengetahui bagaimana kinerja karyawan dalam bekerja. Dengan adanya pertemuanrapat tersebut pimpinan harus menerima keluhan atau masukan dari pegawai selama pegawai tersebut bekerja pada BPPT Kota Medan. Dengan diadakannya pertemuan tersebut diharapkan akan tercipta disiplin dalam bekerja dan tercipta semangat kerja serta dapat terciptanya tujuan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 47 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan