konsentrasi kepemilikan institusional menjadikan pengelolaan perusahaan di kelola secara transparan, yaitu informasi bisa diakses oleh para pemegang saham tanpa
memihak kepada pemilik tertentu.
4.4 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 3
Konsentrasi kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital pada tingkat 0,01 Lampiran 2, Tabel 4. Temuan studi ini menerima
hipotesis yang menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cost of equity capital.
Temuan studi ini berlawanan dengan hasil penelitian Ashbaugh et al. 2004 dan Haque 2006. Hasil penelitian mereka menemukan hubungan negatif antara konsentrasi
kepemilikan institusional dengan cost of equity capital. Konsentrasi kepemilikan institusional mampu meningkatkan kinerja pasar saham dan mampu menekan risiko jika
investor membeli saham perusahaan. Risiko turun menyebabkan perusahaan memiliki kelonggaran untuk tidak harus mengungkap semua informasi mengenai kondisi
perusahaan, sehingga hal ini dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkap informasi kepada publik cost of equity capital.
Temuan studi ini konsisten dengan hasil penelitian Brush et al. 2000 dalam hal arah hubungannya yaitu kepemilikan institusional berdampak terhadap meningkatnya
cost of equity capital. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berhasil meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang berarti juga
tidak berhasil meningkatkan nilai pemegang saham. Kegagalan ini ternyata disebabkan bahwa manajer perusahaan tidak berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan.
Akibatnya perusahaan harus membuat strategi yang dapat menarik investor dengan cara mengungkap kondisi perusahaan, sehingga memiliki dampak terhadap semakin besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan informasi bagi publik cost of equity capital. Penjelasan yang dapat dikemukakan dari temuan studi ini adalah pertama,
investor institusional sebagai pemilik mayoritas tidak ingin harga pasar saham turun yang disebabkan asimetri informasi. Oleh karena itu pemilik institusional sebagai pemegang
2
saham mayoritas bisa menekan manajer untuk memberi informasi yang akurat tentang kondisi perusahaan walaupun perlu biaya besar. Di samping itu investor institusional
tidak ingin reputasinya turun, karena asimetri informasi bisa berakibat fatal terhadap pasar saham perusahaan yaitu ruginya para pemegang saham yang disebabkan pemegang
saham minoritas dan pasar saham mendiskon harga pasar saham perusahaan. Jadi semakin besar saham yang dimiliki oleh investor institusional maka semakin besar biaya
yang dikeluarkan untuk menyediakan informasi bagi publik. Kedua, konsentrasi kepemilikan masih dianggap sebagai bentuk belum baiknya
penatakelolaan suatu perusahaan yang baik. Karena terdapat pemilik mayoritas yang dapat secara langsung mengendalikan perusahaan. Dalam praktik pemilik mayoritas
bahkan menjadi manajer perusahaan atau paling tidak pemilik mayoritas memiliki kewenangan penuh dalam mengatur manajer. Atas dasar anggapan tersebut pemilik
mayoritas merasa tertantang untuk menjaga reputasinya dengan meminta manajer untuk mengelola perusahaan secara transparan walaupun itu perlu biaya yang cukup besar. Jadi
atas dasar untuk menjaga reputasi perusahaan dan pemilik mayoritas serta menjaga kredibilitas perusahaan maka konsentrasi kepemilikan institusional identik dengan
semakin besarnya biaya yang keluarkan untuk menyediakan informasi bagi publik.
4.5 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 4