TUJUAN KONSELING LAYANAN KONSELING

SMA N 1 NEGERI SEYEGAN Dusun Tegalgentan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, DI. Yogyakarta kehidupan nyata setelah sesi konseling diakhiri. Dalam tahap akhir ini konselor mengakhiri percakapan. Konseli dapat menemukan jawaban atas masalah yang dialaminya sendiri dengan dibimbing konselor, yaitu konseli mengendalikan atau mengalihkan perasan tidak nyaman ketika di rumah dan konseli untuk belajar untuk mengungkapkan pendapatnya atau perasaan tidak nyamannya di kepada orang tua.

H. PENILAIAN HASIL LAYANAN

Dari tahap-tahap konseling yang telah dilaksanakan maka untuk mencapai tujuan proses konseling maka perlu dilaksanakan penilaian untuk melihat bagaimana perkembangan konseli dalam melaksanakan konseling maupun setelah melaksanakan proses konseling, adapun penilaian hasil dari konseling tersebut adalah: 4. Konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya. 5. Konseli merasa masalah yang dialaminya berkurang dan dinamika dalam diri konseli kembali hidup ditandai dengan semangat dan senyuman serta mimik wajah konseli. 6. Konseli mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang dihadapinya.

I. TINDAK LANJUT

Untuk mengetahui perkembangan layanan yang diberikan kepada konseli, dilakukan observasi untuk melihat perkembangan masalah konseli. Yogyakarta, Agustus 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing Praktikan Sutrisni Nur Hartini, S.Pd Dayu Cahyawati NIP. 19600815 198502 2 001 NIM 11104244040 SMA N 1 NEGERI SEYEGAN Dusun Tegalgentan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, DI. Yogyakarta PENDALAMAN KASUS KONSELING INDIVIDUAL

A. IDENTITAS KONSELI

Nama : S Umur : 15 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Etnis : Jawa Sekolah pendidikan : SMA N 1 Seyegan

B. DESKRIPSI MASALAH YANG DIKELUHKAN

Konseli mengalami masalah menyangkut rasa bersalah konseli kepada Ayahnya. Sebelum konseling, konseli ketahuan sedang merokok di kantin bersama 2 temannya. Konseli mendapat point dari sekolah dan diminta membuat surat pernyataan yang ditandatangani orang tua, Konseli menceritakan masalahnya sambil menangis. Konseli merasa bersalah karena mengecewakan ayahnya sudah bekerja keras untuk biaya sekolah. Konseli adalah anak terakhir dari 2 bersaudara. Konseli saat ini tinggal bersama kakaknya. Ibu konseli meninggal ketika konseli duduk di kelas 3 SD, dan ayah konseli menikah lagi ketika konseli duduk di bangku SMP.

C. KERANGKA KERJA TEORITIK

Masalah yang dialami konseli terkait dengan masalah perasaan bersalah konseli kepada ayahnya karena telah melakukaan pelanggaran yang membuatnya mendapat point dari sekolah. Berdasarkan paparan kasus yang dialami oleh konseli, pendekatan yang dapat digunakan sebagai landasan yang dianggap sesuai untuk membantu dalam penyelesaian kasus tersebut yaitu menggunakan pendekatan teknik konseling Person Centered. Pendekatan yang dipilih menggunakan Person Centered. Pendekatan ini dikembangkan oleh Carl Rogers sebagai SMA N 1 NEGERI SEYEGAN Dusun Tegalgentan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, DI. Yogyakarta bentuk reaksi atas beberapa kekurangan dalam teknik psikoanalisa. Pendekatan ini difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan konseli untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Konseli sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas dari dirinya Rogers memandang bahwa konseli memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk berlaku sehat dan jauh dari perilaku menyimpang. Pendekatan ini memandang manusia tidak perlu melakukan pengubahan perilaku untuk mencapai bentuk perilaku yang diharapkan. Konselor melalui pendekatan ini memandang konseli mampu melakukan pilihan-pilihan yang berakar pada kesanggupan pribadi, kesadaran, dan tanggung jawab. .

D. DIAGNOSIS

Konseli merasa sangat bersalah kepada ayahnya karena konseli mendapat point dari sekolah.

E. PROGNOSIS

Konseli bisa meminta maaf kepada ayahnya dan tidak mengulangi hal yang akan membuat ayahnya kecewa.

F. TUJUAN KONSELING

Tujuan dari proses konseling ini adalah membantu konseli agar mampu belajar dari pengalamannya.

G. LAYANAN KONSELING

1. Pendekatan yang digunakan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Person Centered. Pendekatan ini didasarkan pada pandangan subjektif terhadap pengalaman manusia, menekankan sumber daya terapi untuk menjadi sadar diri self- awaress dan untuk pemecahan hambatan ke pertumbuhan pribadi. Model ini meletakkan konseli, bukan terapi, sebagai pusat terapi. Falsafah dan Asumsi Dasar Model ini berdasarkan pada pandangan positif tentang