6. Faktor Pengali Coupling CM
Faktor Pengali Coupling CMmerupakan keadaan operator pada saat menggenggam beban apakah dirasakan nyaman atau tidak. Keadaan tersebut mempunyai kriteria
masing-masing yang dapat dilihat pada tabel Faktor Pengali Coupling. Selain itu, faktor pengali ini juga dipengaruhi oleh jarak Vertical Location V.Nilai CM berbanding lurus
dengan besar RWL, sehingga semakin besar nilai CM, maka semakin besar pula nilai RWL. Sebaliknya semakin kecil nilai CM, maka semakin kecil pula nilai RWL yang
diperoleh. Dari tabel perhitungan nilai RWL diperoleh nilai CM pada operator yang lebih kecil dari 1.Hal ini mengakibatkan nilai RWL semakin kecil. Oleh karena itu
pegangannya perlu diperbaiki dengan cara memasang pegangan yang nyaman sehingga tipe coupling tergolong dalam keadaan good . Hal ini akan menyebabkan faktor pengali
coupling akan menjadi 1. Dengan meningkatnya nilai CM, maka nilai RWL akan semakin besar.
6.4. Perancangan Fasilitas Kerja Usulan
Fasilitas kerja aktual yang dimiliki UKM Kilang Nainggolan, khususnya pada kegiatan pencetakan masih belum ergonomis.Hal ini dapat dilihat dari
beberapa keluhan otot operator yang diperoleh dari hasil kuesioner SNQ.Selain itu dari hasil penilaian postur kerja juga memperlihatkan adanya indikasi “sangat
berbahaya” sehingga diperlukan adanya perbaikan sekarang juga, baik dari sitem keraja maupun fasilitas kerja.Sedangkan dari penilaian biomekanika dengan
menggunakan metode RWL juga memperlihatkan adanya indikasi bahaya karena nilai yang diperoleh melewati batas yang telah direkomendasikan oleh NIOSH.
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas kerja aktual tersebut akan berdampak pada buruk pada operator yang akan menyebabkan keluhan MSDs. Adapun urutan proses pencetakan pada
kondisi aktual dapat dilihat pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2. Fasilitas Kerja Aktual yang Digunakan Operator pada Proses Pencetakan
Fasilitas kerja aktual yang digunakan pada kegiatan pemindahan tersebut masih dilakukan secara manual manual material handling.Pekerjaan tersebut
berdampak buruk pada fisik operator yang mengakibatkan keluhan MSDs. Maka dari itu, rancangan fasilitas kerja baru perlu diusulkan untuk mengurangi keluhan
MSDs tersebut.Fasiltas kerja usulan berupa perlunya penambahan meja
Universitas Sumatera Utara
rolleruntuk mengurangi manual material handling dan kemudian penyesuaian gerobakyang digunakan operator untuk memindahkan beban dari stasiun
pencetakan ke stasiun pengeringan yaitu dengan mengganti menjadi trolley.Selain itu, penambahan pegangan atau coupling pada pallet untuk kenyaman dalam
mengangkat pallet dan alat pemotong pada mesin cetakan. Trolleytersebut dirancang berdasarkan prinsip data antropometri.Adapun
dimensi yang paling penting dalam perancangan tersebut adalah Tinggi Siku Berdiri TSB, Lebar Bahu LB, dan Diamter Genggaman DG. Adapun trolley
sebagai alat bantu dalam pemindahan pallet dapat dilihat pada Gambar 6.3 dan 6.4.
a
Universitas Sumatera Utara
b Gambar 6.3. a Fasilitas Kerja Usulan
Trolley sebelum Diletakkan Pallet b Fasilitas Kerja Usulan
Trolley sesudah Diletakkan Pallet
Meja roller dipasang di depan mesin cetak batu bata agar mempermudah pemindahan pallet batu bata dari mesincetak ke trolley. Meja roller hanya cukup
menampung pallet batu bata. Adapun gambar meja roller dapat dilihat pada Gambar 6.4.
Gambar 6.4. Meja Roller
Universitas Sumatera Utara
Pallet di disain dengan menambahkan pegangan, agar pekerja nyaman pada saat memindahkan. Adapun gambar pallet dapat dilihat pada Gambar 6.5
Gambar 6.5. Pallet
Alat pemotong tambahan diletakan disamping mesin diawal tempat batu bata keluar, alat ini di gunakan untuk menghilangkan salah satu kegiatan operator
2 yaitu menarik mesin cetak. Adapun gambar alat pemotong Tambahan dapat dilihat pada Gambar 6.6
Gambar 6.6. Alat Pemotong Tambahan
Hasil akhir penggabungan gambar fasilitas kerja usulan dapat dilihat pada Gambar 6.7.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.7. Hasil Penggabungan Perancangan Fasilitas
6.5. Perbandingan Elemen Gerakan Aktual dengan Usulan