Populasi dan Sampel Penelitian Waktu Penelitian

Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tanpa acak without random assignment. Pada kedua kelompk tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest. Hanya kelompok eksperimen saja yang diberikan treatment, dengan rancangan sebagai berikut Creswell, 2010:242: Tabel 3.1 Desain Quasi Eksperimen Keterangan: O 1 = Pretest tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O 2 = Posttest tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Perlakuan dengan pembelajaran metode Problem solving Pada desain ini, setiap kelompok masing-masing diberi tes awalPretest O 1 dan setelah diberi perlakuan diukur dengan tes akhirPosttest O 2 . Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian kemampuan berpikir kritis ini adalah seluruh peserta didik kelas X pada SMA Negeri 11 Pekanbaru yang penelitiannya dilaksanakan pada pertengahan semester II genap. Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih dari kelas yang telah ada. Karena desain penelitian menggunakan desain ”Kelompok Kontrol Non- Ekuivalen”, maka penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik “Purposive Sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2011: 126. Informasi awal dalam pemilihan Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 1 O 2 Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan dari guru bidang studi ekonomi sebelumnya. Agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan dalam menentukan sampel juga didasarkan pada perolehan nilai ekonomi peserta didik pada ujian tengah semester. Ada beberapa alasan dalam pemilihan subjek penelitian tersebut, yaitu: a. SMA Negeri 11 Pekanbaru Provinsi Riau termasuk salah satu SMA yang belum menerapkan Kurikulum 2013 dalam rangka persiapan penerapan Kurikulum 2013. b. Dipilih Kelas X, dengan asumsi bahwa mereka dengan cepat dapat beradaptasi dengan Kurikulum 2013 yang sudah menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini berfokus pada kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA melalui pembelajaran dengan metode Problem solving c. Dipilih Kelas X, karena sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah sehingga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat dilihat secara nyata manfaat penelitian tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur bagaimana pengunaan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tes.

3.4.1 Tes

Tes kemampuan berpikir kritis peserta didik yang digunakan berbentuk pilihan ganda beralasan, dengan maksud untuk melihat proses pengerjaan yang dilakukan peserta didik agar dapat diketahui sejauh mana peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Tes pilihan ganda beralasan yang diberikan mencakup soal-soal yang berbasis kontekstual. Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal Pretest, yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir Posttest, yaitu Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tes yang dilakukan setelah perlakuan. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik sementara itu posttest dilakukan setelah pembelajaran setelah diberi perlakuan kepada kelas eksperimen dilakukan. Dalam penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Adapun pemberian skor untuk soal-soal berpikir kritis dalam bentuk pilihan berganda beralasan mengacu pada pedoman Holistic scale dari North Caroline of Public Instruction, 1994 Ratnaningsih, 2003 seperti Tabel berikut: Tabel 3.2 Kriteria Skor Kemampuan Berpikir Kritis Respon Peserta didik terhadap Soal Skor Tidak ada pilihan ganda dan alasan yang dijawab dengan benar Hanya alasan saja yang dijawab dengan benar 1 Hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar 2 Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap jelas dan benar 3 Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik dikembangkan instrument tes yang akan diberikan penilaian menggunakan teknik tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda beralasan seperti tercantum dalam tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen Kemampuan Berpikir Kritis No Indikator Berpikir Kritis Sub Indikator No. Soal 1 Elementary Clarification Memberikan Penjelasan Sederhana Memfokuskan pertanyaan 1,17 Menganalisis argumen 2, 18 Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang 3, 9, 19 Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Basic Support Membangun Keterampilan Dasar Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 10, 20 Mengobservasi dan mempertimbangkan observasi 4, 21 3 Inference Menyimpulkan Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 5,11 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 6, 24 Membuat dan mempertimbangkan keputusan 12 4 Advance clasification Membuat Klasifikasi Lanjut Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi 7, 13, 22 Mengidentifikasi asumsi 14, 25 5 Strategies and tactics Strategi dan Taktik Memutuskan suatu tindakan 8,15 Berinteraksi dengan orang lain 16, 23 Sebelum instrumen tes diujicoba, terlebih dahulu instrument tersebut di konsultasikan kepada dua orang dosen pembimbing. Intrumen diperiksa dari segi bahasa dan redaksi, sajian serta akurasi kajian atau teori, kemudian soal diujicobakan secara empiris. Tujuan ujicoba ini untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir soal. Instrumen tes diujicobakan kepada peserta didik kelas XI IPS SMA Labschool Sekolah Percontohan UPI Bandung sebanyak 59 orang. Kemudian hasil tes diolah untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes.

3.5 Analisis Uji Tes

Untuk mengetahui kualitas tes tersebut, maka sebelumnya dilakukan uji coba instrument terhadap peserta didik. Intrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes. Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut ini adalah perhitungan uji coba intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihaan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto, 2006:168. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment Riduwan, 2006: 80. Adapun langkah-langkah untuk menguji validitas butir soal tes adalah sebagai berikut: 1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu: = − . . 2 − 2 . . 2 − 2 Keterangan : r xy : Koefisien korelasi n : Jumlah responden ∑X : Jumlah skor item ∑Y : Jumlah skor total seluruh item 2. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : ℎ � = − 2 1 − 2 Keterangan : t : Nilai t hitung Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r : Koefisien korelasi hasil r hitung n : Jumlah responden 3. Mencari t tabel dengan t tabel =t α dk = n- 2 dengan α = 0,05 4. Membuat kesimpulan dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika t hitung t tabel , berarti valid Jika t hitung t tabel , berarti tidak valid Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut : Table 3.4 Klasifikasi Validitas Soal Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 ≤ 0,60 Cukup 0,20 ≤ 0,40 Rendah ≤ 0,20 Kurang Sumber :Suherman 2003:113 Data diujicoba dengan bantuan Program SPSS versi 21.0, sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi validitas butir. Selanjutnya uji validitas butir soal intrumen dilakukan dengan membandingkan r xy hitung dengan nilai kritis tabel nilai tabel. Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat hitung ≥ tabel. Berikut ini hasil uji validitas butir intrumen dengan menggunakan Program SPSS versi 21.0 pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = jumlah kasus n – 2. Jumlah kasus atau butir soal pada uji coba kali ini adalah 25 soal dengan sampel 59 peserta didik df = 59 – 2 = 57. Maka tabel. Pada uji satu arah adalah 0,05;57 = Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,256. Berkenaan dengan hal tersebut dibawah ini disajikan tebel asil uji validitas kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran ekonomi yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21.0. Tabel 3.5 Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Butir Soal Corrected Item- Total Correlation r hitung r tabel Validitas 1 0,524 0,256 Valid 2 0,324 0,256 Valid 3 0,312 0,256 Valid 4 0,296 0,256 Valid 5 0,420 0,256 Valid 6 0,274 0,256 Valid 7 0,399 0,256 Valid 8 0,422 0,256 Valid 9 0,192 0,256 Tidak valid 10 0,295 0,256 Valid 11 0,369 0,256 Valid 12 0,268 0,256 Valid 13 0,070 0,256 Tidak valid 14 0,261 0,256 Valid 15 0,369 0,256 Valid 16 0,265 0,256 Valid 17 0,361 0,256 Valid 18 0,344 0,256 Valid 19 0,279 0,256 Valid 20 0,346 0,256 Valid 21 0,281 0,256 Valid 22 0,350 0,256 Valid 23 0,182 0,256 Tidak valid 24 0,298 0,256 Valid 25 0,361 0,256 Valid Sumber : Lampiran B.2 Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis terdiri 25 soal berbentuk pilihan ganda beralasan. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 22 soal yang telah valid dan 3 soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 22 soal Lampiran A.5 dan Lampiran A.6.

1.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2006:178. Suatu intrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila intrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda beralasan. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien realiabilitas adalah rumus Cronbach’s Alpha Suherman, 2003: 154 yaitu: = − 1 1 − 2 2 Keterangan : : Koefisen reliabilitas soal : Banyak butir soal 2 : Variansi item 2 : Variansi total Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunkan interperetasi nilai r dari Guilford Sundayana, 2010:71 dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 21.0 untuk mengetahui nilai Alpha, yaitu : Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Besarnya R Tingkat Reliabilitas 0,00 ≤ r 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 0,60 Sedang 0,60 ≤ r 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r 1,00 Sangat Tinggi Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes pilihan ganda beralasan sebesar 0,675 yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan termasuk dalam klasifikasi tingkat relibilitas tinggi. Perhitungan dalam dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .675 26 Sumber : Lampiran B.3

3.5.3 Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item pada instrumen dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Sudijono 2001: 370 butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, butir-butir item tes baik jika derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus Sundayana, 2010:77: = + 2. Keterangan: Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TK : Tingkat kesukaran JB A : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JB B : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JS A : Jumlah peserta didik kelompok atas Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran butir soal yang dikemukakan oleh Sundayana 2010 : 78 yaitu pada tabel 3.8 Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi TK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 TK  0,30 Sukar 0,30 TK  0,70 Sedang 0,70 TK 1,00 Mudah TK = 1,00 Terlalu mudah Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk tiap butir soal tes kemampuan penalaran matematis dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut : Tabel 3.9 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Soal Nilai Interpretasi No Soal Nilai Interpretasi 1 0,80 Mudah 14 0,60 Sedang 2 0,45 Sedang 15 0,65 Sedang 3 0,30 Sukar 16 0,72 Mudah 4 0,68 Sedang 17 0,68 Sedang 5 0,58 Sedang 18 0,27 Sukar 6 0,57 Sedang 19 0,67 Sedang Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 0,78 Mudah 20 0,62 Sedang 8 0,30 Sukar 21 0,62 Sedang 10 0,73 Mudah 22 0,80 Mudah 11 0,43 Sedang 24 0,88 Mudah 12 0,53 Sedang 25 0,65 Sedang Sumber : Data Diolah Ms. Excel Lampiran B.4 Hasil uji tingkat kesukaran soal menunjukkan bahwa 3 soal termasuk dalam kriteria tingkat sukar, 13 soal termasuk dalam tingkat sedang, dan 6 soal yang tergolong kedalam kriteria kesukaran mudah.

3.5.4 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Faktor yang mempengaruhi tingkat daya pembeda adalah pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan pengalaman belajar peserta didik telah mendorong peserta didik dalam memahami tentang konsep-konsep dalam mata pelajaran. Daya pembeda tes dihitung dengan rumus Sundayana, 2010:77: �� = − Keterangan: DP : Daya pembeda JB A : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JB B : Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar JS A : Jumlah peserta didik kelompok atas Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Sundayana 2010: 78 seperti pada tabel 3.10 dibawah ini: Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi DP  0,00 Sangat rendah 0,00 DP  0,20 Rendah 0,20 DP  0,40 Cukupsedang 0,40 DP  0,70 Baik 0,70 DP  1,00 Sangat baik Rangkuman hasil daya pembeda tes kemampuan berpikir kritis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3.11 Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Soal Nilai Interpretasi No Soal Nilai Interpretasi 1 1,20 Sangat Baik 14 0,40 Cukup 2 0,37 Cukup 15 0,70 Baik 3 0,47 Baik 16 0,50 Baik 4 0,50 Baik 17 0,83 Sangat Baik 5 0,90 Sangat Baik 18 0,53 Baik 6 0,47 Baik 19 0,47 Baik 7 0,70 Baik 20 0,63 Baik Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 0,47 Baik 21 0,30 Cukup 10 0,47 Baik 22 0,60 Baik 11 0,73 Sangat Baik 24 0,63 Baik 12 0,40 Cukup 25 0,63 Baik Sumber : Data Di Olah Ms. Excel Lampiran B.4 Dari hasil perhitungan daya pembeda pada soal uji instrumen dapat diketahui bahwa 4 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda sangat baik, 14 soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda baik, dan 4 soal termasuk dalam kriteria cukup.

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui tes yang diperoleh dari hasil tes awal pretest dan tes akhir posttest yang dianalisis untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil dianalisis secara statistik. Skor yang diperoleh dari hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran metode problem solving dianalisis dengan cara membandingkan skor peserta didik yang diperoleh dari hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Data-data yang diperolah dari hasil pretest dan posttest dianalisis secara statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS v 21.0 dan Ms. Excel 2007. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi normalized gain yang dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci jawaban 2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretest dan posttest. Jika semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap jelas dan benar diberi skor 3 tiga, jika hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar diberi skor 2 dua, jika hanya pilihan ganda saja yang dijawab dengan benar diberi skor 1 satu, dan jika tidak ada pilihan ganda dan alasan yang dijawab dengan benar diberi skor 0 nol. 3. Mengubah bentuk ke dalam persentase dengan cara: Nilai peserta didik = � � 100 4. Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus Meltzer dan David, 2002 Normalisasi Gain g = � � − � � � − � � � 100 Tabel 3.12 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor Gain Interpretasi g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang g ≤ 0,3 Rendah

3.6.1.1 Melakukan Uji Normalitas

Manfaat uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS versi 21.0 Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. Signifikansi atau nilai probabilitas 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. Signifikansi atau nilai probabililtas 0.05 maka distribusi adalah normal. Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1.2 Melakukan Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan homogenitas beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel pada setiap kelompok untuk dapat dikatakan homogen atau tidak, dan bisa atau tidaknya digabung untuk dinalisis lebih lanjut. Dalam hal ini, untuk menguji homogenitas data normalisasi gain dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut: 1. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus: F hitung = � � � � � � Sugiyono, 2011:276 2. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus: dk pembilang = n -1 untuk varians terbesar dk penyebut = n – 1 untuk varians terkecil a. Jika diperoleh harga F hitung F tabel , maka kedua variansi homogen b. Jika diperoleh harga F hitung F tabel , maka kedua variansi tidak homogen Dalam penelitian ini perhitungan homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 21.0. Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan posttest dengan ketentuan jika nilai signifikasi hitung lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 5 maka skor hasil tes tersebut memiliki perbedaan varian atau homogen.

3.6.1.3 Melakukan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan metode problem solving dibandingkan dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode konvensional, Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu maka dilakukan pengujian perbedaan dua rata- rata dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah : Hipotesis I H : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving sama dengan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving H 1 : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving Hipotesis II H : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sama dengan sebelum pembelajaran dengan mengguanakan metode ceramah H 1 : Kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan mengguanakan metode ceramah Hipotesis III H : Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode problem solving sama dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode ceramah H 1 : Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode problem solving lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode ceramah Hipotesis yang akan diuji adalah: Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H : µ 1 = µ 2 H 1 : µ 1 µ 2 Keterangan : µ 1 = rata-rata skor kelas eksperimen µ 2 = rata-rata kelas kontrol Jika kedua rata-rata skor berdistribusi normal dan variansinya homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t dan jika variansinya tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji- t’ dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0

3.6.1.4 Pengukuran Effect Size

Selanjutnya untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen dan variabel dependen maka gunakan Effect Size. Effect size merupakan ukuran mengenai signifikansi praktis hasil penelitian yang berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek dari suatu variabel pada variabel lain. Ukuran ini melengkapi informasi hasil analisis yang disediakan oleh uji signifikansi. Informasi mengenai effect size ini dapat digunakan juga untuk membandingkan efek suatu variabel dari penelitian-penelitian yang menggunakan skala pengukuran yang berbeda Secara umum ukuran pengaruh Effect Size dapat diukur dengan koefisien Eta Square ɳ 2 . � 2 = � �� Tabel 3. 13 Kriteria Pengukuran Effect Size Eta Square η 2 Kriteria ≤ 0,10 Kecil 0,10 η 2 ≤ 0,24 Sedang Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,24 η 2 ≤ 0,37 Besar 0,37 Sangat Besar Jacob Cohen Santoso, A, 2010:12 Tabel 3. 14 Hipotesis dan Statistik Uji Hipotesis Hipotesis Statistik Statistik Uji Kriteria Uji Parametik Non Parametik 1. Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving Ho : Ŷpost = Ŷpre H 1 : Ŷpost Ŷpre Paired Samples t Test Wicoxon’s Matched Pairs Test Ho tidak dapat diterima jika p-value ≤ 0,05 1-tailed test, Sig2 2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah lebih tinggi Ho : Ŷpost = Ŷpre H 1 : Ŷpost Ŷpre Paired Samples t Test Wicoxon’s Matched Pairs Test Ho tidak dapat diterima jika p-value ≤ 0,05 1-tailed test, Sig2 Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hipotesis Hipotesis Statistik Statistik Uji Kriteria Uji Parametik Non Parametik dibandingkan sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah 3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Ho : G_ekspeimen = G_kontrol H 1 : G_ekspeimen G_kontrol Independen t Samples t Test Mann Whitney U Test Ho tidak dapat diterima jika p-value ≤ 0,05 1-tailed test, Sig2

3.7 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai buan April 2014 sampai dengan Mei 2014. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.12 berikut: Tabel 3.15 Jadwal Kegiatan Penelitian Riastri Helmy, 2014 Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8 Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN 2013 2014

0 15 205

Pengaruh Metode Problem Based Introduction (PBI) dan Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Kompetensi Dasar Elastisitas Permintaan dan Penawaran di Kelas X Jurusan A

0 0 47

Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sumedang

1 4 48

Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI).

2 58 51

EFEKTIVITAS TEKNIK PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 72

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN: Studi Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N

0 6 37

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIDIK :Studi eksperimen pada mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 4 Cianjur.

0 2 59

EFEKTIVITAS PROBLEM SOLVING TRAINING UNTUK MEREDUKSI KECENDERUNGAN ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL PADA PESERTA DIDIK :Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

1 9 59

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 0 50

PENGARUH METODE INQUIRY DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA DARUL ULUM PURWOGONDO KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 8