HASIL PENELITIAN Piagam Sertifikat Medali Tanda Kehormatan

108

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kohort, dengan pemeriksaan awal pada saat kedatangan dan dilakukan follow-up pada hari ke 14 dan 3 bulan kemudian, selama kurun waktu Juli 2013 sampai dengan November 2013, didapatkan hasil sebagai berikut Lihat tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Demografik Subjek Penelitian Parameter Frekuensi Usia Muda N Frekuensi Usia Tua N Total n Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 26 42 35 33 61 44,9 75 55,1 Suku Bangsa Aceh Batak Karo Batak Mandailing Batak Toba Melayu Minangkabau Jawa 6 11 7 8 11 13 12 2 15 16 10 7 10 8 8 5.9 26 19.1 23 16,9 18 13,2 18 13,2 23 16.9 20 14.7 Pekerjaan PNS Ibu Rumah Tangga Wiraswasta 46 17 5 37 15 16 93 61 32 23,5 21 15,4 Pendidikan Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Perguruan Tinggi 5 4 2 43 14 2 6 4 34 22 7 5,2 10 7,4 6 4,4 77 56,6 36 26,5 Genotip GG GA AA 41 21 6 49 16 3 90 66,2 37 27,2 9 6,6 Fibrinogen 0 Normal Tinggi Fibrinogen 90 Normal Tinggi 52 16 63 5 49 19 59 9 101 74,3 35 25,7 122 89,7 14 10,3 Head CT Scan Infark kiri Infark kanan 24 44 21 47 68 50 68 50 Universitas Sumatera Utara Seratus tiga puluh enam penderita stroke iskemik akut, terdiri dari 61 orang laki-laki dan 75 orang perempuan berpartisipasi dalam penelitian ini. Diagnosis stroke iskemik dikonfirmasi dengan Head CT scan, pengamatan semua variabel yang di analisis, mulai dilakukan dan dianggap sebagai data hari ke-0. Selanjutnya selama rawatan dilakukan evaluasi ulang pada hari ke-14 dan hari ke-90. Selama penelitian semua penderita mendapat aspirin. Luarannya adalah untuk mengetahui distribusi genotip GG, GA, dan AA serta predisposisi allel A pada fibrinogen gen promoter -455 GA sebagai predisposisi terjadinya aterotrombosis. Setelah tiga bulan pemberian aspirin, luaran yang diharapkan adalah untuk mengetahui penurunan kadar fibrinogen pada kelompok genotip serta nilai rerata BI dan mRS Sampel dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok penderita stroke usia muda 55 tahun dan kelompok penderita stroke usia tua 55 tahun sebanyak 68 orang. Penelitian ini melibatkan 136 penderita stroke iskemik akut dengan rerata usia 57 + 13,048 tahun dimana usia termuda 24 tahun dan usia tertua 84 tahun. Dengan menetapkan batasan usia muda adalah 55 tahun diperoleh rerata usia muda 45,21 + 6,494 tahun dan batasan usia tua adalah 55 tahun diperoleh rerata usia tua 68,62 + 6,917 tahun pada RS Adam Malik beserta jejaringnya. Dari hasil penelitian tentang karakteristik subjek penelitian ini diperoleh proporsi yang hampir seimbang untuk kelompok usia muda dan usia tua. Karakteristik pada jenis kelamin pada penelitian ini terdiri atas 44,9 laki-laki dan 55,1 perempuan. Universitas Sumatera Utara Pada usia muda dijumpai jenis kelamin perempuan yang terbanyak yaitu 42 dari 68 sampel dan pada usia tua dijumpai jenis kelamin laki-laki yaitu 35 dari 68 sampel. Proporsi yang hampir seimbang, juga diperoleh untuk semua parameter suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, genotip, kadar fibrinogen plasma dan Head CT Scan tabel 4.1. 4.2 Analisis Polimorfisme Genotip Gen Beta Fibrinogen -455 GA Gambaran elektroforesis produk PCR gen beta fibrinogen -455 GA diperlihatkan pada gambar 4.1. Kemudian produk PCR didigesti oleh enzim restriksi HaeIII. Tabel 4.2 Lokasi Elektroforesis Polimorfisme Gen Beta fibrinogen -455 GA Sekuens Primer Kondisi annealing ER Hasil Genotip: bp F:5’GAACATTTTACCTTATGTGAATTA AGG-3’ R: 5’-GAAGCTCCAAGAAACCATCC-3’ 95 o C 15 sampai 45 detik Hae III GG: 488, 181 GA:181, 488, 669 AA: 669 M T26 T27 T28 T29 T30 T31 T32 T33 T34 T35 T36 T37 T38 T39 T40 Gambar 4.1 Foto Hasil Produk PCR FGB -455 GA pada Usia Tua. Keterangan: M= marker, lane T 26, T 27, T 30, T 31, T 32, T 33, T 34, T 35, T 36, T 37, T 38, T 39 dan T 40 tampak genotip GG pada pita 488 dan 181base pair; lane T 28, T 29 tampak genotip GA pada pita 181, 488 dan 669 base pair. M GG GG GA GA GG GG GG GG GG GG GG GG GG GG GG 669 bp 488 bp 181 bp 500 bp Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 di atas memperlihatkan gambaran hasil elektroforesis amplifikasi genotip beta fibrinogen -455 GA pada usia tua, homozigot GG berlokasi pada 488 dan 181 bp dan homozigot GA berlokasi pada 181, 488 dan 669 bp. Sedangkan gambaran genotip heterozigot yang terlihat bahwa enzim retriksi memotong pada tiga fragmen pita, yaitu pada 181 bp, 488 bp dan 669 bp. Kondisi PCR pada polimorfisme gen beta fibrinogen – 455 GA dilakukan dengan 35 siklus yang terdiri atas 15 detik pada 95 o celcius, 45 detik pada 52 o celcius, 30 detik pada 72 o celcius, 7 menit pada 72 o celcius dan 7 menit pada 16 o celcius tabel 4.2 4.3 Perbedaan Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Menurut Usia Gambar 4.2 Distribusi genotip Stroke Iskemik berdasarkan usia Pada gambar 4.2 di atas, usia muda distribusi genotip dijumpai GG 60,3, GA 30,9 dan AA 8,8. Pada usia tua distribusi genotip dijumpai GG 72, GA 23,5 dan AA 4,4. Berdasarkan analisis statistik uji Chi- Square, distribusi genotip penderita stroke iskemik menurut usia, muda 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 U S IA M U D A A A G A G G 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 U S IA T U A A A G A G G Universitas Sumatera Utara dan tua berbeda secara signifikan p 0.05, dimana persentase genotip AA lebih banyak pada usia muda. 4.4 Perbedaan Kadar Fibrinogen Plasma Menurut Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Gambar 4.3 Grafik Hasil Kadar Fibrinogen Plasma hari ke-0 dan ke-90 Gambar 4.3 di atas menunjukkan sebaran kadar fibrinogen plasma pada hari ke-0 dan hari ke-90. Rerata kadar fibrinogen plasma pada hari ke-0 adalah 305,48 + 98,109 mgdl dan rerata kadar fibrinogen plasma pada hari ke-90 adalah 242,19 + 91,725 mgdl. Dari analisis uji T test berpasangan, ditemukan adanya perbedaan penurunan kadar fibrinogen yang signifikan antara sebelum hari ke-0 dan sesudah hari ke-90 pemberian aspirin untuk genotip GG dan GA p=0,162 tabel4.3. Kemudian dilakukan uji ANOVA terhadap kadar fibrinogen menurut genotip GG, GA, dan AA. Hasil penelitian didapatkan bahwa di antara 136 subjek penelitian stroke trombosis fase akut genotip GG dijumpai kadar Mean Hari Ke-0 Awal Akhir Mean Hari Ke-90 Universitas Sumatera Utara fibrinogen sebelum pemakaian obat aspirin yaitu 298,07  92,53 mg dl dan sesudah pemakaian obat aspirin yaitu 235,63  85,31 mg dl. Pada genotip GA dijumpai kadar fibrinogen sebelum pemakaian obat aspirin yaitu 309,59  105,94 mg dl dan sesudah pemakaian obat aspirin yaitu 250,9  103,28 mg dl. Pada genotip AA dijumpai kadar fibrinogen sebelum pemakaian obat aspirin yaitu 362,70  110,95 mg dl dan sesudah pemakaian obat aspirin yaitu 272,04  105,69 mg dl tabel 4.3 Dari analisis statistik uji T test berpasangan ditemukan adanya perbedaan penurunan kadar fibrinogen plasma yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian aspirin untuk genotip GG dan GA p0,05. Analisis statistik selanjutnya dengan menggunakan uji ANOVA ditemukan tidak adanya perbedaan kadar fibrinogen plasma baik sebelum atau sesudah pemberian aspirin p0,05. Berikut ini tabel 4.3 dibawah ini menunjukkan perbedaan kadar fibrinogen plasma menurut genotip. Tabel 4.3. Perbedaan Kadar Fibrinogen Plasma menurut Genotip Beta Fibrinogen -455 GA Genotip Sebelum SD x  Sesudah SD x  p GG GA AA 298,07  92,53 309,59  105,94 362,70  110,95 235,63  85,31 250,91  103,28 272,04  105,69 0,0001 0,0001 0,07 p 0,162 0,421 Uji Paired T , Uji ANOVA Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Perbedaan Kadar Fibrinogen Plasma menurut Allel Pre dan Pasca Aspirin Allel Sebelum SD x  Sesudah SD x  p Allel G Allel A 301,44  96,34 319,98  107,99 240,08  90,76 255,04  102,92 0,001 0,019 p 0,070 0,314 Uji Paired T , Uji Unpaired T Test Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan nilai rendah atau tinggi untuk allel G Genotip GG dan allel A Genotip GA+AA. Kadar fibrinogen plasma sebelum pemberian aspirin adalah 301,44  96,34 mgdl dan sesudah pemberian aspirin adalah 240,08  90,76 mgdl pada allel G, sedangkan pada Allel A kadar fibrinogen plasma sebelum pemberian aspirin adalah 319,98  107,99 mgdl dan sesudah pemberian aspirin adalah 255,04  102,92 mgdl. Analisis statistik dengan menggunakan uji T test berpasangan dijumpai adanya perbedaan penurunan kadar fibrinogen plasma yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian aspirin untuk tiap allel p0,05. Analisis statistik selanjutnya dengan menggunakan uji T Test tidak berpasangan dijumpai tidak terdapat perbedaan kadar fibrinogen plasma antara allel, baik sebelum pemberian maupun sesudah pemberian aspirin p0,05. 4.5 Perbedaan Kadar Fibrinogen Plasma Menurut Usia Perbedaan kadar fibrinogen plasma menurut usia muda tua, sebelum pemberian aspirin pada usia muda memperlihatkan bahwa kadar Universitas Sumatera Utara fibrinogen plasma adalah 310,45  107,29 mgdl dan pada usia tua adalah 300,51  88,51 mgdl. Sesudah pemberian aspirin, pada usia muda memperlihatkan bahwa kadar fibrinogen plasma adalah 248,65  100,71 mgdl dan pada usia tua adalah 235,75  82,01 mgdl. Tabel 4.5 Perbedaan Kadar Fibrinogen Pre dan Pasca Aspirin Menurut Usia Usia Sebelum SD x  Sesudah SD x  . p Usia : 55 tahun 310,45  107,29 248,65  100,71 0,001 Usia : 55 tahun 300,51  88,51 235,75  82,01 0,001 . p 0,56 0,41 Uji Paired T test, Uji Unpaired T test Dalam uji statistik T tes berpasangan kadar fibrinogen plasma pada tabel 4.5 di atas menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu penurunan kadar fibrinogen sebelum dan sesudah pemberian aspirin p 0,05. Analisis statistik selanjutnya dengan menggunakan uji statistik T tes, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar fibrinogen plasma antara usia muda tua, baik sebelum atau sesudah pemberian aspirin p0,05. Universitas Sumatera Utara 4.6 Perbedaan Nilai BI mRS Pre dan Pasca Aspirin Menurut Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Penilaian luaran pada penelitian stroke iskemik ini dilakukan pada hari ke-0, ke-14 dan ke-90 hari stroke iskemik. Penilaian tersebut berdasarkan skala mRS dan BI. Penilaian skala BI, dikatakan luaran baik apabila skor BI 60 dan luaran buruk apabila skala BI 60. Sedangkan penilaian skala mRS, dikatakan luaran baik apabila skala mRS 3 dan luaran buruk apabila skala mRS 3. Tabel 4.6.a Perbedaan Nilai BI Pre dan Pasca Aspirin Menurut Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Genotip BI 0 BI14 BI 90 Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk n n n N N N GG GA AA 39 18 5 51 19 4 46 15 4 44 22 5 45 24 5 45 37 9 Total 62 74 65 71 74 91 . p 0,710 0,544 0,310 Uji Chi-Square Tabel 4.6.a di atas memperlihatkan bahwa distribusi skala BI baik dan buruk antar genotip GG, GA dan AA pada hari ke-0 tidak berbeda bermakna.. Demikian juga pada hari ke 14 dan hari ke 90. Pasca pemberian aspirin, terjadi perubahan nilai luaran klinis skala BI, dimana penderita stroke iskemik yang mengandung allel G menunjukkan perbaikan yang nyata dari waktu ke waktu sebesar 17,9 X 2 = 74,662. df Universitas Sumatera Utara =2, p 0,001. Sebaliknya, penderita stroke iskemik dengan allel A lebih banyak mengalami perburukan dari waktu ke waktu sebesar 80 gambar 4.4. Gambar 4.4. Perubahan nilai BI pasca pemberian aspirin menurut Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Gambar 4.4. diatas memperlihatkan gambar perbaikan dan perburukan nilai BI pasca pemberian aspirin menurut polimorfisme beta fibrinogen -455 GA. Pada perbaikan nilai BI allel G lebih banyak mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, sedangkan perburukan nilai BI allel A lebih banyak mengalami perburukan dari waktu ke waktu. PERBAIKAN NILAI BI PERBURUKAN NILAI BI Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6.b Perbedaan Nilai mRS Pre dan Pasca Aspirin Menurut Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Genotip mRS 0 mRS14 mRS90 Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk n n N N N N GG GA AA 72 32 8 18 5 1 89 37 9 1 89 37 9 1 Total 112 24 135 1 135 1 . p 0,594 0,773 0,773 Uji Chi-Square Tabel 4.6.b di atas menunjukkan bahwa distribusi nilai mRS baik dan buruk antar genotip GG, GA dan AA pada hari ke-0 tidak berbeda bermakna. Demikian juga pada hari ke 14 dan hari ke 90. Pasca pemberian aspirin, terjadi perubahan nilai luaran klinis skala mRS, dimana penderita stroke iskemik yang mengandung allel G menunjukkan perbaikan yang nyata dari waktu ke waktu X 2 = 74,662. df =2, p 0,001. Allel G pada skala mRS baik pada hari ke-14 adalah 89 dari 90, sementara skala mRS baik pada hari ke-0 adalah 72 dari 90. Fakta ini menunjukkan bahwa terjadi perbaikan klinis pada genotip GG yaitu 89-72 72 x 100= 23,6. Hal yang sama juga berlaku pada genotip GA. Namun, tidak demikian pada genotip AA. Setelah 14 hari pengobatan dengan aspirin, tidak dijumpai perbaikan klinis untuk semua genotip. Pada skala mRS hari ke-14 dan mRS hari ke-90 pasca pemberian aspirin, memperlihatkan seluruh penderita stroke iskemik mengalami perbaikan Universitas Sumatera Utara kecuali pada satu orang dari genotip GG adalah 189 x 100 = 1 gambar 4.5. Gambar 4.5.Perubahan nilai mRS pasca pemberian aspirin menurut Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455 GA Gambar 4.5 diatas memperlihatkan gambar perbaikan dan perburukan nilai mRS pasca pemberian aspirin menurut polimorfisme beta fibrinogen - 455 GA. Pada perbaikan nilai mRS allel G lebih banyak mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, sedangkan perburukan nilai mRS allel A lebih banyak mengalami perburukan dari waktu ke waktu. 4.7 Perbedaan Nilai BI mRS Pre dan Pasca Aspirin Menurut Usia Perbedaan antara nilai Barthel Indeks modified Rankin Scale pre dan pasca aspirin menurut usia dapat dilihat pada tabel 4.7.a dan 4.7.b dibawah ini. PERBAIKAN NILAI mRS PERBURUKAN NILAI mRS Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7.a Perbedaan Nilai Luaran skala BI pada Pengamatan Awal Pre-, 14 hari dan 90 hari Pasca Aspirin Menurut Usia Usia BI 0 BI 14 BI 90 . p Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk n n n n n n Muda Tua 32 30 36 38 33 32 35 36 35 39 33 29 0,902 Total 62 74 65 71 74 62 . p 0,731 0,864 0,491 Uji Chi-Square Tabel 4.7.b Perbedaan Nilai Luaran skala mRS pada Pengamatan Awal Pre-, 14 hari dan 90 hari Pasca Aspirin Menurut Usia Usia mRS 0 mRS 14 mRS 90 . p Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk n n n n n n Muda Tua 55 57 13 11 67 68 1 67 68 1 0,001 Total 112 24 135 1 135 1 . p 0,653 0,316 0,316 Uji Chi-Square Subjek usia muda dikatakan skala BI luaran baik pada awal pengamatan adalah sebanyak 32 dari 62 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 36 dari 74 orang. Waktu pengamatan 14 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala BI luaran baik adalah sebanyak 33 dari 65 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 35 dari 71 orang. Waktu Universitas Sumatera Utara pengamatan 90 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala BI luaran baik adalah sebanyak 35 dari 71 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 33 dari 62 orang. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna pada usia muda menurut waktu pengamatan antara skala BI awal, 14 hari dan 90 setelah pemberian aspirin, yaitu p 0,05 tabel 4.7.a Subjek usia tua dikatakan skala BI luaran baik pada awal pengamatan adalah sebanyak 30 dari 62 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 38 dari 74 orang. Waktu pengamatan 14 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala BI luaran baik adalah sebanyak 32 dari 65 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 36 dari 71 orang. Waktu pengamatan 90 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala BI luaran baik adalah sebanyak 39 dari 74 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 29 dari 62 orang. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna pada usia muda menurut waktu pengamatan antara skala BI awal, 14 hari dan 90 setelah pemberian aspirin, yaitu p 0,05 tabel 4.7.a Subjek usia muda dikatakan skala mRS luaran baik pada awal pengamatan adalah sebanyak 55 dari 112 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 13 dari 24 orang. Waktu pengamatan 14 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala mRS luaran baik adalah sebanyak 67 dari 135 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 1 dari 1orang. Waktu pengamatan 90 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala mRS luaran baik adalah sebanyak 67 dari 135 orang dan luaran buruk Universitas Sumatera Utara adalah sebanyak 1 dari 1 orang. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna pada usia muda menurut waktu pengamatan antara skala mRS awal, 14 hari, dan 90 setelah pemberian aspirin, yaitu p 0,05 tabel 4.7.b Subjek usia tua dikatakan skala mRS luaran baik pada awal pengamatan adalah sebanyak 57 dari 112 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 11 dari 24 orang. Waktu pengamatan 14 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala mRS luaran baik adalah sebanyak 68 dari 135 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 0 dari 1orang. Waktu pengamatan 90 hari setelah pemberian aspirin yang mengalami skala mRS luaran baik adalah sebanyak 68 dari 135 orang dan luaran buruk adalah sebanyak 0 dari 1 orang. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna pada usia tua menurut waktu pengamatan skala mRS awal, 14 hari dan 90 setelah pemberian aspirin, yaitu p 0,05 tabel 4.7.b. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7.c Perbedaan Nilai Luaran skala mRS pada Pengamatan Awal Pre-Aspirin Menurut Polimorfisme dan Usia Usia GG GA AA . p Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk n n N n n N Muda Tua 31 41 10 8 19 13 2 3 5 3 1 X 2 =2,979 p=0,226 X 2 =2,640 p=0,531 Total 72 18 32 5 8 1 . p 0,341 0,416 0,707 Tabel 4.7.c di atas menunjukkan genotip GG pada usia muda, dengan luaran baik sebanyak 31 dari 72 orang dan luaran buruk sebanyak 10 dari 18 orang. Genotip GA pada usia muda, dengan luaran baik sebanyak 19 dari 32 orang dan luaran buruk sebanyak 2 dari 5 orang. Genotip AA pada usia muda, dengan luaran baik sebanyak 5 dari 8 orang dan luaran buruk sebanyak 1 dari 1 orang. Genotip GG pada usia tua, dengan luaran baik sebanyak 41 dari 72 orang dan luaran buruk sebanyak 8 dari 18 orang. Genotip GA pada usia tua, dengan luaran baik sebanyak 13 dari 32 orang dan luaran buruk sebanyak 3 dari 5 orang. Genotip AA pada usia tua, dengan luaran baik sebanyak 3 dari 8 orang 3,8 dan luaran buruk sebanyak 0 dari 1 orang. Berdasarkan analisis statistik uji Chi-Square, untuk luaran klinis tidak dijumpai perbedaan yang bermakna menurut genotip antar usia p0,05 tabel 4.7.c. Universitas Sumatera Utara 4.8 Perbedaan Nilai Barthel Indeks modified Rankin Scale Menurut Kadar Fibrinogen Plasma Untuk menganalisis luaran klinis nilai BI mRS menurut kadar fibrinogen plasma, maka dilakukan pemeriksaan kadar fibrinogen plasma menurut Clauss, dimana kadar fibrinogen plasma dikelompokkan atas normal 375 mgdl dan tinggi 375 mgdl. Tabel 4.8 Perbedaan Nilai Luaran Skala BI dan mRS pada Pengamatan Awal, 14 hari dan 90 hari Pasca Aspirin Menurut Kadar Fibrinogen Fib BI 0 BI 90 . p Baik Buruk Baik Buruk n n n n Normofibrinogen Hiperfibrinogen 50 12 51 23 67 7 55 7 X 2 = 2,748, p= 0,097 . p 0,119 0,726 Fib mRS 0 mRS 90 . p Baik Buruk Baik Buruk n n n n Normofibrinogen Hiperfibrinogen 81 31 20 4 121 14 1 X 2 =12,308, p=0,0004 . p 0,263 0,734 Dari seluruh subjek yang ikut pada penelitian ini dengan kadar fibrinogen plasma normal pada awal pengamatan adalah 101 orang, dengan skala BI luaran klinis baik adalah 50 orang dan luaran klinis buruk Universitas Sumatera Utara adalah 51 orang. Sedangkan pada pengamatan 90 hari, subjek dengan kadar fibrinogen plasma normal menjadi bertambah 67 + 55 = 122 orang, dimana 67 orang dengan skala BI luaran klinis baik dan 55 orang dengan luaran klinis buruk. Subjek pada kadar fibrinogen plasma tinggi dengan skala BI luaran baik pada awal pengamatan adalah sebanyak 12 + 23 = 35 menjadi menurun atau berkurang menjadi 14 orang pada 90 hari pengamatan, dimana 7 orang dengan luaran baik dan 7 orang dengan luaran buruk. Berdasarkan analisis statistik Chi-Square antara kadar fibrinogen normal dan tinggi dengan skala BI luaran baik dan buruk, tidak dijumpai perbedaan yang bermakna, yaitu p0,05 tabel 4.8. Meskipun kelihatan apabila jumlah hiperfibrinogenemia berkurang dari 12 orang menjadi 7 orang, setelah pemberian aspirin luaran klinis BI baik meningkat dari 50 orang menjadi 67 orang. Namun secara analisis statistik tidak bermakna p=0,097. Dari seluruh subjek yang ikut pada penelitian ini dengan kadar fibrinogen plasma normal pada awal pengamatan adalah 101 orang, dengan skala mRS luaran klinis baik adalah 81 orang dan luaran klinis buruk adalah 20 orang. Sedangkan pada pengamatan 90 hari, subjek dengan kadar fibrinogen plasma normal menjadi bertambah 121 + 1 = 123 orang, dimana 121 orang dengan skala mRS luaran klinis baik dan 1 orang dengan luaran klinis buruk. Subjek pada kadar fibrinogen plasma tinggi dengan skala mRS luaran baik pada awal pengamatan adalah sebanyak 31 + 4 = 35 orang Universitas Sumatera Utara menjadi menurun atau berkurang menjadi 14 orang pada 90 hari pengamatan, dimana 14 orang dengan luaran baik dan 0 orang dengan luaran buruk. Berdasarkan analisis statistik Chi-Square antara kadar fibrinogen normal dan tinggi dengan skala mRS luaran baik dan buruk, dijumpai perbedaan yang bermakna, yaitu p0,001 tabel 4.8. Meskipun kelihatan makin banyak jumlah penderita stroke iskemik dengan hiperfibrinogenemia, makin sedikit jumlah penderita stroke iskemik dengan luaran klinis mRS baik. Sehingga pemberian aspirin dapat mengurangi jumlah penderita stroke iskemik dengan hiperfibrinogenemia dari 75 orang menjadi 14 orang. Pada penelitian ini berdasarkan cut off kadar fibrinogen menurut luaran stroke iskemik dengan analisis ROC, didapatkan kadar fibrinogen hari ke-0 untuk mRS hari ke-0 adalah 368,05 mgdl, kadar fibrinogen hari ke-0 untuk BI hari ke 0 adalah 272,7 mgdl, kadar fibrinogen hari ke-90 untuk mRS hari ke-90 adalah 296,85 mgdl dan kadar fibrinogen hari ke- 90 untuk BI hari ke 90 adalah 221 mg dl. Dengan melakukan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik untuk memperoleh berbagai alternative model pengaruh variabel perancu usia terhadap outcome stroke skor BI dan skor mRS. Selanjutnya dilakukan uji regresi logistik dengan metode forward stepwise. Pada metoda forward stepwise ini secara otomatis akan memasukkan variabel yang paling berpengaruh kemudian memasukkan variabel berikutnya yang berpengaruh tetapi kekuatan ukurannya lebih rendah dari variabel pertama. Pada variabel genotip karena variabelnya berjenis Universitas Sumatera Utara kategorik dengan isi lebih dari 2 nilai, tepatnya 3 kelompok yaitu: genotip GG, GA dan AA, maka perlu dilakukan Dummy Variabel . Pada penelitian ini, variabel perancu yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik p 0,25 dimasukkan ke dalam analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda, yaitu umur, dan fibrinogen hari ke-0 Tabel 4.9. Pengaruh Genotip GG, GA dan AA terhadap kadar fibrinogen plasma hari ke 0 dan skor mRS hari ke 0 Variabel B P OR 0R 95 CI Umur fibrinogen hari ke-0 Constant -0,920 -2,203 5,949 0,166 0,083 0,000 0,398 0,110 0,02 0,054 – 2,933 0,09 – 1,335 0,000 – 0,032 Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh persamaan regresi logistik: . 920 , . 203 , 2 949 , 5 1 1 umur fib e Z f     Keterangan: Z f = fungsi persamaan regresi logistik pengaruh genotip GG, GA dan AA terhadap skor mRS pada hari ke 0 e = bilangan alamiah = 2,718. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji kandidat p 0,25 pada tabel 4.9 fungsi persamaan logistik yang dimasukkan ke dalam analisis multivariat yang mempunyai nilai bermakna adalah pada variabel usia dan kadar fibrinogen plasma hari ke 0. Universitas Sumatera Utara 129

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Chronic Pain Syndrome Paska Stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale

1 79 106

Hubungan Kadar Fibrinogen Dengan Hasil Pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD) Pada Penderita Stroke Iskemik Akut

5 76 109

Hubungan Kadar Albumin Serum Dan Outcome Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes

4 89 131

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Stroke II.1.1. Definisi - Hubungan Chronic Pain Syndrome Paska Stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale

0 0 24

Hubungan Chronic Pain Syndrome Paska Stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 15

Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

1 1 37

Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 8

Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 15