Konsep Hutang Manajemen Laba

struktur kepemilikan yang terkonsentrasi terjadi di negara-negara dengan tingkat corporate governance yang rendah.

2.2 Konsep Hutang

Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan makin meningkat. Foster 1986:65-66 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara rasio leverage dengan return perusahaan. Artinya hutang dapat digunakan untuk memprediksi keuntungan yang kemungkinan bisa diperoleh bagi investor jika berinvestasi pada suatu perusahaan. Jensen and Meckling 1976 berargumen tentang moral hazard untuk menjelaskan agency cost of debt, bahwa level hutang tinggi akan menyebabkan perusahaan untuk memilih pada proyek-proyek investasi berisiko secara berlebihan. Masalah kerugian juga dapat memberikan kontribusi atas kebijakan pendanaan melalui hutang. Myers and Majluf 1984 menyatakan bahwa jika manajer-manajer mempunyai informasi privat mengenai proyek-proyek investasinya, mereka berharap memperoleh pendanaan dari pihak luar untuk mengganti investor atas kemungkinan menemukan perusahaan yang kinerjanya buruk pada proyek-proyek yang mempunyai net present value negatif.

2.3 Manajemen Laba

Manajemen laba earnings mangement merupakan fenomena yang sukar untuk dihindari karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam praktek para manajer dapat memilih kebijakan akuntansi sesuai standar akuntansi keuangan. Oleh sebab itu, sangat wajar bahwa para manajer memilih kebijakan-kebijakan tersebut untuk memaksimalkan utilitinya dan nilai pasar perusahaan. Inilah yang oleh Scott 2003:368-369 disebut dengan earnings management. Jadi earnings management adalah pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam rangka mencapai tujuan tertentu. 6 Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory PAT dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang dirumuskan Watts and Zimmerman 1986:257-262 yang ditegaskan kembali oleh Scott 2003:276-278, yaitu pertama the bonus plan hypothesis, hipotesis ini menyatakan bahwa manajer pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. Perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa depan ke masa kini, sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey tingkat laba terendah untuk mendapatkan bonus dan cap tingkat laba tertinggi. Jika laba berada di bawah bogey, maka tidak ada bonus yang diperoleh manajer sedangkan jika laba berada di atas cap, manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh bonus lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika laba berada di atas cap. Jadi hanya jika laba bersih berada di antara bogey dan cap, manajer akan berusaha menaikkan laba bersih perusahaan. Kedua, the debt covenant hypothesis, hipotesis ini menyebutkan bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan maupun laba. Ketiga, the political cost hypothesis, hipotesis ini menyatakan bahwa pada perusahaan yang besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.

2.4 Nilai Pemegang Saham

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

0 5 124

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

0 12 130

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, DAN GROWTH TERHADAP KUALITAS LABA PERUSAHAAN

1 6 64

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP Pengaruh Ukuran Prusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

7 51 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP Pengaruh Ukuran Prusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdafta

0 3 18

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, SIZE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Leverage, Profitabilitas, Size, Kepemilikan Institusional, Dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Pengungkapan CSR Pada Perusa

0 1 16

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, SIZE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Leverage, Profitabilitas, Size, Kepemilikan Institusional, Dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Pengungkapan CSR Pada Perusa

0 1 15

Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan | Makalah Dan Jurnal Gratis

0 3 16

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN K

0 2 80

PENGARUH KOMPENSASI EKSEKUTIF, KEPEMILIKAN SAHAM EKSEKUTIF, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN LEVERAGE TERHADAP TAX AVOIDANCE

4 14 18