Penyempurnaan Organisasi dan Tata Hubungan Kerja Tahubja

19 Sedangkan pada tahun 2007, kegiatan yang telah direncanakan dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas adalah : - Pengkajian penyiapan SDM Baplanhut untuk menjawab tantangan ke depan; - Perencanaan pengembangan kepegawaian dan penyelenggaran kepegawaian; - Pengembangan kepegawaian penguatan kapasitas SDM melalui penyusunan juklak, juknis dan tupoksi jabatan fungsional; - Menyelenggarakan kursus, pelatihan dan fasilitasi diklat; - Mengembangkan program aplikasi administrasi jabatan fungsional; serta - Penyelenggaraan kepegawaian melalui pengembangan basis data kepegawaian dan penyempurnaan sistem administrasi kepegawaian dan sistem kepangkatan dan mutasi carrier plan pegawai.

10. Penyempurnaan Organisasi dan Tata Hubungan Kerja Tahubja

Sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra tahun 2005 – 2009 yaitu terwujudnya organisasi dan tata hubungan kerja lingkup Badan Planologi Kehutanan internal pusat, pusat – daerah yang lebih efektif dan responsive. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI bahwa Badan merupakan pelaksana tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup dalam tugas Sekretariat Jenderal dan atau Direktorat Jenderal dan atau I nspektorat Jenderal sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja. Direktorat Jenderal adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Departemen yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kehutanan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidangnya pasal 74-75 PerPres 9 2005. Badan Planologi Kehutanan merupakan salah satu I nstitusi Departemen Kehutanan yang berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13 Menhut–I I 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan makro di bidang kehutanan dan pemantapan kawasan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan, permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan kehutanan ialah dengan mengoptimalkan aspek perencanaan kehutanan dalam pengurusan sumberdaya hutan yaitu dengan meninjau kembali struktur organisasi, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi organisasi Badan Planologi Kehutanan mengingat saat ini Badan Planologi Kehutanan melaksanakan fungsi sebagai Badan dan juga berperan menjalankan fungsi Direktorat Jenderal. Oleh sebab itu 20 perlu diusulkan pengembangan organisasi Badan Planologi Kehutanan menjadi Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Tata Hubungan Kerja adalah rangkaian prosedur kerja dan sistem kerja yang mengatur tata hubungan tugas dan fungsi antara Sekretariat Badan Planologi Kehutanan, Pusat-pusat yang ada di lingkup Badan Planologi Kehutanan dan Balai Pemantapan Kawasan Hutan di seluruh I ndonesia demi terwujudnya suatu koordinasi dan sinkronisasi atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi-instansi yang bersangkutan. Tata Hubungan Kerja bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang baik. Untuk mewujudkan koordinasi dalam pelaksanaan tugas untuk tercapainya hasil optimal setiap unit kerja satuan organisasi lingkup Badan Planologi Kehutanan yang diharapkan dapat tercapai, maka pada tahun 2006 kegiatan yang dilaksanakan yang berkaitan dengan organisasi dan tata hubungan kerja TAHUBJA adalah : - Penyusunan konsep uraian tugas jabatan struktural dan non struktural; - Penyusunan konsep prosedur kerja lingkup Badan Planologi Kehutanan; - Penyempurnaan organisasi Baplanhut pusat dan daerah; - Penyusunan draft tahubja dan penyusunan data dan informasi pengembangan kelembagaan Baplanhut. Pada tahun 2007, kegiatan yang telah direncanakan antara lain : - Penyempurnaan rancangan tahubja bidang planologi kehutanan; - Pembentukan 19 UPT Baplanhut baru; - Pengembangan dan penyempurnaan tata laksana dengan membuat menyempurnakan uraian jabatan, prosedur kerja dan tahubja lingkup Baplanhut.

11. Penyusunan Peraturan Perundang-undangan bidang Planologi