6.2. Analisis Postur Kerja Operator dengan REBA
Elemen gerakan aktual tenaga kerja pada stasiun pemotongan banyak dilakukan dengan postur kerja yang tidak alamiah dan tidak ergonomis.Hasil
penilaian dengan metode REBA dapat dilihat bahwa terdapat beberapa keluhan yang terjadi pada beberapa elemen gerakan.
1. Elemen gerakan menarik tuas ke arah kana
Tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu tindakan perbaikan. Hal ini dikarenakan batang tubuh membengkok kekanan dan kekiri,
kemudian lengan atas pekerja membentuk susdut 60 .
2. Elemen gerakan menarik tuas kebelakang
Tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu tindakan perbaikan. Hal ini dikarenakan batang tubuh membengkok kekanan dan kekiri,
kemudian lengan atas pekerja membentuk susdut 60 .
3. Elemen kegiatan mengangkat pallet dari mesin cetak
Tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu tindakan secepatnya. Hal ini dikarenakan leher membentuk sudut 20
dan posisi badan membentuk sudut 20
. 4.
Elemen kegiatan menyusun pallet ke gerobak Postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu tindakan secepatnya.
Pekerja meletakan pallet ke gerobak dengan posisi batang tubuh membungkuk 20
kedepan dan badan menekuk kesamping , kemudian lengan atas pekerja membentuk susdut 45
-90 dan lengan bawah 0
-60
Universitas Sumatera Utara
6.3. Analisis Perhitungan Penentuan Nilai Recommended Weight Limit
RWL dan Lifting Index LI
RWL adalah batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-
ulang dalam durasi kerja tertentu dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai Recommended Weight Limit RWL dan
Lifting Index LIpada situasi originkegiatan meletakkan pallet ke gerobak pada operataor pertama, yaitu sebesar 9,87kg dan 1,46. Sedangkan nilai Recommended
Weight Limit RWL dan Lifting Index LIpada operator kedua untuk kegiatan yang sama dengan nilai sebesar 5,73 kg dan 2,51 origin . Nilai Recommended
Weight Limit RWL dan Lifting Index LIpada situasi destinationkegiatan meletakkan pallet ke gerobak pada operataor pertama, yaitu sebesar 6,52 kg dan
2,21. Sedangkan nilai Recommended Weight Limit RWL dan Lifting Index LIpada operator kedua untuk kegiatan yang sama dengan nilai sebesar 5,07 kg
dan 2,284. Hal ini menunjukkan bahwa berat beban yang diangkat operator selama ini melebihi batas beban angkat yang direkomendasikan.Maka perlu
adanya perubahan dari konstanta beban dan faktor-faktor pengali yaitu pengali horizontal, faktor pengali vertikal, faktor pengali jarak, faktor pengali frekuensi,
faktor pengali asimetri, faktor pengali kopling.
Universitas Sumatera Utara
Besar kecilnya nilai RWL pada seorang operator bergantung pada faktor- faktor berikut ini:
1. Faktor pengali horizontal HM
Faktor pengali horizontal HM dipengaruhi oleh nilai Horizontal Location H.Nilai HM dan H berbanding terbalik, semakin besar nilai H, maka HM yang dihasilkan
semakin kecil.Sebaliknya, semakin kecil nilai H yang didapat, maka nilai HM yang dihasilkan semakin besar. Sedangkan hubungan antara HM dengan RWL adalah
berbanding lurus di mana semakin besar nilai HM, maka nilai RWL akan semakin besar dan sebaliknya. Dari tabel hasil perhitungan nilai RWLdapat dilihat bahwa
nilai HM yang dihasilkan untuk masing-masing kegiatan ≤1, sehingga menyebabkan
nilai RWL yang dihasilkan semakin kecil. Hasilpengumpulan data kegiatan mengangkat pallet ke gerobak di kondisi origin, nilai H adalah 32 cm dan 25 cm.
Agar nilai RWL semakin besar, maka jarak antara operator ke beban harus didekatkan lagi agar nilai HM menjadi lebih besar, sehingga RWL juga semakin
besar.
2. Faktor pengali Vertikal VM
Faktor pengali vertikal VM dipengaruhi oleh Vertical Location V. Hubungan V terhadap besarnya VM, yaitu semakin besar selisih antara V dengan nilai 75 yang
telah ditetapkan NIOSH, maka nilai VM yang dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya makin kecil selisihnya, maka nilai VM yang dihasilkan akan semakin
besar. Sedangkan hubungan antara nilai VM dengan RWL ialah berbanding lurus di mana jika nilai VM yang didapatkan dari pengolahan data besar maka nilai RWL
yang dihasilkan pun juga akan semakin besar dan sebaliknya. Maka untuk mendapatkan nilai RWL yang besar maka selisih antara jarak genggaman tangan
Universitas Sumatera Utara
operator pada saat menggenggam beban terhadap lantai harus diperkecil, sehingga nilai RWL yang dihasilkan pun akan semakin besar dan tingkat terjadinya risiko
cedera kerja semakin kecil. Hasil Pengumpulan data kegiatan mengangkat pallet ke gerobak kondisiorigin, nilai V adalah 70 cm. Agar nilai RWL semakin besar, maka
jarak antara operator ke beban harus mendekati nilai 75 cm agar nilai HM menjadi lebih besar, sehingga RWL juga semakin besar.
3. Faktor perpindahan DM Nilai faktor perpindahan DM dipengaruhi oleh Vertical Travel Distance
D.Dmerupakan jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal ke tempat tujuan. Pengaruh nilai D terhadap besarnya DM adalahsemakin
besar nilai D yang didapat, maka semakin kecil nilai DM yang dihasilkan begitu juga sebaliknya. Dari hubungan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
RWL yang dihasilkan akan besar jika jarak perpindahan beban dari tempat asal ke tempat tujuan diperpendek, dengan begini risiko terjadinya cedera
kerja akan semakin kecil. Hasil pengumpulan data kegiatan meletakkan pallet ke gerobak di kondisi origin dan destination, nilai D adalah 80 cm. Agar nilai
RWL semakin besar, maka jarak antara operator ke beban harus didekatkan lagi agar nilai DM menjadi lebih besar, sehingga RWL juga semakin besar.
4. Faktor pengali asimetrik AM Nilai faktor pengali asimetrik AM dipengaruhi oleh sudut yang dibentuk
operator dari posisi awal ke posisi akhir setelah pengangkatan A.Semakin besar nilai A, maka nilai AM akan semakin kecil, sehingga nilai RWL yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan pun akan kecil pula hal ini disebabkan AM berbanding lurus terhadap RWL. Faktor pengali asimetrik AM, dengan melakukan perubahan
pada lokasi pemindahan beban, di mana lokasi pemindahan beban, beban, dan operator dibuat pada keadaan lurus tanpa melibatkan perputaran tubuh
AM=1. Hal ini akan membuat nilai RWL akan menjadi lebih besar. Hal ini akan membuat nilai LI semakin besar.
5. Faktor pengali frekuensi FM Faktor pengali frekuensi FM menyatakan frekuensi seorang operator
mengangkat beban dalam berapa menit dan berapa lama operator tersebut bekerja. Nilai FM dipengaruhi oleh frekuensi pengangkatanmenit, durasi waktu, dan
Vertical Location. Dengan memasukkan data yang ada, maka dapat dilihat nilai FM dari tabel Faktor Pengali Frekuensi. Adapun hubungan antara nilai FM
dengan nilai RWL adalah berbanding lurus, di mana jika nilai FM besar maka nilai RWL yang dihasilkan pun juga akan besar. Begitu juga sebaliknya jika nilai
FM kecil maka nilai RWL yang dihasilkan pun juga akan kecil. Dari tabel perhitungan nilai RWL diperoleh nilai FM operator yang lebih kecil dari satu,
bahkan mendekati nol. Hal ini mengakibatkan nilai RWL semakin kecil. Untuk membuat nilai FM semakin besar, maka frekuensi pengangkatanmenit, durasi
waktu, dan Vertical Location harus diperkecil agar nilai FM yang diperoleh akan semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
6. Faktor Pengali Coupling CM
Faktor Pengali Coupling CMmerupakan keadaan operator pada saat menggenggam beban apakah dirasakan nyaman atau tidak. Keadaan tersebut mempunyai kriteria
masing-masing yang dapat dilihat pada tabel Faktor Pengali Coupling. Selain itu, faktor pengali ini juga dipengaruhi oleh jarak Vertical Location V.Nilai CM berbanding lurus
dengan besar RWL, sehingga semakin besar nilai CM, maka semakin besar pula nilai RWL. Sebaliknya semakin kecil nilai CM, maka semakin kecil pula nilai RWL yang
diperoleh. Dari tabel perhitungan nilai RWL diperoleh nilai CM pada operator yang lebih kecil dari 1.Hal ini mengakibatkan nilai RWL semakin kecil. Oleh karena itu
pegangannya perlu diperbaiki dengan cara memasang pegangan yang nyaman sehingga tipe coupling tergolong dalam keadaan good . Hal ini akan menyebabkan faktor pengali
coupling akan menjadi 1. Dengan meningkatnya nilai CM, maka nilai RWL akan semakin besar.
6.4. Perancangan Fasilitas Kerja Usulan