Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait di Luar Sekolah

22 Kesehatan Reproduksi” yang dilakukan pada hari Jumat, 5 September 2014. Acara dihadiri perwakilan kelas X dan XI. Acara terdiri dari 3 sesi dan pemateri berasal dari pihak Puskesmas Seyegan. Siswa natusias dan banyak bertanya terkait materi yang disampaikan.

f. Konsultasi

Layanan konsultasi yang dilakukan praktikan adalah konsultasi guru PPL Akutansi yang mengampu kelas XI. Guru PPL tersebut mengkonsultasikan siswa kelas XI berinisial MH ketika di kelas ramai dan membuat gaduh. Praktikan menyampaikan bahwa perkembangan siswa SMA memang demikian, metode sangat berperan dalam hal ini. Praktikan menyarankan guru PPL tersebut menggunakan metode yang menarik. Tindak lanjut untuk siswa adalah menyampaikan konsultasi tersebut dengan guru BK pengampu kelas XI.

g. Bimbingan Teman Sebaya Peer GuidancePeer Facilitation

Bimbingan teman sebaya tidak dilakukan dalam PPL ini.

h. Konferensi Kasus

Selama PPL konferensi kasus telah dilakukan sebanyak 1 kali terkait kasus siswa berinisial RF. Pihak yang dihadirkan adalah orang tua siswa Purwanto, siswa, wakil kepala sekolah, seluruh guru BK 4 dan praktikan. Konferensi kasus ini membahas tentang RF yang telah mencapai skor 95 dan terancam untuk dikeluarkan dari sekolah. Dalam konferensi ini siswa mengaku masih ingin sekolah dan pihak sekolah juga mengizinkannya dan meminta kontrak tegas dari RF. RF berjanji akan berangkat sekolah terus dan tidak akan melakukan pelanggaran-pelanggaran tata tertib lagi serta bersedia menerima konsekuensi jika ia melanggarnya.

i. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah atau home visit dilakukan di rumah RF di Kalakijo, Triharjo, Sleman. Kunjungan rumah dilakukan pada Sabtu 30 Agustus 2014. 23 Di rumah RF hanya ditemui kakak perempuannya. Di rumah RF juga terdapat banyak piala, yang merupakan hasil kejuaraan RF sejak di SD. Kakaknya mengungkapkan bahwa adiknya selama di SMP tidak pernah membolos ataupun tidak berangkat sekolah tanpa keterangan. Di rumah, orang tua RF telahmenasehati RF. Pada hari sebelumnya, RF ketahuan tidak berangkat ke sekolah oleh Bapak dan kakaknya, namun RF mengaku bahwa sekolah pulang lebih awal. Pesan dari guru BK adalah agar RF berangkat ke sekolah, karena jika tidak, maka RF dapat dikeluarkan dari sekolah. Bapak RF adalah petugas di pasar Slemam, sedangkan Ibunya adalah pedagang di pasar Sleman. Tindak lanjut home visit ini adalah menyampaikan hasil home visit kepada wali kelas dan melakukan pemantauan pada RF.

3. Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual tidak dilakukan secara maksimal selama pelaksanaan PPL. Berdasarkan program kerja tahunan di SMA Negeri 1 Seyegan, layanan individual khususnya diberikan untuk kelas XI dan XII. Oleh karena itu layanan tidak dilaksanakan karena praktikan mengampu kelas X. Namun layanan perencanaan individual melalui penempatan dan penyaluran telah dilakukan dengan peminatan peserta didik dan pembentukan kelompok belajar berdasarkan hasil sosiometri yang telah dijabarkan dalam layanan penempatan dan penyaluran.

C. HAMBATAN PELAKSANAAN PPL DAN CARA MENGATASINYA 1. Hambatan

Dalam melaksanakan praktik bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok, praktikan mengalami beberapa hambatan baik yang berasal dari siswa maupun dari praktikan itu sendiri. Adapun hambatan yang dialami antara lain: a Sebagian siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan, tetapi tertarik dengan games atau simulasi yang diberikan. Hal ini memperlama proses pembelajaran karena siswa tidak dapat menyerap materi secara optimal.