5
C. PELAKSANAAN KEGI ATAN SAMPAI TAHUN 2006 DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGI ATAN TAHUN 2007
Rencana strategis Badan Planologi Kehutanan Tahun 2005 - 2009 Penyempurnaan akan dibagi menjadi perencanaan tahunan dalam bentuk Rencana
Kerja Tahunan Badan Planologi Kehutanan. Rencana Kerja Tahun 2008 merupakan kelanjutan dari Rencana Kerja tahun sebelumnya sebagai bentuk realisasi
pelaksanaan Rencana Strategis dalam upaya mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2006, kegiatan planologi kehutanan terbagi dalam 3 tiga program, yaitu : 1 Program Pemantapan Pemanfaatan Sumber Daya Hutan SDH;
2 Program Peningkatan Kualitas dan Akses I nformasi Sumber Daya Alam SDA dan Lingkungan Hidup LH; dan 3 Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan SDA
dan LH. Pada tahun 2007, kegiatan planologi kehutanan terbagi dalam 4 empat
program, yaitu : 1 Program Pemantapan Pemanfaatan Sumber Daya Hutan SDH; 2 Program Peningkatan Kualitas Akses I nformasi Sumber Daya Alam SDA dan
Lingkungan HidupLH; 3 Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan; dan 4 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Negara. Untuk tahun 2008, kegiatan Badan Planologi Kehutanan juga terbagi dalam 4
empat program, yaitu : 1 Program Pemantapan Pemanfaatan Sumber Daya Hutan SDH; 2 Program Peningkatan Kualitas Akses I nformasi Sumber Daya Alam SDA
dan Lingkungan Hidup LH; 3 Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan; dan 4 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Negara. Adapun pelaksanaan kegiatan Badan Planologi Kehutanan yang telah dilakukan
sampai dengan tahun 2006 dan rencana pelaksanaan kegiatan tahun 2007 dalam rangka mencapai sasaran strategis adalah sebagai berikut :
1. Penunjukan kaw asan hutan
Sasaran penunjukan kawasan hutan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Renstra tahun 2005 - 2009 adalah terselesaikannya penunjukan
kawasan hutan di seluruh I ndonesia. Kegiatan penunjukan kawasan hutan didahului dengan pemaduserasian antara
TGHK dengan RTRWP bersangkutan, sedangkan terhadap wilayah provinsi pemekaran dimana provinsi semula provinsi induk yang sudah ada penunjukan
6
kawasan hutannya, maka kawasan hutan pada provinsi pemekaran, dilakukan perubahan peruntukan dengan memperhatikan RTRWP yang bersangkutan.
Penunjukan kawasan hutan adalah penetapan areal wilayah tertentu sebagai kawasan hutan dengan keputusan Menteri Kehutanan. Penunjukan kawasan hutan
dapat mencakup wilayah Propinsi yaitu Penunjukan kawasan hutan dan perairan propinsi dan penunjukan parsial. Penunjukan kawasan hutan merupakan tahap
awal dari pengukuhan kawasan hutan, yang juga dapat untuk mendeteksi
perambahan terhadap kawasan hutan. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas, sampai dengan tahun 2006,
telah dilakukan kegiatan sebagai berikut : -
Penunjukan Kawasan hutan dan perairan propinsi dengan Keputusan Menteri Kehutanan sebanyak 30 Propinsi termasuk 5 lima propinsi pemekaran
Banten, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara dan Papua Barat sedangkan 3 tiga propinsi belum Riau, Kepri, Kalimantan Tengah. Sedangkan
Penunjukan kawasan hutan dengan tujuan khusus telah dilaksanakan di 10 unit dari 19 unit yang telah direncanakan.
- Koordinasi pengukuhan KH di 25 kabupaten dan penelusuran dokumen di 5
lokasi yang selama ini dinyatakan hilang atau tidak lengkap. Pada tahun 2007, kegiatan yang telah direncanakan adalah :
- Pemaduserasian RTRWP dengan TGHK penunjukan kawasan hutan dan
penunjukan kawasan hutan di 7 propinsi yaitu Riau, Kepri, Kalteng, Gorontalo, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Papua Barat, serta
- Pengkajian kelayakan penunjukan kawasan hutan parsial di 30 lokasi
termasuk KHDTK.
2. Penetapan kaw asan hutan
Sasaran penetapan kawasan hutan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis tahun 2005 - 2009 adalah ditetapkannya kawasan hutan seluas 30
dari seluruh kawasan hutan. Untuk mewujudkan kawasan hutan seluas 30 dari seluruh kawasan hutan pada
akhir tahun 2009, maka kegiatan penataan batas yang merupakan salah satu tahapan pengukuhan kawasan hutan dan juga sebagai bahan penetapannya perlu
dilakukan percepatan dalam pelaksanaannya, disamping perangkat dasar hukumnya perlu disempurnakan untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan dan
mendapatkan pengakuan oleh semua pihak. Oleh karena itu pelaksanaannya dapat dengan swakelola maupun dilaksanakan oleh Rekanan.
7
Pada era dekonsentrasi dimana pelaksanaan penataan batas untuk Hutan Lindung dan Hutan Produksi dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan setempat. Dari hasil
monitoring diperoleh informasi bahwa kenyataannya sebagian besar pelaksanaan penataan batas terbengkalai, sehingga penetapan kawasan hutan mengalami
keterlambatan. Sedangkan penetapan kawasan hutan adalah penegasan tentang kepastian
hukum mengenai status, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan Keputusan Menteri Kehutanan.
Penetapan kawasan hutan merupakan tahap akhir dari kegiatan pengukuhan kawasan hutan setelah penunjukan dan penataan batas kawasan hutan.
Dalam rangka mencapai sasaran penetapan kawasan hutan tersebut, sampai dengan tahun 2006, telah dilakukan :
- Penataan batas sepanjang 166.683,88 Km batas luar dan 51.361,18 Km
batas fungsi; HPH alam 82.628,704 Km, HPH tanaman 8.167,019 Km dan I PPA-I PTB 48,246 Ha 10 unit;
- Sosialisasi pemantapan kawasan hutan di 9 lokasi,
- I dentifikasi BATB yang bermasalah untuk diperbaiki disempurnakan sebanyak
125 unit, -
I dentifikasi BATB yang sudah dan akan ditata batas temu gelang 79 unit, dan penyelesaian peta penetapan 79 lokasi;
- Monitoring perkembangan tata batas kawasan hutan pasca paduserasi
penunjukan kawasan hutan dan perairan di 10 propinsi; -
I nventarisasi data kerusakan pal batas 1.937 Km; pemasangan kembali pal batas 3.250 Km 17.599 pal;
- I nventarisasi penataan batas KH wilayah perbatasan; trayek batas kawasan
hutan 8 lokasi 60 Km; monitoring kondisi KH yang akan ditata batas 3 lokasi 404 Km;
- Perolehan data informasi sebagai bahan penyempurnaan pengukuhan
kawasan hutan 2 lokasi; -
Pengumpulan data dan bahan evaluasi pemantapan KH 6 kab kota 3 propinsi; serta
- I nventarisasi sosekbud dan biofisik 4 lokasi.
Pada tahun 2007, kegiatan yang telah direncanakan adalah : -
Penelaahan batas kawasan hutan yang sudah ditata batas, -
Penataan batas kawasan hutan sepanjang 5.000 Km, -
Penyelesaian penetapan kawasan hutan 9 juta Ha, serta sosialisasinya.
8
3. Penggunaan kaw asan hutan