20
Kamis 10 Juli 2014 dilakukan wawancara peminatan. Selanjutnya hasil wawancara, tes dan angket diolah sehingga diperoleh hasil peminatan berupa
penempatan siswa pada kelas-kelas yang sesuai.
2 Pembentukan Kelompok Belajar Pembentukan kelompok belajar ini dilakukan berdasarkan hasil
sosiometri yang telah disebar. Kelompok belajar yang dibuat adalah untuk kelas XII.
2. Pelayanan Responsif a. Konseling Individual dan Kelompok
Layanan responsif konseling individual dilakukan sebanyak 3 kali. Layanan konseling kelompok telah dilakukan sebanyak 1 kali selama periode
PPL. Uraian pelaksanaan layanan konseling yang telah dilakukan dijabarkan sebagai berikut:
1 Konseling Individual Kegiatan konseling individual adalah kegiatan pemberian layanan
konseling yang diberikan kepada individu yang memiliki hambatan masalah dan membutuhkan penanganan secara responsif. Konseling
individual dilaksanakan di luar jam kelas diikuti oleh 3 siswa, dengan inisial SH dari X IPS 3 X KKO, K dari X IIS 2, dan P dari X MIIA.
2 Konseling Kelompok Kegiatan konseling kelompok adalah kegiatan pemberian layanan
konseling yang diberikan kepada beberapa individu yang memiliki permasalahan sama berbeda dan membutuhkan penanganan secara
responsif. Konseling kelompok dilaksanakan pada hari Rabu, 10 September 2014 setelah pulang sekolah. Pelaksanaan konseling
kelompok ini melibatkan 7 siswa dengan permasalahan yang sama yakni sulitnya hubungan sosial salah satu siswa yang terjadi di dalam kelas.
21
b. Referal Rujukan atau Alih Tangan
Layanan referal dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS 1 yang berinisial IR. Referal dilakukan atas kemauan konseli sendiri, siswa meminta
untuk direferalkan ke psikolog. Siswa mengaku mengalami psikosomatis dan sangat sensitif dengan masalah-masalah baik yang kecil atau yang besar.
Siswa menjadi sering tidak berangkat sekolah karena alasan sakit. Orang tua IR juga sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Psikolog didatangkan ke
sekolah dari Puskesmas Seyegan. Psikolog yang menangani keadaan IR mengungkapkan bahwa IR harus belajar untuk tidak terlalu sensitif dan tidak
menjadikan masalah kecil sebagai beban. IR membutuhkan pengawasan dan pendampingan lanjutan dari guru BK.
c. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Kolaborasi dengan guru dilakukan sebanyak 2 kali. Kolaborasi yang pertama dilakukan dengan guru PPL Ekonomi kelas X IIS 1. Guru tersebut
mengungkapkan bahwa salah satu siswa sering tidak masuk sekolah dan ketika masuk terlihat sedih dan sakit inisial IK. Tindak lanjutnya dilakukan
konseling individual terhadap IK. Kolaborasi selanjutnya dilakukan dengan wali kelas X IIS 3 salah satu siswa berinisial RF yang sering tidak masuk
sekolah. Wali kelas dan guru BK bekerjasama untuk memantau perkembangan RF setelah dilakukan home visit. Tindak lanjut lain yang
dilakukan adalah konseling individual dengan RF.
d. Kolaborasi dengan Orang Tua
Kolaborasi dengan orang tua dilakukan untuk memantau siswa dengan inisial RF. Orang tua RF dipanggil ke sekolah karena RF sudah sering sekali
tidak masuk. Orang tua dan Guru BK bersepakat untuk saling memberikan informasi terkait keberadaan siswa saat jam sekolah efektif.
e. Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait di Luar Sekolah
Dalam penyampaian materi kesehatan reproduksi, sekolah yaitu guru BK bekerja sama dengan Puskesmas Seyegan menyelenggarakan “Seminar
22
Kesehatan Reproduksi” yang dilakukan pada hari Jumat, 5 September 2014. Acara dihadiri perwakilan kelas X dan XI. Acara terdiri dari 3 sesi dan
pemateri berasal dari pihak Puskesmas Seyegan. Siswa natusias dan banyak bertanya terkait materi yang disampaikan.
f. Konsultasi
Layanan konsultasi yang dilakukan praktikan adalah konsultasi guru PPL
Akutansi yang
mengampu kelas
XI. Guru
PPL tersebut
mengkonsultasikan siswa kelas XI berinisial MH ketika di kelas ramai dan membuat gaduh. Praktikan menyampaikan bahwa perkembangan siswa SMA
memang demikian, metode sangat berperan dalam hal ini. Praktikan menyarankan guru PPL tersebut menggunakan metode yang menarik. Tindak
lanjut untuk siswa adalah menyampaikan konsultasi tersebut dengan guru BK pengampu kelas XI.
g. Bimbingan Teman Sebaya Peer GuidancePeer Facilitation
Bimbingan teman sebaya tidak dilakukan dalam PPL ini.
h. Konferensi Kasus
Selama PPL konferensi kasus telah dilakukan sebanyak 1 kali terkait kasus siswa berinisial RF. Pihak yang dihadirkan adalah orang tua siswa
Purwanto, siswa, wakil kepala sekolah, seluruh guru BK 4 dan praktikan. Konferensi kasus ini membahas tentang RF yang telah mencapai skor 95 dan
terancam untuk dikeluarkan dari sekolah. Dalam konferensi ini siswa mengaku masih ingin sekolah dan pihak sekolah juga mengizinkannya dan
meminta kontrak tegas dari RF. RF berjanji akan berangkat sekolah terus dan tidak akan melakukan pelanggaran-pelanggaran tata tertib lagi serta bersedia
menerima konsekuensi jika ia melanggarnya.
i. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah atau home visit dilakukan di rumah RF di Kalakijo, Triharjo, Sleman. Kunjungan rumah dilakukan pada Sabtu 30 Agustus 2014.