saham perusahaan melebihi nilai buku yaitu 8,530. Jadi, pasar menghargai nilai pemegang saham ada yang dibawah nilai buku harga saham dan ada juga yang
menilai di atas nilai buku harga saham. Nilai rata-rata nilai pemegang saham 1,362 menunjukkan bahwa pasar menilai di atas nilai buku harga saham.
5. Variabel cost of equity capital berada pada kisaran angka 0,149 dan 1,806 dengan nilai rata-rata 0,842 yang terletak pada sekitar nilai titik tengah median sebesar
0,798. Artinya besarnya biaya terendah yang dikeluarkan untuk menyediakan informasi bagi publik sebesar 0,149 dan tertinggi 1,806 serta rata-rata 0,842 dengan
titik tengah 0,798.
4.2 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 1
Konsentrasi kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada tingkat signifikansi 0,01 Lampiran 2, Tabel 4. Temuan studi ini menerima
hipotesis yang menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi
kepemilikan institusional pada perusahaan manufaktur di Indonesia, yaitu rata-rata 71,21 perusahaan yang diobservasi dimiliki oleh pemilik institusional. Hal ini sejalan
dengan temuan penelitian La Porta et al. 1999, Claessens et al. 2000a, dan Facio and Lang 2002 yang menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan publik di hampir semua
negara adalah terkonsentrasi, kecuali di Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Temuan studi ini bertentangan dengan hasil penelitian Demsetz and Lehn 1985,
Darmawati 2003, serta Ujiyantho dan Pramuka 2007. Para peneliti tersebut tidak menemukan hubungan antara kedua variabel. Hasil studi ini konsisten dengan temuan
Jiambalvo et al. 1996, Xu and Wang 1997, Bushee 1998a, 1998b, Rajgopal et al. 1999, Mitra 2002, Midiastuty dan Machfoedz 2003, Hsu and Koh 2005, dan
Herawati 2007 yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan hubungan negatif. Studi ini menunjukkan
bahwa konsentrasi kepemilikan institusional menjadi mekanisme yang efektif dalam mengawasi manajer. Para peneliti sebelumnya menyatakan bahwa pemilik institusional
memiliki cara yang canggih dan umumnya mereka membayar orang yang ahli untuk mengelola investasinya.
2
Penjelasan yang dapat dikemukakan dari temuan studi ini adalah pertama, ada kesan bahwa pemilik institusional sebagai pemegang saham mayoritas meminta orang-
orangnya yang ditempatkan pada jajaran manajemen atau bahkan yang menjadi manajer untuk meminimalisasi rekayasa laba, karena jika pemilik institusional sebagai pemegang
saham mayoritas meminta manajer melakukan rekayasa laba yang menguntungkan dirinya, maka pemegang saham minoritas dan pasar saham akan mendiskon harga saham
perusahaan yang justru akan merugikan pemegang saham mayoritas itu sendiri. Jadi konsentrasi kepemilikan institusional identik dengan rendahnya manajemen laba.
Kedua, dominasi pemilik institusional menyebabkan manajer tidak bisa bertindak oportunistik yang cenderung menguntungkan dirinya sendiri tetapi kemungkinan
merugikan pemilik. Sehingga manajer tidak bisa dengan leluasa memanipulasi angka laba yang dihasilkan perusahaan.
Ketiga, investor institusional berpandangan yang jauh lebih kedepan dibandingkan investor individu yang hanya fokus untuk laba sekarang. Sehingga investor
institusional melakukan tekanan kepada manajer untuk tidak melakukan manipulasi laba. Investor institusional lebih suka bagaimana harga saham di pasar saham meningkat
daripada memanipulasi laba yang menyesatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan jika rekayasa laba itu dianggap sebagai suatu hal yang merugikan.
4.3 Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 2