PCR-RFLP ANALISIS DATA METODE PENELITIAN

3.4. Alur Penelitian INFORMED CONSENT Gambar 3.1 Alur Penelitian Pe rse t ujuan Kom it e Et ik Pe ne litia n Bidang Ke seha t an FK-U SU Subjek Penelitian Penderita Stroke Seleksi Pasien Head CT Scan : INFARK SEREBRI Laboratorium : Kadar Fibrinogen Plasma Krit eria Inklusi Krit eria Eksklusi USIA M UDA ≤ 55 t ahun USIA TUA ≥ 55 t ahun Kadar Fibrinogen Plasma Polimorfisme gen beta fibrinogen -455GA 1.Isolasi DNA

2. PCR-RFLP ANALISIS DATA

Obat Aspilet selama 3 bulan Skor Bart hel Indeks Skor M odified Rankin Scale KESIM PULAN LAPORAN Universitas Sumatera Utara 3.5 Identifikasi Variabel 3.5.1 Variabel bebas Independen : P olimorfisme gen beta fibrinogen -455 GA dan Usia 3.5.2 Variabel antara : Kadar fibrinogen plasma dan aspirin 3.5.3 Variabel terikat Dependen : Skor BI, mRS 3.6 Batasan Operasional Variabel 3.6.1 Definisi Operasional Variabel Bebas Independent: 1. Polimorfisme adalah suatu variasi pada satu urutan basa nukleotida dari gen pada individu yang berbeda. Pada penelitian ini menggunakan polimorfisme gen beta fibrinogen -455 GA Cara ukur : PCR – RFLP Alat ukur: Proses amplifikasi PCR Forward primer: 5’GAACATTTTACCTTATGTGAATTAAGG- 3’ Reverse primer: 5” GAAGCTCCAAGAAACCATCC- 3’ Hasil ukur : 0. GG; 1. GA; dan 2. AA 2.Usia adalah usia responden dalam tahun, yang dihitung menurut ulang tahun terakhir. Di dalam penelitian ini dibagi usia muda apabila usia responden 55 tahun dan usia tua apabila usia responden 55 tahun Gorman, 2000; Mirowska et al, 2014 Cara ukur : wawancara Alat ukur : dengan kuesioner Hasil ukur : 0. 55 tahun; 1. 55 tahun Universitas Sumatera Utara 3.6.2 Definisi Operasional Variabel Antara : Kadar Fibrinogen plasma adalah glikoprotein plasma yang merupakan komponen penting dalam kaskade koagulasi darah. Kadar fibrinogen plasma diukur berdasarkan Metode Clauss yang menggunakan alat Fibrinogen Precil C2000 buatan Beijing Precil Instrument Co., Ltd. Kadar normal adalah 200-375 mgdl. Disebut hiperfibrinogenemia bila kadar fibrinogen plasma 375 mgdl dan normofibrinogenemia bila kadarnya 375 mgdl. Kadar Fibrinogen plasma dilakukan dengan 2 kali pengukuran, yaitu pada awal penelitian hari ke-0 dan akhir penelitian hari ke 90. Cara ukur : Metode Clauss Hasil ukur : 0. Normofibrinogenemia 375 mgdl 1. Hiperfibrinogenemia 375 mgdl 3.6.3 Definisi Operasional Variabel Terikat Dependent: 1. Skor Barthel Indeks: menilai 10 aktivitas dasar dalam mengurus diri sendiri dan mobilitas. Skor maksimum adalah 100 fungsi fisik benar-benar tanpa bantuan dan nilai terendah adalah 0 Fungsi bergantung total. Cara ukur : wawancara Hasil ukur : 0. Baik 60 1. Buruk 60 2. Modified Rankin scale adalah skala yang menilai outcome secara global dengan rentang nilai dari 0 tidak ada gangguan hingga 5 hanya terbaring di tempat tidur dan membutuhkan Universitas Sumatera Utara perawatan berkelanjutan dan 6 fatal. Nilai mRS 0-2 dikategorikan sebagai outcome baik dan nilai mRS 3-6 dikategorikan sebagai outcome buruk. Cara ukur : wawancara Hasil ukur : 0. Baik 3 1. Buruk 3 3.6.4 Definisi Operasional Variabel lain: 1. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh iskemik atau perdarahan yang berlangsung 24 jam atau meninggal, tetapi tidak memiliki bukti yang cukup untuk diklasifikasikan Sacco et. al., 2013.. 2. Stroke Iskemik adalah episode disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infark fokal serebral, spinal dan infark retinal. Infark susunan saraf pusat adalah kematian sel pada otak, medulla spinalis, atau sel retina akibat iskemia, berdasarkan: patologi, pencitraan atau bukti objektif dari injury fokal iskemik pada serebral, medulla spinalis atau retina pada suatu distribusi vascular tertentu, atau bukti klinis dari injury fokal iskemik pada serebral, medulla spinalis atau retina berdasarkan gejala yang bertahan 24 jam atau meninggal dan etiologi lainnya telah disingkirkan Sacco et. al., 2013. 3. Fase akut stroke adalah pasien stroke yang masuk rumah sakit pada fase awal mulai serangan stroke sampai satu minggu Misbach, 1999; Misbach, 2011. Universitas Sumatera Utara 4. Polymerase Chain Reaction Restrictive Fragment Lenght Polymorphism PCR-RFLP adalah metode yang digunakan untuk mengetahui keberadaan allel gen beta fibrinogen – 455 GA. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam positif dan negatif. Dinyatakan positif bila ada tanda pada X ray film dan dinyatakan negatif bila tidak dijumpai tanda. Hasil pemeriksaan ini dianalisis melalui program komputer Fatchiyah et. al., 2011 5. Gen  fibrinogen adalah salah satu gen fibrinogen yang berlokasi di kromosom 4. Penilaian polimorfisme gen  fibrinogen -455GA dilakukan dengan menggunakan PCR- RFLP dan enzim restriksi HaeIII Van’t Hooft et al, 1999. 3.7 Pengolahan Data dan Analisis Statistik 3.7.1 Pengolahan data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahap sebagai berikut: 1 . Editing Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. 2. Coding Data yang telah diperiksa ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer. Universitas Sumatera Utara 3. Entry Data yang telah diedit dan decoding dimasukkan ke dalam program komputer. 4. Cleaning Data Pemeriksaan semua data telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai kelogisannya. 3.7.2 Analisis statistik 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen yang meliputi usia dan polimorfisme beta fibrinogen – 455 GA serta variabel dependen, yaitu skor Barthel Indeks, modified Rankin Scale mRS dan kadar fibrinogen plasma. Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. 2. Analisis Bivariat a. Untuk melihat perbedaan polimorfisme menurut usia digunakan uji Chi-Square b. Untuk melihat perbedaan kadar fibrinogen plasma menurut polimorfisme digunakan uji T test berpasangan dan uji ANOVA. Universitas Sumatera Utara c. Untuk melihat perbedaan kadar fibrinogen menurut usia digunakan uji T test berpasangan dan uji T test tidak berpasangan d. Untuk melihat perbedaan nilai BI mRS pre dan pasca aspirin menurut polimorfisme digunakan uji Chi-Square. e. Untuk melihat perbedaan nilai BI mRS pre dan pasca aspirin menurut usia digunakan uji Chi-Square. f. Untuk melihat perbedaan nilai BI mRS pre dan pasca aspirin menurut kadar fibrinogen digunakan uji Chi-Square. 3. Analisis Multivariat Untuk melihat pengaruh faktor resiko usia terhadap fibrinogen 0 mRS 0, faktor resiko usia terhadap fibrinogen 0 BI 0, faktor resiko usia terhadap fibrinogen 90 mRS 90 dan faktor resiko usia terhadap fibrinogen 90 BI 90 digunakan uji regresi logistik ganda 3.8 Bahan dan Instrumen Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian adalah enzim Hae III, agarose, etidiumbromida, aquabides, taq Polymerase, 10x Buffer, EDTA, 100 base pair bp DNA ladder, nuclei lysis solution A 7941 dan cell lysis solution A 793A dengan menggunakan wizard genomic DNA Purif Kit, isopropanol, 500 base pair bp DNA ladder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian : 1. Tabung reaksi, mikropipet, tabung eppendrof, vortex, rak tabung mikro,buffer, alat elektroforesis, PCR tube, kamera dan freezer. Universitas Sumatera Utara 2. Kadar Fibrinogen Plasma 3. Computed Tomography Scan CT-Scan 4. Untuk pengukuran outcome digunakan kuesioner mRS dan BI. 3.8.1 Pemeriksaan Head CT Scan Computed Tomography Scan CT Scan yang digunakan adalah X- Ray CT sistem, merk Hitachi seri W 450. Quality control Dilakukan setiap 1 tahun. 3.8.2 Pemeriksaan Kadar Fibrinogen Plasma Cara Clauss Pemeriksaan kadar fibrinogen plasma cara Clauss menggunakan merk Precil C2000-4. Pada alat pemeriksaan kadar fibrinogen plasma dengan metode Clauss telah dilakukan kalibrasi alat. Kalibrasi yang dilakukan pada pemeriksaan ini adalah dengan 3 kali pemeriksaan. Pemeriksaan pertama dengan konsentrasi 10 kali menghasilkan kadar fibrinogen 1249 mg dl, pemeriksaan kedua dengan konsentrasi 20 kali menghasilkan kadar fibrinogen 3151 mg dl, pemeriksaan ketiga dengan konsentrasi 40 kali menghasilkan kadar fibrinogen 7009 mg dl. Coefficient of Variation intra-assay menggunakan alat Precil C2000-4 kontrol plasma dengan kadar 5U ml adalah 4. Coefficient of Variation inter assay kontrol plasma yang sama adalah 3-6. 3.8.3 Pemeriksaan analisis genetika polimorfisme gen  fibrinogen -455 GA dengan metode PCR- RFLP. 3.8.4 Pemeriksaan Barthel Indeks dan modified Rankin Scale untuk menilai outcome penderita stroke. Universitas Sumatera Utara 3.9 Quality Control 1.Prosedur pemeriksaan laboratorium yang digunakan adalah prosedur yang sudah standar. 2. Setiap alat yang digunakan untuk pemeriksaan sampel telah di kalibrasi. 3. Pelaksana, tenaga yang melaksanakan pemeriksaan laboratorium adalah laboran yang terlatih. 3.10 Pelaksanaan Penelitian 3.10.1 Cara Kerja Semua pasien yang datang berobat ke RINDU A-2 Neurologi FK- USU RSUP Haji Adam Malik Medan beserta jejaring RS pendidikan dilakukan anamnesa. Pemeriksaan neurologis dan CT scan kepala dilakukan untuk menentukan diagnosis stroke iskemik trombosis. Terhadap semua pasien yang termasuk dalam penelitian akan diminta persetujuan tertulis informed consent. Pada penelitian ini akan dilakukan pencatatan berupa data pribadi penderita, riwayat hipertensi, riwayat diabetes melitus, riwayat merokok,riwayat dislipidemia, riwayat stroke dalam keluarga. Jika penderitanya wanita yang sudah kawin, ditanyakan pemakaian obat aspilet mulai dari awal masuk Rumah Sakit sampai 90 hari 3 bulan. Seluruh sampel pasien dilakukan pemeriksaan kadar fibrinogen plasma dan dilanjutkan dengan pemeriksaan analisis genetik isolasi DNA dan RFLP. Universitas Sumatera Utara 3.10.2 Tekhnik Pengambilan Sampel Sampel darah diperoleh melalui vena punksi pada mediana cubiti dengan menggunakan aseptik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering. Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan disposible syringe sebanyak 5cc, yaitu a. 2,7 cc darah dengan antikoagulan Natrium sitrat 3,2 untuk pemeriksaan kadar fibrinogen dalam darah b. 2,7 cc darah EDTA untuk analisis genetik 3.10.3 Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada Laboratorium Thrombosis dan Hemostasis di Rumah Sakit Herna yang diawasi oleh seorang dokter Spesialis Patologi Klinik. Adapun cara pemeriksaan kadar fibrinogen plasma adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Kadar Fibrinogen Plasma Darah sitrat dengan perbandingan 10 : 1 segera disentrifuge selama 15 menit, dengan kecepatan 3000 rpm. Kemudian, plasma dipindah secara hati-hati ke dalam tabung plastik tertutup. Spesimen tersebut disimpan dalam tabung plastik pada tempeatur – 30 o celcius selama 2 minggu, setelah sampel terkumpul kemudian dikeluarkan segera pada temperatur ruangan dan dilakukan pemeriksaan fibrinogen. Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan metode Clauss dengan alat Precil C2004. Metode Clauss ini dilakukan dengan prinsip turbodensitrometric. Dan didasarkan pada kecepatan terbentuknya bekuan plasma sitrat yang diencerkan setelah penambahan trombin. Waktu yang dibutuhkan untuk Universitas Sumatera Utara terbentuknya bekuan setelah penambahan trombin ke dalam plasma yang diencerkan adalah sebanding dengan kadar fibrinogen dalam plasma. Cara preparasi reagan thrombin adalah tambahkan 1 ml aquabidest ke dalam 1 vial reagen dan kemudian didiamkan sampai terlarut, lalu goyangkan sedikit agar tercampur rata dan setelah itu, reagan siap untuk digunakan. Di sini stabilitas digunakan pada suhu 15 – 25 o celcius selama 8 jam dan 2 -8 o celcius selama 5 hari. Setelah itu digunakan preparasi Owren’s Veronal Buffer OVB pada pH 7,4 dengan suhu 2-8 o celsius selama 8 minggu. Cara prosedur running pada mesin Precil C20004 sampel fibrinogen Reagen Thrombin adalah masukkan buffer ke dalam tabung 225 mikro liter sampai 25 mikro liter plasma pasien dengan menggunakan mikro pipet. Ambil 100 mikro liter campuran yang di dalam tabung tadi dan masukkan ke dalam cuvette yang berisi ball vial. Tekan tombol timer A apabila alarm berbunyi, pindahkan cuvette ke sumur nomor lima paling pinggir dan masukkan 50 mikro liter reagensia fibrinogen dengan menggunakan mikropipet dan kemudian ditekan sampai alarm berbunyi. Setelah itui hasil muncul di layar. Pembuatan kurva kalibrasi ini dilakukan secara otomatis dengan alat Precil C20004, buatan Beijing Instrument Co. Limited. Prosedur dalam pembuatan kurva kalibrasi yakni: 1. Thrombin dicampur dengan 500 mikro liter terdiri atas 200 mikro liter standar human plasma SHP dengan 300 mikro liter OVB suspensi kaolin dan 500 mikro liter air suling, Tunggu 5 menit, jangan di kocok Universitas Sumatera Utara tetapi goyangkan perlahan-lahan sampai homogen, dan biarkan selama 10 menit. Kemudian, dilakukan 5 kali pengenceran : a. Larutan 1: campur 200 mikro liter SHP Fibrinogen standar dan 300 mikro liter b. OVB dengan rasio dilusi 1 : 4 c. Larutan 2 : Ambil 200 mikro liter larutan 1  ditambahkan 200 mikro luter OVB d. dengan rasio dilusi 1 : 6 e. Larutan 3 : Ambil 200 mikro liter larutan 2  ditambahkan 200 mikro liter OVB f. dengan rasio dilusi 1 : 10 g. Larutan 4: Ambil 200 mikro liter larutan 3  ditambahkan 200 mikro liter OVB h. dengan rasio dilusi 1 : 16 i. Larutan 5: Ambil 200 mikro liter larutan 4  ditambahkan 200 mikro liter OVB dengan rasio dilusi 1 : 32 i.1 Kalibrator fibrinogen dicampur dengan 1 cc air suling, tunggu 5 menit, jangan dikocok, tetapi goyangkan perlahan-lahan sampai homogen dan biarkan selama 10 menit. i.2 Masukkan menu rutin i.3 Masukkan larutan kalibrator ke dalam cup sampel i.4 Program alat untuk test kalibrasi i.5 Masukkan larutan trombin dan washing solution i.6 Ukur clotting time larutan kalibrator Universitas Sumatera Utara 2. Pemeriksaan Fibrinogen a. Larutkan sampel plasma dengan owren’s buffer 1 : 9 b. Masukkan sejumlah reagant Fibroquant thrombin dan washing solution c. Program alat untuk mengukur kadar fibrinogen plasma Interpretasi hasil: d. Konsentrasi fibrinogen di dalam 1 : 10 larutan plasma menggambarkan 100 konsentasi fibrinogen dari sampel. e. Sampel dengan hasil fibrinogen mean eror FME harus dilakukan pemeriksaan ulang. f. Sampel dengan NCF no clotting found harus diulang dengan perbandingan 1 : 4 dari larutan plasma g. Sampel dengan konsentrasi fibrinogen 80 mgdl harus diulang dengan 1 : 4 larutan plasma dan hasilnya dibagi dua h. Sampel dengan konsentrasi 600 mg dl harus diulang dengan membuat larutan plasma 1 : 20 dan hasilnya dikalikan dua i. Nilai target yang diharapkan adalah 150 – 400 mg dl Kamath et al., 2003 3.11 Analisis Genetik Menggunakan Metode PCR-RFLP 1. Isolasi DNA Blake et al., 2001; Martiskainen et al., 2003; Lee et al, 2008 a. Ambil darah dan masukkan kedalam tabung EDTA sebanyak 3 cc Universitas Sumatera Utara b. Masukkan darah ke dalm tabung EDTA dengan cara diinjeksikan perlahan-lahan c. Darah EDTA dibolak-balik perlahan supaya bergabung dengan EDTA d. Darah EDTA disentrifus 3000 rpm dalam 10-15 menit e. Plasmanya dipisahkan dan diambil lekositnya sebanyak 300 uL pada tabung eppendorf 1,5 ml,ingat waktu mulai mengambil lekosit, ujung mikropipet dipotong sedikit kemudian ditambah EL buffer 900 Mikrolit, dibolak-balik pelan pelan. f. Tabung ini diiinkubasi kira-kira 10 menit dalam kulkas dan kemudian disentrifus dalam 13.000 rpm selama 3 menit g. Supernatant dibuang dengan hati-hati dan pelan-pelan agar jangan sampai endapannya ikut terbuang diulangi bisa sampai 5x, sampai warna supernatant jernih dan endapan sudah berwarna putih. h. Setelah didapat endapan putih atau cairan sdh jernih, supernatant dibuang endapan di vortex selama 20 detik i. Tambahkan 300 uL nuclei lysis solution dan campurkan dengan di bolak-balik j. Tambahkan protein precipitation 100 uL, vorteks selama 20 detik k. Sentrifugasi 13.000 rpm selama 3 menit pada temperature ruang l. Pindahkan supernatant ke dalam tabung ependorf 1,5 yang steril dan yang telah berisi 300 uL isopropanol. Kemudian, di vorteks tapi tdk lama kira-kira 3 detik Universitas Sumatera Utara m. Sentrifugasi 13.000 rpm selama 1 menit. Akan tampak pellet putih n. Buang supernatant dan tambahkan 70 etanol 300 uL. o. Sentrifugasi 13.000 rpm selama 1 menit p. Dengan hati-hati aspirasi etanol dengan menggunakan pipet biasanya di tuang pelan-pelan dan disisakan sedikit di tabung dan kemudian, keringkan dengan menggunakan kipas angin bisa sampai 1 jam. q. Tambahkan 100 uL DNA rehydration solution dan simpan pada suhu 4 o C selama 1 malam. Setelah itu, besoknya baru disimpan ke dalam freezer -20 C. 2. Metode PCR-RFLP Genotipe polimorfisme gen beta fibrinogen –455 GA ditentukan dengan metode polymerase chain reaction fragment length polymorphism PCR-RFLP berdasarkan metode Ferdinand et. al. 1999. Primer yang digunakan adalah: Forward primer : 5’-GAACATTTTACCTTATGTGAATTAAGG-3’ Reverse primer : 5’-GAAGCTCCAAGAAACCATCC-3’ a. Mengencerkan Primer Fibrinogen Forward primer diencerkan dengan menambah 369 mikro liter TE Tris EDTA dan fibrinogen reverse diencerkan dengan Universitas Sumatera Utara menambah 446 mikro liter TE. Kemudian, diencerkan lima kali Blake et al.,2001; Martiskainen et al., 2003; Lee et al., 2008. b. Polymerase Chain Reaction PCR Sampel stroke usia muda dan sampel stroke usia tua diambil dengan PCR mixture campuran sebanyak 30 mikro liter berupa Master mix 15 mikro lite, H2O 11 mikro liter, Forward primer 1 mikro liter dan Reverse primer sebanyak 1 mikro liter dan DNA product 2 mikro liter. Kemudian diikuti dengan kondisi PCR 7 detik pada 95 o celcius dengan 35 siklus yang terdiri atas 15 detik pada 95 o celcius, 45 detik pada 52 o celcius, 30 detik pada 72 o celcius, 7 menit pada 72 o celcius dan 7 menit pada 16 o celcius Blake et al., 2001; Martiskainen et al., 2003; Lee et al., 2008. c. Cek DNA dengan Cara Elektroforesis Pertama sekali buat agarose 2, timbang 1 gram agarose dan dilarutkan dengan TBE 0,5 kali. Kemudian panaskan sampai larut homogen. Setelah uap berkurang, tambahkan 2 mikro liter ethidium bromide. Campurkan sampai homogen, tuang kedalam cetakan dan tunggu sampai mengeras selama 15 jam. Kemudian dilakukan elektroforesis. Masukkan sel agarose ke dalam tangki well elektroforesis yang sudah berisi TBE 0,5 kali. Masukkan juga PCR product 5 mikro liter pada tiap-tiap sumur serta masukkan 1,7 mikro liter marker. Kemudian loading buffer berupa 3 mikro liter marker ditambah 2 mikro liter loading buffer dicampur dan dimasukkan ke dalam sumur. Lalu tutup tangki elektroforesis. Jalankan 100 voltase selama 30 menit dan hasilnya diukur Universitas Sumatera Utara di bawah lampu ultraviolet Blake et al., 2001; Martiskainen et al., 2003; Lee et al., 2008. d. Restriksi DNA Campuran produk PCR 10 mikro liter berupa PCR product 4 mikro liter, buffer 1 mikro liter, enzim yang digunakan HAE III sebanyak 0,5 mikro liter dan H 2 O 4,5 mikro liter diinkubasi pada suhu 37 o celcius semalam minimal 16 jam. Dari hasil restriksi dilihat potongan DNA. Segmen DNA yang teramplifikasi adalah 660 base pair dan dengan penggunaan enzim restriksi ini segmen DNA terpotong menjadi 2 bagian dengan panjang 181 bp dan 488 bp Blake et al., 2001; Martiskainen et al., 2003; Lee et al., 2008. Genotip GG berlokasi di 488 bp, dan 181 bp, sedangkan genotip GA berlokasi di 181 bp, 488 bp, dan 669 bp serta genotip AA berlokasi di 669 bp. 3.12 Etika Penelitian Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu harus membuat lembar penjelasan yang jujur dan terbuka tentang prosedur, tujuan, keuntungan, dan kerugian yang dapat terjadi selama penelitian ini berlangsung. Penelitian ini dinilai dan ditelaah oleh Komisi Etika Penelitian Kesehatan FK-USU. Hal ini diperlukan untuk memperoleh persetujuan etik Ethical Clearance dari Komisi Etika Penelitian Kesehatan FK USU. Keikutsertaan responden bersifat sukarela dan mereka berhak tidak bersedia atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Apabila responden bersedia, calon Universitas Sumatera Utara responden menandatangani surat persetujuan mengikuti penelitian informed consent. Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Selama penelitian berlangsung segala pembiayaan adalah tanggung jawab peneliti dan tidak membebani responden. 3.13 Validitas dan Reliabilitas Penelitian. 3.13.1 Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang akan diukur Soekidjo, 2010. Dalam menilai validitas ini, penulis menggunakan alat kadar fibrinogen plasma merk Precil C2000-4 buatan Beijing, yang nilainya diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Untuk TE Clot FIB: setelah reagent dilarutkan dengan stabilitas pada suhu 2-8 o Celcius adalah 7 hari, pada suhu 20 -25 o Celcius adalah 8 jam, dan pada suhu 37 o Celcius adalah 4 jam. 2. Untuk TE Control N : setelah reagent dilarutkan dengan stabilitas pada suhu 2-8 o Celcius adalah 8 jam, pada suhu 20 -25 o Celcius adalah 4 jam, dan pada suhu 37 o Celcius adalah tidak dijumpai. Alat Precil C2000-4 buatan Beijing Precil Instrument Co.Ltd sudah memperoleh sertifikat kualitas manajemen dari ISO 13485: 2003, dikeluarkan pada 22 Juli tahun 2011 dan expired pada 21 juli tahun 2014. Universitas Sumatera Utara 3.13.2 Realibilitas Realibilitas untuk mengetahui kesesuaian agreement hasil pemeriksaan outcome skala Barthel Indek dan modified Rankin Scale dari tiap-tiap pengamat, maka dilakukan tes Kappa Viera dan Garrett, 2005. Uji statistik keandalan Kappa dilakukan untuk menghitung kesepakatan di antara dua observer di Departemen Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan yang sebelumnya sudah dilatih dalam penelitian ini Interobserver agreement Viera dan Garrett, 2005. Tabel 3.1 Hasil Uji Kesepakatan tentang Kuesioner Outcome BI dan mRS. No Variabel Kappa p-Value 1 Penilaian outcome skala Barthel Indeks 0,760 0,001 2 Penilaian outcome skala modified Rankin Scale 0,610 0,001 Nilai Kappa dipakai untuk menentukan reliabilitas suatu instrumen protokol dan dipakai sebagai patokan, seperti yang dianjurkan oleh Vierra dan Garret 2005. Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Kesesuaian Kappa Nilai Kappa Kekuatan Kesepakatan Tidak ada kesepakatan 0,01 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Kurang 0,41 – 0,60 Sedang 0,61 – 0,80 Baik 0,81 – 0,99 Sangat baik Sumber : Vierra and Garret 2005 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 3.2 di atas, tampak nilai kesesuaian kappa untuk pemeriksaan outcome skala Barthel Indeks diperoleh sebesar 0,760 dan untuk pemeriksaan outcome skala modified Rankin Scale diperoleh sebesar 0,610. Nilai kappa yang dapat diandalkan adalah antara 0,61 sampai dengan 0,99. Pada penelitian ini, realibilitas instrumen penelitian yang digunakan cukup tinggi, yakni antara 0,610 sampai dengan 0,760 dengan kategori baik dan bermakna secara statistik dengan nilai p = 0,000. Dengan demikian instrumen penilaian outcome dengan menggunakan kuesioner di antara dua observer dapat dipercaya dan diandalkan pada penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 108

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Chronic Pain Syndrome Paska Stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale

1 79 106

Hubungan Kadar Fibrinogen Dengan Hasil Pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD) Pada Penderita Stroke Iskemik Akut

5 76 109

Hubungan Kadar Albumin Serum Dan Outcome Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes

4 89 131

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Stroke II.1.1. Definisi - Hubungan Chronic Pain Syndrome Paska Stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale

0 0 24

Hubungan Chronic Pain Syndrome Paska Stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 15

Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

1 1 37

Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 8

Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen-455 G ke A Pada Pemberian Aspirin Dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks Dan Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok Usia

0 0 15