Latar Belakang Masalah Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standard yang ditentukan. Menurut Rasdiana 2005:28 disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Oleh karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan bijak. Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis Nitisemito, 2002:199. Perilaku tidak disiplin yang timbul merupakan cerminan dari persepsi negatif pegawai terhadap kontrol yang dilakukan oleh perilaku pimpinan. Sebaliknya perilaku disiplin seorang pegawai yang timbul merupakan cerminan dari persepsi positif terhadap kontrol atasan atau pimpinan. Rivai 2004:233 mengatakan bahwa banyak yang mengira disiplin sebagai sebuah proses yang negatif, yaitu sesuatu yang didasari memaksa karyawan pada tingkah laku yang bermasalah. Sikap seperti ini dapat Universitas Sumatera Utara menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua orang yang terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan sebagai sebuah kesempatan untuk membalik sebuah situasi yang bermasalah menjadi suatu yang menguntungkan semua pihak dan untuk mengubah perilaku serta bukan untuk menghukum pegawai yang bermasalah. Kenyataannya sebagian pegawai perilakunya sesuai dengan harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup diterima, namun ada pula beberapa pegawai yang sering menimbulkan masalah walaupun tidak semuanya seperti itu. Menurut Hasibuan 2000:190 kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari pimpinan karena semakin disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja pegawai dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut. Thoha 2007:7 menyatakan kepemimpinan leadership dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin leader dalam mengarahkan, mendorong, dan mengatur seluruh unsur-unsur dalam kelompok atau organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Kriteria pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi creator pencipta dan motivator pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu peningkatan disiplin kerja pegawainya. Faktor kepemimpinan memegang peranan yang terpenting karena pemimpin yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai Universitas Sumatera Utara tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Masalah kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah. Untuk mewujudkan pegawai yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan organisasi, karena dalam perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang terpenting adalah perubahan individu. Perubahan pada individu tidak mudah, tetapi harus melalui proses. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas pemimpin. Dinas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Medan adalah suatu instansi penyedia pelayanan perijinan di Kota Medan. Kepemimpinan dalam kerja merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan memiliki pengaruh terhadap disiplin kerja pegawai demi tercapainya kualitas pelayanan publik. Setiap perusahaan selalu ingin meningkatkan disiplin kerja pegawainyanya semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuan perusahaan. Apabila perusahaan lalai dalam memperhatikan maka disiplin kerja pegawai akan menurun. BPPT Kota Medan dalam usahanya mencapai disiplin kerja pegawai sering melaksanakan rapat rutin agar pimpinan mengetahui bagaimana kinerja pegawai dalam bekerja. Disamping itu juga pimpinan harus mengetahui keluhan Universitas Sumatera Utara atau masukan dari pegawai selama pegawai tersebut bekerja pada BPPT Kota Medan. Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi pimpinan dalam mengawasi untuk meningkatkan disiplin kerja pegawainya, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti secara langsung pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan dengan memilih judul : “PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN KOTA MEDAN”.

B. Perumusan Masalah