Sejarah Perusahaan Ruang Lingkup Bidang Usaha Keluhan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UKM Kilang Nainggolan merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang produksi batu bata.UKM Kilang Nainggolan didirikan pada tahun 1997 oleh bapak Victor Nainggolan sebagai pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini. Tahun 2010 UKM kilang nainggolan tidak lagi di pegang oleh bapak victor nainggoal, karena usianya semakin tua ia memutuskan untuk menyewakan usaha batu batanya kepada orang lain . Usaha batu bata ini telah menjadi mata pencaharian bagi 16 orang karyawannya.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Bahan baku pembuatan batu bata adalah tanah liat yang diperoleh dari daerah perbaungan. Bahan penolong yang digunakan yaitu air.UKM Kilang Nainggolan memproduksi 24.000 batu bata per hari.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang- orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja Universitas Sumatera Utara dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur organisasi UKM Kilang Nainggolan adalah line structure karena pimpinan umumnya adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri. Semua keputusan baik yang bersifat strategis maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi utama yang diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana perusahaan dapat terus dijalankan dan tetap ada permintaan di pasar. Struktur organisasi UKM Kilang Nainggolan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pemilik Pekerja stasiun pengadukan Pekerja s tasiun pencetakan Pekerja stasiun penyimpanan Pekerja s tasiun penjemuran Pekerja s tasiun pembakaran Gambar 2.1. Struktur Organisasi UKM Kilang Nainggolan

2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

Universitas Sumatera Utara Pembagian tugas dan tanggung jawab pada UKM Kilang Nainggolan dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Pemilik Pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini adalah pemilik UKM Kilang Nainggolan yang memiliki keseluruhan modal selama proses produksi berlangsung. Pemilik bertanggung jawab untuk memberikan upah dan memperhatikan kesejahteraan operator yang bekerja Adapun tugas pemilik adalah sebagai berikut: a. Bertugas mengawasi jalannya proses produksi dan kinerja dari operator. b. Merencanakan, mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan. c. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap pekerja dan menjalin hubungan baik. 2. Pekerja stasiun pengadukan Pekerja stasiun pengadukan memiliki tanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan pencampuran tanah liat dan air. Adapun tugas pekerja pada stasiun pengadukan adalah sebagai berikut: a. Mengaduk dan mencampur tanah liat dengan air . b. Memasukan adukan tanah liat ke dalam mesin cetak. 3. Pekerja stasiun pencetakan Universitas Sumatera Utara Pekerja stasiun pencetakan memiliki tanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan pembentukan tanah liat menjadi batu bata. Adapun tugas pekerja pada stasiun pencetakan adalah sebagai berikut: a. Mencetak tanah liat b. Mengangkat batu bata hasil cetakan ke gerobak 4. Pekerja stasiun penjemuran Pekerja stasiun penjemuran memiliki tanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan pengeringan batu bata basah. Adapun tugas pekerja pada stasiun penjemuran adalah sebagai berikut: a. Mengangkat batu bata basah dari stasiun pencetakan ke setasiun pengeringan. b. Mengangkat dari setasiun penjemuran ke stasiun pembakaran. 5. Pekerja stasiun pembakaran Pekerja stasiun pembakaran memiliki tanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan pemasakan batu bata. Adapun tugas pekerja pada stasiun pembakaran adalah sebagai berikut: c. Menyusun batu bata yang akan di bakar. d. Membakar batu bata. 6. Pekerja stasiun penyimpanan Pekerja stasiun penyimpanan memiliki tanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan penyimpanan batu bata. Adapun tugas pekerja pada stasiun penyimpanan adalah sebagai berikut: a. Mengangkat batu bata dari stasiun pembakaran ke penyimpanan. Universitas Sumatera Utara b. Menyusun batu bata di stasiun penyimpanan.

2.3.3 Pekerja dan Jam Kerja Perusahaan

Jumlah pekerja yang dibutuhkan agar usaha ini berjalan dapat dilihat pada Tabel 2.1: Tabel 2.1. Daftar Pekerja No Uraian Jumlah Pekerja 1 Pemilik 1 orang 2 Pekerja Stasiun Pengadukan 6 orang 3 Pekerja Stasiun Pencetakan 2 orang 4 Pekerja Stasiun Pengeringan 3 orang 5 Pekerja Stasiun Pembakaran 2 orang 6 Pekerja Setasiun Penyimpanan 2 orang Jumlah 16 orang Sumber : UKM kilang Nainggolan Adapun jam kerja pada UKM kilang nainggolan adalah 8 jam kerja yaitu mulai pukul 08.00 WIB–17.00 WIB dan satu jam istirahat pukul 12.00WIB – 13.00 WIB. BAB III Universitas Sumatera Utara LANDASAN TEORI

3.1. Beban Kerja

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.

3.1.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Rodhal 1989, Adiputra 1998 dan Manuaba 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004 : 95, bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Universitas Sumatera Utara

3.1.2. Penilaian Beban Kerja Fisik

Menurut Astrand and Rodhal 1977 dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung.

3.2. Keluhan

Musculoskeletal 1 1. Peregangan otot yang berlebihan Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal Tarwaka, 2004. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian–bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletaldisorsders MSDs atau cidera pada sistem musculoskeletal. Apabila pekerjaan berulang tersebut dilakukan dengan cara yang nyaman, sehat dan sesuai dengan standar yang ergonomis, maka tidak akan menyebabkan gangguan musculoskeletal dan semua pekerjaan akan berlangsung dengan efektif dan efisien. Peter Vi 2000 menjelaskan bahwa, terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadi keluhan musculoskeletal sebagai berikut: 1 Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produkstivitas. Hal 117. Universitas Sumatera Utara 2. Aktivitas berulang 3. Sikap kerja tidak alamiah 4. Faktor penyebab sekunder

3.3. Standard Nordic Questionnaire SNQ