Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kaw asan Hutan

9 - Pengembangan basis data penggunaan kawasan hutan; dan - Fasilitasi penyelesaian masalah penggunaan kawasan hutan 10 lokasi.

4. Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kaw asan Hutan

Sasaran yang akan dicapai untuk kegiatan ini pada akhir tahun 2005 - 2009 adalah terkendalinya perubahan fungsi dan perubahan peruntukan kawasan hutan di seluruh I ndonesia. Perubahan kawasan hutan adalah suatu proses perubahan terhadap suatu kawasan hutan tertentu menjadi bukan kawasan hutan atau menjadi kawasan hutan dengan fungsi hutan lainnya. Perubahan fungsi kawasan hutan adalah suatu proses perubahan fungsi kawasan hutan tertentu menjadi fungsi kawasan hutan lainnya. Sedang Perubahan status peruntukan kawasan hutan adalah suatu proses perubahan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara : Pelepasan kawasan hutan pada hutan produksi yang dapat dikonversi HPK; dan Tukar menukar kawasan hutan dilakukan apabila di wilayah yang bersangkutan tidak tersedia HPK dan hanya dilakukan pada hutan produksi. Perkembangan perubahan fungsi kawasan hutan tahun 2000 sampai dengan Desember 2006 sebanyak 24 unit seluas ± 1.571.790,41 ha di 14 provinsi, yang terdiri atas perubahan fungsi menjadi kawasan konservasi sebanyak 18 unit dan perubahan fungsi menjadi hutan produksi sebanyak 6 unit. Perkembangan pelepasan kawasan hutan untuk permukiman transmigrasi sampai dengan Desember 2006 adalah sebagai berikut: - Tahap SK Pelepasan sebanyak 256 unit seluas ± 956.672,81 ha. - Tahap I jin Prinsip sebanyak 436 unit seluas 605.203,66 ha. Perkembangan pelepasan kawasan hutan untuk usaha budidaya perkebunan sampai dengan Desember 2006 adalah sebagai berikut : - Tahap Pencadangan sebanyak 274 unit seluas ± 4.029.870,16 Ha - Tahap SK Pelepasan sebanyak 535 unit seluas 4.794.125,02 Ha Terhadap pelepasan kawasan hutan sebanyak 535 unit seluas 4.794.125,02 Ha tersebut telah diterbitkan Hak Guna Usaha HGU sebanyak 320 unit seluas 2.048.899,61 Ha dan yang telah dimanfaatkan seluas 1.434.184,65 ha. Dari pelepasan kawasan tersebut, yang belum menyelesaikan Hak Guna Usaha HGU sebanyak 217 unit seluas 2.756.728,91 ha dan yang belum dimanfaatkan atau belum ada realisasi tanaman di lapangan seluas 3.371.443,87 ha. 10 Dalam rangka pengendalian perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan, sampai tahun 2006 telah dilakukan kegiatan sebagai berikut : - Pemberian rekomendasi dalam rangka pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan 19 lokasi; - Penyelesaian permohonan dan evaluasi tukar menukar kawasan hutan 21 lokasi; - Penanganan masalah pertanahan 1 judul; - Koordinasi dalam rangka pencabutan SK Pelepasan 5 judul; - Penyelesaian permasalahan tumpang tindih peruntukan kawasan hutan 1 judul; - Penyelesaian masalah kompensasi dan tanah pengganti 11 lokasi; - Pertimbangan teknis rekomendasi dalam rangka usulan perubahan fungsi kawasan hutan 12 lokasi; - Penyelesaian permasalahan pelepasan kawasan hutan untuk transmigrasi 10 lokasi; - Penyelesaian permasalahan perubahan fungsi kawasan hutan 10 propinsi; - Penyusunan konsep aplikasi data mutasi kawasan hutan 1 paket; - Monitoring perkembangan pelepasan KH untuk non kehutanan 20 lokasi; - I dentifikasi dan inventarisasi kondisi KH yang akan ditunjuk 6 lokasi; - Monitoring pencadangan areal dan pelepasan KH 10 lokasi; serta - Monitoring pemanfaatan KH untuk kegiatan non kehutanan 23 lokasi. Pada tahun 2007, kegiatan yang telah direncanakan untuk pengendalian perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan adalah : - Koordinasi pencabutan SK pelepasan kawasan hutan 15 unit di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; - Menyelesaikan proses TMKH di 30 propinsi Jawa, Bali, Sumatera; - Menyelesaikan masalah pertanahan di dalam KH di 10 lokasi dan penyediaan tanah pengganti 25 lokasi Jabar, Jateng, Banten, Jatim, Lampung dan Bali; - Pengkajian terpadu perubahan peruntukan 5 lokasi dan tumpang tindih peruntukan lahan 15 lokasi di Sumatera dan Kalimantan; - Monitoring dan evaluasi pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan 50 lokasi Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua; - Pengkajian permasalahan pelepasan kawasan hutan untuk permukiman transmigrasi 28 lokasi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua; - Pengkajian terpadu dalam rangka usulan perubahan fungsi kawasan hutan, 5 lokasi; 11 - Evaluasi fungsi kawasan hutan 5 lokasi; - Penyusunan data mutasi kawasan hutan, 1 paket; - Sosialisasi dan sinkronisasi perubahan KH 20 provinsi.

5. Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH