Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tanpa acak without random assignment. Pada kedua kelompk tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest. Hanya kelompok eksperimen saja yang diberikan
treatment, dengan rancangan sebagai berikut Creswell, 2010:242:
Tabel 3.1 Desain Quasi Eksperimen
Keterangan: O
1
= Pretest tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O
2
= Posttest tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Perlakuan dengan pembelajaran metode Problem solving
Pada desain ini, setiap kelompok masing-masing diberi tes awalPretest O
1
dan setelah diberi perlakuan diukur dengan tes akhirPosttest O
2
. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta
didik sebelum dan sesudah pembelajaran.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian kemampuan berpikir kritis ini adalah seluruh peserta didik kelas X pada SMA Negeri 11 Pekanbaru yang penelitiannya dilaksanakan pada
pertengahan semester II genap. Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih dari kelas yang telah ada. Karena desain penelitian menggunakan desain ”Kelompok
Kontrol Non- Ekuivalen”, maka penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik “Purposive Sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu Sugiyono, 2011: 126. Informasi awal dalam pemilihan Kelompok
Pretest Perlakuan
Posttest Eksperimen
O
1
X O
2
Kontrol O
1
O
2
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan dari guru bidang studi ekonomi sebelumnya. Agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan
dalam menentukan sampel juga didasarkan pada perolehan nilai ekonomi peserta didik pada ujian tengah semester.
Ada beberapa alasan dalam pemilihan subjek penelitian tersebut, yaitu: a.
SMA Negeri 11 Pekanbaru Provinsi Riau termasuk salah satu SMA yang belum menerapkan Kurikulum 2013 dalam rangka persiapan penerapan Kurikulum
2013. b.
Dipilih Kelas X, dengan asumsi bahwa mereka dengan cepat dapat beradaptasi dengan Kurikulum 2013 yang sudah menekankan pada pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual. Penelitian ini berfokus pada kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA melalui pembelajaran dengan metode Problem solving
c. Dipilih Kelas X, karena sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah sehingga
hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat dilihat secara nyata manfaat penelitian tersebut.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur bagaimana pengunaan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis
peserta didik dalam pembelajaran ekonomi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tes.
3.4.1 Tes
Tes kemampuan berpikir kritis peserta didik yang digunakan berbentuk pilihan ganda beralasan, dengan maksud untuk melihat proses pengerjaan yang dilakukan
peserta didik agar dapat diketahui sejauh mana peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Tes pilihan ganda beralasan yang diberikan mencakup
soal-soal yang berbasis kontekstual. Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal Pretest, yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir Posttest, yaitu
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tes yang dilakukan setelah perlakuan. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik sementara itu posttest dilakukan setelah pembelajaran setelah
diberi perlakuan kepada kelas eksperimen dilakukan. Dalam penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang mencakup
kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal beserta
kunci jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Adapun pemberian skor untuk soal-soal berpikir kritis dalam bentuk pilihan
berganda beralasan mengacu pada pedoman Holistic scale dari North Caroline of Public Instruction, 1994 Ratnaningsih, 2003 seperti Tabel berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Respon Peserta didik terhadap Soal Skor
Tidak ada pilihan ganda dan alasan yang dijawab dengan benar Hanya alasan saja yang dijawab dengan benar
1 Hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar
2 Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap jelas dan benar
3 Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik dikembangkan
instrument tes yang akan diberikan penilaian menggunakan teknik tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda beralasan seperti tercantum dalam tabel 3.3
Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator Berpikir Kritis
Sub Indikator No. Soal
1 Elementary Clarification
Memberikan Penjelasan Sederhana
Memfokuskan pertanyaan 1,17
Menganalisis argumen 2, 18
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang
menantang 3, 9, 19
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Basic Support Membangun
Keterampilan Dasar Mempertimbangkan kredibilitas suatu
sumber 10, 20
Mengobservasi dan mempertimbangkan observasi
4, 21
3 Inference Menyimpulkan
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
5,11 Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi 6, 24
Membuat dan mempertimbangkan keputusan
12 4
Advance clasification Membuat Klasifikasi Lanjut
Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi
7, 13, 22 Mengidentifikasi asumsi
14, 25 5
Strategies and tactics Strategi dan Taktik
Memutuskan suatu tindakan 8,15
Berinteraksi dengan orang lain 16, 23
Sebelum instrumen tes diujicoba, terlebih dahulu instrument tersebut di konsultasikan kepada dua orang dosen pembimbing. Intrumen diperiksa dari segi
bahasa dan redaksi, sajian serta akurasi kajian atau teori, kemudian soal diujicobakan secara empiris. Tujuan ujicoba ini untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
butir soal. Instrumen tes diujicobakan kepada peserta didik kelas XI IPS SMA Labschool
Sekolah Percontohan UPI Bandung sebanyak 59 orang. Kemudian hasil tes diolah untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
soal tes.
3.5 Analisis Uji Tes
Untuk mengetahui kualitas tes tersebut, maka sebelumnya dilakukan uji coba instrument terhadap peserta didik. Intrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari
beberapa hal diantaranya tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes.
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah perhitungan uji coba intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihaan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto, 2006:168.
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap
butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment Riduwan, 2006: 80. Adapun langkah-langkah
untuk menguji validitas butir soal tes adalah sebagai berikut: 1.
Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu:
= − .
.
2
−
2
. .
2
−
2
Keterangan : r
xy
: Koefisien korelasi n
: Jumlah responden ∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total seluruh item
2. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
ℎ �
= − 2
1 −
2
Keterangan : t
: Nilai t
hitung
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
r : Koefisien korelasi hasil r
hitung
n : Jumlah responden
3. Mencari t
tabel
dengan t
tabel
=t
α
dk = n- 2 dengan α = 0,05
4. Membuat kesimpulan dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika t
hitung
t
tabel
, berarti valid Jika t
hitung
t
tabel
, berarti tidak valid Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah
sebagai berikut :
Table 3.4 Klasifikasi Validitas Soal
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 ≤ 1,00
Sangat tinggi 0,60
≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ 0,60
Cukup 0,20
≤ 0,40 Rendah
≤ 0,20 Kurang
Sumber :Suherman 2003:113 Data diujicoba dengan bantuan Program SPSS versi 21.0, sehingga diperoleh
nilai koefisien korelasi validitas butir. Selanjutnya uji validitas butir soal intrumen dilakukan dengan membandingkan r
xy hitung
dengan nilai kritis
tabel
nilai tabel. Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat
hitung ≥ tabel.
Berikut ini hasil uji validitas butir intrumen dengan menggunakan Program SPSS versi 21.0
pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = jumlah kasus n – 2. Jumlah kasus atau butir soal pada uji coba kali ini adalah 25 soal dengan sampel 59
peserta didik df = 59 – 2 = 57. Maka
tabel.
Pada uji satu arah adalah 0,05;57 =
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
0,256. Berkenaan dengan hal tersebut dibawah ini disajikan tebel asil uji validitas kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi yang diolah
dengan menggunakan program SPSS versi 21.0.
Tabel 3.5 Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Butir Soal
Corrected Item- Total Correlation r
hitung
r
tabel
Validitas 1
0,524 0,256
Valid 2
0,324 0,256
Valid 3
0,312 0,256
Valid 4
0,296 0,256
Valid 5
0,420 0,256
Valid 6
0,274 0,256
Valid 7
0,399 0,256
Valid 8
0,422 0,256
Valid 9
0,192 0,256
Tidak valid 10
0,295 0,256
Valid 11
0,369 0,256
Valid 12
0,268 0,256
Valid 13
0,070 0,256
Tidak valid 14
0,261 0,256
Valid 15
0,369 0,256
Valid 16
0,265 0,256
Valid 17
0,361 0,256
Valid 18
0,344 0,256
Valid 19
0,279 0,256
Valid 20
0,346 0,256
Valid 21
0,281 0,256
Valid 22
0,350 0,256
Valid 23
0,182 0,256
Tidak valid 24
0,298 0,256
Valid 25
0,361 0,256
Valid Sumber : Lampiran B.2
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis terdiri 25 soal berbentuk pilihan ganda beralasan. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 22 soal yang telah valid dan 3
soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 22 soal Lampiran A.5 dan Lampiran A.6.
1.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik Arikunto, 2006:178. Suatu intrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila intrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang
diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan
ganda beralasan. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien realiabilitas adalah rumus
Cronbach’s Alpha Suherman, 2003: 154 yaitu: =
− 1 1
−
2 2
Keterangan : : Koefisen reliabilitas soal
: Banyak butir soal
2
: Variansi item
2
: Variansi total
Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunkan interperetasi nilai r dari Guilford Sundayana, 2010:71 dan data yang
diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 21.0 untuk mengetahui nilai Alpha, yaitu :
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Besarnya R Tingkat Reliabilitas
0,00 ≤ r 0,20
Sangat Rendah 0,20
≤ r 0,40 Rendah
0,40 ≤ r 0,60
Sedang 0,60
≤ r 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r 1,00
Sangat Tinggi Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes
pilihan ganda beralasan sebesar 0,675 yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan termasuk dalam klasifikasi tingkat relibilitas tinggi. Perhitungan dalam
dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.675 26
Sumber : Lampiran B.3
3.5.3 Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item pada instrumen dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item
tersebut. Menurut Sudijono 2001: 370 butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak
terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, butir-butir item tes baik jika derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Tingkat kesukaran tes
dihitung dengan rumus Sundayana, 2010:77: =
+ 2.
Keterangan:
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
TK : Tingkat kesukaran
JB
A
: Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JB
B
: Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JS
A
: Jumlah peserta didik kelompok atas
Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran butir soal yang dikemukakan oleh Sundayana 2010 : 78
yaitu pada tabel 3.8
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
TK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 TK 0,30
Sukar 0,30 TK
0,70 Sedang
0,70 TK 1,00
Mudah TK = 1,00
Terlalu mudah
Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk tiap butir soal tes kemampuan penalaran matematis dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :
Tabel 3.9 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
No Soal Nilai
Interpretasi No Soal
Nilai Interpretasi
1 0,80
Mudah 14
0,60 Sedang
2 0,45
Sedang 15
0,65 Sedang
3 0,30
Sukar 16
0,72 Mudah
4 0,68
Sedang 17
0,68 Sedang
5 0,58
Sedang 18
0,27 Sukar
6 0,57
Sedang 19
0,67 Sedang
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
7 0,78
Mudah 20
0,62 Sedang
8 0,30
Sukar 21
0,62 Sedang
10 0,73
Mudah 22
0,80 Mudah
11 0,43
Sedang 24
0,88 Mudah
12 0,53
Sedang 25
0,65 Sedang
Sumber : Data Diolah Ms. Excel Lampiran B.4
Hasil uji tingkat kesukaran soal menunjukkan bahwa 3 soal termasuk dalam kriteria tingkat sukar, 13 soal termasuk dalam tingkat sedang, dan 6 soal yang
tergolong kedalam kriteria kesukaran mudah.
3.5.4 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang
kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta
didik yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Faktor yang mempengaruhi tingkat daya pembeda adalah pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan
pengalaman belajar peserta didik telah mendorong peserta didik dalam memahami tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran. Daya pembeda tes dihitung dengan
rumus Sundayana, 2010:77:
�� = −
Keterangan: DP
: Daya pembeda JB
A
: Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JB
B
: Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JS
A
: Jumlah peserta didik kelompok atas
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Sundayana 2010: 78 seperti pada tabel 3.10
dibawah ini:
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
DP 0,00
Sangat rendah 0,00 DP
0,20 Rendah
0,20 DP 0,40
Cukupsedang 0,40 DP
0,70 Baik
0,70 DP 1,00
Sangat baik
Rangkuman hasil daya pembeda tes kemampuan berpikir kritis disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11 Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
No Soal Nilai
Interpretasi No Soal
Nilai Interpretasi
1 1,20
Sangat Baik 14
0,40 Cukup
2 0,37
Cukup 15
0,70 Baik
3 0,47
Baik 16
0,50 Baik
4 0,50
Baik 17
0,83 Sangat Baik
5 0,90
Sangat Baik 18
0,53 Baik
6 0,47
Baik 19
0,47 Baik
7 0,70
Baik 20
0,63 Baik
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
8 0,47
Baik 21
0,30 Cukup
10 0,47
Baik 22
0,60 Baik
11 0,73
Sangat Baik 24
0,63 Baik
12 0,40
Cukup 25
0,63 Baik
Sumber : Data Di Olah Ms. Excel Lampiran B.4
Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal uji instrumen dapat diketahui bahwa 4 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda sangat baik, 14 soal yang
termasuk dalam kriteria daya pembeda baik, dan 4 soal termasuk dalam kriteria cukup.
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui tes yang diperoleh dari hasil tes awal pretest dan tes akhir posttest yang dianalisis untuk mengetahui peningkatan
berpikir kritis peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil dianalisis secara statistik. Skor yang diperoleh
dari hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran metode problem solving dianalisis dengan cara membandingkan skor peserta didik yang
diperoleh dari hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran konvensional.
Data-data yang diperolah dari hasil pretest dan posttest dianalisis secara statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS v 21.0 dan Ms. Excel 2007.
Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi normalized gain yang dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci jawaban
2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest. Jika
semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap jelas dan benar diberi skor 3 tiga, jika hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar
diberi skor 2 dua, jika hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar diberi skor 1 satu, dan jika tidak ada pilihan ganda dan alasan yang
dijawab dengan benar diberi skor 0 nol.
3. Mengubah bentuk ke dalam persentase dengan cara:
Nilai peserta didik =
� �
100 4.
Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus Meltzer dan David, 2002
Normalisasi Gain g =
� � −
� � � −
� � �
100
Tabel 3.12 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi
Skor Gain Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
3.6.1.1 Melakukan Uji Normalitas
Manfaat uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z
dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS versi 21.0 Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. Signifikansi atau nilai probabilitas 0.05 maka
distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. Signifikansi atau nilai probabililtas 0.05 maka distribusi adalah normal.
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.6.1.2 Melakukan Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan
homogenitas beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data
sampel pada setiap kelompok untuk dapat dikatakan homogen atau tidak, dan bisa atau tidaknya digabung untuk dinalisis lebih lanjut. Dalam hal ini, untuk menguji
homogenitas data normalisasi gain dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
1. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus:
F
hitung
=
� � �
� � �
Sugiyono, 2011:276 2.
Membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
dengan rumus: dk pembilang = n -1 untuk varians terbesar
dk penyebut = n – 1 untuk varians terkecil
a. Jika diperoleh harga F
hitung
F
tabel
, maka kedua variansi homogen b.
Jika diperoleh harga F
hitung
F
tabel
, maka kedua variansi tidak homogen Dalam
penelitian ini
perhitungan homogenitas
dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 21.0. Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan posttest dengan ketentuan jika nilai signifikasi
hitung lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 5 maka skor hasil tes tersebut memiliki perbedaan varian atau homogen.
3.6.1.3 Melakukan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Untuk menguji apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan metode problem solving dibandingkan
dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode konvensional,
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
maka dilakukan pengujian perbedaan dua rata- rata dengan taraf signifikasi α = 0,05.
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah : Hipotesis I
H : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan
menggunakan metode problem solving sama dengan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving
H
1
: Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan sebelum
pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving
Hipotesis II H
: Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sama dengan sebelum pembelajaran dengan
mengguanakan metode ceramah H
1
: Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan sebelum
pembelajaran dengan mengguanakan metode ceramah
Hipotesis III H
: Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode problem solving sama dengan kemampuan berpikir
kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode ceramah H
1
: Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode problem solving lebih tinggi dibandingkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode ceramah
Hipotesis yang akan diuji adalah:
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H : µ
1
= µ
2
H
1
: µ
1
µ
2
Keterangan : µ
1
= rata-rata skor kelas eksperimen µ
2
= rata-rata kelas kontrol Jika kedua rata-rata skor berdistribusi normal dan variansinya homogen maka
uji statistik yang digunakan adalah uji-t dan jika variansinya tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-
t’ dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0
3.6.1.4 Pengukuran Effect Size
Selanjutnya untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen dan variabel dependen maka gunakan Effect Size. Effect size merupakan ukuran mengenai
signifikansi praktis hasil penelitian yang berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek dari suatu variabel pada variabel lain. Ukuran ini melengkapi
informasi hasil analisis yang disediakan oleh uji signifikansi. Informasi mengenai effect size ini dapat digunakan juga untuk membandingkan efek suatu variabel dari
penelitian-penelitian yang menggunakan skala pengukuran yang berbeda Secara umum ukuran pengaruh Effect Size dapat diukur dengan koefisien Eta
Square ɳ
2
. �
2
=
� ��
Tabel 3. 13 Kriteria Pengukuran Effect Size
Eta Square
η
2
Kriteria
≤ 0,10 Kecil
0,10 η
2
≤ 0,24 Sedang
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
0,24 η
2
≤ 0,37 Besar
0,37 Sangat Besar
Jacob Cohen Santoso, A, 2010:12
Tabel 3. 14 Hipotesis dan Statistik Uji
Hipotesis Hipotesis
Statistik Statistik Uji
Kriteria Uji Parametik
Non Parametik
1. Kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas X SMA Negeri 11
Pekanbaru sesudah pembelajaran
dengan menggunakan
metode problem solving lebih tinggi
dibandingkan sebelum
pembelajaran dengan
menggunakan metode problem
solving Ho : Ŷpost =
Ŷpre H
1
: Ŷpost Ŷpre
Paired Samples t
Test Wicoxon’s
Matched Pairs Test
Ho tidak dapat diterima jika
p-value ≤ 0,05
1-tailed test, Sig2
2. Kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas
X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah
pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah
lebih tinggi Ho : Ŷpost =
Ŷpre H
1
: Ŷpost Ŷpre
Paired Samples t
Test Wicoxon’s
Matched Pairs Test
Ho tidak dapat diterima jika
p-value ≤
0,05 1-tailed test, Sig2
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hipotesis Hipotesis
Statistik Statistik Uji
Kriteria Uji Parametik
Non Parametik
dibandingkan sebelum
pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah
3. Peningkatan
kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas X SMA Negeri 11
Pekanbaru
antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode
problem solving lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan
metode ceramah. Ho :
G_ekspeimen = G_kontrol
H
1
: G_ekspeimen
G_kontrol Independen
t Samples t Test
Mann Whitney U
Test Ho tidak dapat
diterima jika p-value
≤ 0,05 1-tailed
test, Sig2
3.7 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai buan April 2014 sampai dengan Mei 2014. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.15 Jadwal Kegiatan Penelitian
Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.8 Prosedur Penelitian