Prosedur Penelitian Hasil Penelitian

hari diharapkan dapat mendekatkan silaturahmi yang baik antara warga sekolah. Kehangatan yang terjalin antara warga sekolah juga sangat baik sartu dengna yang lainnya.Yang muda menghormati yang tua dan sebaliknya, yang tua menghargai yang muda.

2. Prosedur Penelitian

a. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang diharapkan. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dulu dilakukan persiapan baik secara formal maupun non formal. Persiapan non formal merupakan persiapan yang dilakukan oleh diri seorang peneliti meliputi kemampuan akan masalah-masalah yang akan diteliti. Seperti halnya mempersiapakan pedoman yang akan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan observasi. Pedoman observasi digunakan untuk pedoman pengamatan dan peneliti mengisi hasil pengamatan itu di kolom hasil pengamatan sesuai dengan apa yang diamati. Selain itu juga mempersiapkan pedoman wawancara untuk guru IPS, Waka Kurikulum maupun kepada siswa, yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang diinginkan oleh peneliti.Dalam persiapannya peneliti juga mempersiapkan kamera dan handphone untuk dokumentasi. Selain persiapan informal juga dilakukan adanya persiapan formal yaitu persiapan yang berkaitan dengan masalah perijinan.Untuk mendapatkan perijinan,langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II mengenai judul skripsi yang telah dibuat.Setelah judul skripsi tersebut mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, langkah selanjutnya adalah dengan membuat proposal rancangan skripsi.Dalam perjalanannya melalui banyak revisi yang harus diperbaiki agar rancangan skripsi tersebut dapat menjadi sempurna.Setelah proposal rancangan skripsi disetujui, maka langkah selanjutnya adalah dengan meminta persetujuan dari Ketua Jurusan Sejarah untuk selanjutnya mengajukan permohonan ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.Selanjutnya melakukan penelitian ke lokasi. b. Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, ada beberapa langkah yang telah ditempuh. Setelah mendapatkan surat ijin dari pihak UNNES maka langkah selanjutnya adalah mengurus ijin kesediaan tempat penelitian di SMP se Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Hal itu dilakukan dengan cara menyerahkan surat ijin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES kepada lima SMP di Kecamatan Tengaran. Selanjutnya setelah mendapatkan ijin melakukan penelitian di sekolah tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru IPS yang bersangkutan.Kemudian melakukan studi dokumen yang dimaksud untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di sekolah yang menjadi objek penelitian. Mengadakan observasi dan wawancara tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu yang sudah dilaksanakan selama ini di sekolah menengah pertama.Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Wawancara dilakukan dengan Bapak Yamrodin selaku wakil kepala bidang kurikulum SMP Negeri 2 Tengaran pada tanggal 29 April 2013.Wawancara terhadap Ibu Dwiyani selaku guru IPS di SMP N 2 Tengaran dilakukan pada tanggal 30 April 2013.Wawancara dengan Bapak Mardi Susilo selaku guru IPS di SMP N 1 Tengaran juga dilakukan pada tanggal 30 April 2013.Wawancara terhadap Ibu Chabibah selaku guru IPS di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013.Wawancara terhadap Bapak Slamet Riyadi selaku wakil kepala kurikulum di SMP Islam Sudirman 1 Tengaran juga dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013.Wawancara dengan Bapak Purwanta selaku guru IPS dan Bapak Rohmad selaku wakil kepala kurikulum di SMP N 3 Tengaran dilakukanpada tanggal 2 Mei 2013.Wawancara terhadap Bapak Joko Agus Saputro selaku wakil kurikulum di SMP N 1 tengaran dilakukan pada tanggal 3 Mei 2013.Wawancara terhadap Bapak M. Zuhdi Ilzam selaku guru IPS yang sekaligus merangkap sebagai wakil kepala kurikulum di MTs. Aswaja dilakukan pada tanggal 4 Mei 2013. Sedangkan wawancara terhadap siswa dilakukan pada saat jam istirahat yaitu pada tanggal 6 sampai 11 Mei 2013. Masing-masing sekolah diambil 2 orang siswa untuk diwawancarai.

3. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Di SMP Se-

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII ANTARA PEMBELAJARAN KREATIF DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI SMPN 4 NATAR TAHUN AJARAN 2012-2013

0 4 50

DESKRIPSI KESULITAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARTAPURA TAHUN AJARAN 2012-2013

1 19 60

UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU di SMP NEGERI 1 AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2011 2012)

6 82 131

PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA SE KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 2013

3 44 135

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KTSP SE-RAYON SMP NEGERI 37 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 24

ANALISIS KESULITAN GURU IPA TERPADU PADA PENGGUNAN KURIKULUM 2013 DI SMP SE-KECAMATAN PATUMBAK TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 19

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 14

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 15

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kebakkramat dan SMP Negeri 3 Kebakkramat Tahun 2013).

0 0 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PJOK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N SE-KECAMATAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 132