Sampel dan Teknik Sampling Penelitian

Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu aktivitas berisiko atau berbahaya seperti olahraga yang memiliki kecepatan tinggi dan berbahaya. 2 Experience Seeking maksudnya adalah seberapa besar kebutuhan seorang remaja untuk mendapatkan dan mengalami pengalaman- pengalaman baru dan menyenangkan. Misalnya melakukan perjalanan jauh ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi atau diketahui oleh orang lain. 3 Disinhibition maksudnya adalah seberapa besar keinginan atau hasrat seorang remaja untuk melakukan kegiatan –kegiatan yang mengandung resiko sosial maupun resiko terhadap kesehatannya seperti mengkonsumsi minuman keras atau perilaku seksual, dan hal lainnya yang bertentangan dengan norma yang berlaku. 4 Boredom Susceptibility maksudnya adalah seberapa besar kemampuan seorang remaja untuk menolerir tehadap aktivitas yang berulang dan rutin. Misalnya seorang remaja mampu bertahan dalam melakukan aktivitas yang sama setiap harinya. Semakin tinggi skor keseluruhan yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat sensation seeking trait pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah skor keseluruhan yang diperoleh maka semakin rendah tingkat sensation seeking trait pada remaja. b. Definisi Operasional Perilaku Seksual Perilaku seksual dalam penelitian ini adalah tingkah laku yang dilakukan pada hubungan antara remaja laki-laki dan perempuan berupa sentuhan fisik yang mungkin saja tidak disadari oleh remaja tersebut dan memungkinkan timbulnya orgasme. Jenis sentuhan fisik tersebut adalah: 1 Bersentuhan touching, antara lain berpegangan tangan dan berpelukan. 2 Berciuman kissing, antara lain mulai dari hanya sekedar kecupan bibir sampai dengan berciuman dengan menggunakan lidah. Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Bercumbu petting, yaitu merupakan bentuk dari berbagai aktivitas fisik antara pria dan wanita, yang mengarah kepada pembangkit gairah seksual. Pada umumnya bentuk aktivitas yang terlibat dalam petting ini, melibatkan perilaku mencium, menyentuh atau meraba, menghisap, dan menjilat pada area-area erotis pasangan; seperti mencium payudara pasangan perempuan, atau mencium alat kelamin pasangan laki-laki. 4 Berhubungan kelamin sexual intercourse, yaitu adanya kontak antara alat kelamin laki-laki penis dan alat kelamin perempuan vagina yang terjadi dalam proses penetrasi antara penis dan vagina sehingga dapat mencapai orgasme. Semakin besar skor yang diperoleh, maka semakin tinggi hasrat yang dirasakan dari pengalaman perilaku seksual pada remaja. Sebaliknya, semakin kecil skor keseluruhan diperoleh, maka semakin rendah hasrat yang dirasakan dari pengalaman perilaku seksual pada remaja tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti prefrensi, keyakinan, minat, dan perilaku Taniredja, 2012: 44. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada subjek penelitian siswa SMA kelas XI dan XII. Subjek hanya perlu memilih salah satu jawaban yang paling sesuai atau mendekati dengan keadaan dirinya. Sebelum subjek mengerjakan kuesioner, peneliti menjelaskan instruksi atau petunjuk cara pengisian kuesioner terlebih dahulu.

2. Skala

Daisy Mia Arifin, 2014 Hubungan sensation seeking trait dengan perilaku seksual pada siswa SMA di kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan model skala dan konsistensi internal. Konsistensi internal atau disebut juga rational scale berisikan beberapa pernyataan yang direspons Ya-Tidak. Pernyataan- pernyataan ini disekor sesuai dengan kunci jawaban. Sedangkan skala adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Bentuk jawaban skala seperti tidak pernah, pernah, sering, dan hampir selalu Siregar, 2010: 138.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitianinstrumen pengukur variabel merupakan alat bantu yang menghubungkan konsepkonstruk dengan fakta empirisrealita. Instrumen penelitian juga merupakan pemberian bilangan atau simbol pada peristiwa empiris menurut aturan yang ditetapkan Noor, 2013: 101. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala psikologis. Instrumen terdiri dari instrumen yang mengungkap penilaian kognitif terhadap sensation seeking trait dan perilaku seksual remaja.

1. Kuesioner Sensation Seeking Trait

a. Spesifikasi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen sensation seeking trait yang dikembangkan oleh Anindya Lasyitha 2009 dengan menurunkan langsung keempat karakterisitik sensation seeking trait dari Zuckerman 1979. Instrumen ini menggunakan Rational Scale atau Konsistensi Internal.

b. Pengisian Kuosiner

Responden mengisi kuosiner dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari dua pilihan jawaban yang sesuai dengan yang dirasakan oleh responden pada setiap item pernyataan. Penentuan jawaban