Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

1. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu “curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah Susilo, 2008: 77. Seiring berjalannya waktu maka kata “kurikulum” memiliki banyak arti dari para ahli. Adapun definisi kurikulum versi Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 pada BAB 1 Pasal 1, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Susilo, 2008: 82-83. Pandapat lain menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Khaerudin dan Junaedi,2007:79. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah 1 perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan, 2 perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus Tim penyusun, 2005:617. Mulyasa 2006:46 juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Selain itu, Hamalik 2008: 16 juga mengungkapkan tentang pengertian kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar bab 1, Ps. 1 butir 9. 2. Fungsi Kurikulum Hendyat Soetopo dan Soemanto dalam Susilo 2008 membagi fungsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak. c. Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam, yaitu: a. sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalamn belajar bagi anak didik. b. sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c. sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam arti: a. sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yaitu memperbaiki situasi belajar, b. sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik, c. sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar, d. sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan e. sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra- putrinya. Bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolahguru, dana, dan sebagainya. f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua masyarakat. Dan ikut memberikan kritiksaran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja. 3. Pengertian KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus BSNP, 2006: 5. Menurut Mulyasa 2009:20 beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP adalah sebagai berikut: 1 KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. 2 Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kabupatenkota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. 3 Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. 4. Karakteristik KTSP Selain pemahaman mengenai KTSP, juga perlu dipahami mengenai karakteristik KTSP itu sendiri. Menurut Mulyasa 2009 karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan professional, serta team-kerja yang kompak dan transparan.

E. Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII ANTARA PEMBELAJARAN KREATIF DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI SMPN 4 NATAR TAHUN AJARAN 2012-2013

0 4 50

DESKRIPSI KESULITAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARTAPURA TAHUN AJARAN 2012-2013

1 19 60

UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU di SMP NEGERI 1 AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2011 2012)

6 82 131

PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA SE KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 2013

3 44 135

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KTSP SE-RAYON SMP NEGERI 37 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 24

ANALISIS KESULITAN GURU IPA TERPADU PADA PENGGUNAN KURIKULUM 2013 DI SMP SE-KECAMATAN PATUMBAK TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 19

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 14

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 15

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kebakkramat dan SMP Negeri 3 Kebakkramat Tahun 2013).

0 0 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PJOK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N SE-KECAMATAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 132