4. Produksi yang kontinu guna menghindari adanya penumpukan benda kerja dilain tempat sehingga diperlukan aliran benda kerja pada lintasan produksi secarakontinu.
3.2. Keseimbangan Lintasan
3.2.1. Pengertian Keseimbangan Lintasan
Keseimbangan lintasan adalah suatu rangkaian beberapa operasi yang saling bergantungan dengan waktu pelaksanaan yang sama atau hampir sama, sehingga proses
produksi dari suatu operasi berikutnya berjalan lancar dengan kecepatan yang tetap. Dalam keseimbangan lintasan, terdapat sejumlah area kerja yang dinamakan stasiun kerja
yang ditangani oleh seorang atau lebih operator dan ada kemungkinan ditangani dengan menggunakan bermacam-macam alat.
4
Pembuatan suatu produk pada umumnya dilakukan melalui beberapa tahapanproses produksi pada beberapa departemen berupa aliran proses produksi.
Aliranproses produksi di sini adalah yang diperlukan untuk memindahkan elemen- Kriteria umum keseimbangan lintasan produksi adalah memaksimumkanefisiensi
atau meminimumkan balance delay. Tujuan pokok dari penggunaan metodeini adalah untuk meminimumkan waktu menganggur idle time pada lintasan yangditentukan oleh
operasi yang paling lambat. Tujuan perencanaan keseimbangan lintasan adalah mendistribusikan unit-
unitkerja atau elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur daristasiun kerja pada suatu lintasan produksi dapat ditekan seminimal mungkin
sehinggapemanfaatan peralatan maupun operator semaksimal mungkin.
4
Rosnani Ginting. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.2007 h. 205
Universitas Sumatera Utara
elemenproduksi, seperti bahan atau material, part, dan orang mulai dari awal proses sampaiproduk yang dikehendaki melalui lintasan produksi.
3.2.2. Permasalahan Keseimbangan Lintasan
Permasalahan pada lintasan produksi banyak terjadi pada proses perakitan dibandingkan dengan proses pabrikasi. Dalam pabrikasi, part-part
biasanyamembutuhkan mesin-mesin berat dengan waktu siklus yang panjang. Bila beberapaoperasi dengan peralatan yang berbeda dibutuhkan secara proses seri, maka akan
sulituntuk menyeimbangkan panjangnya waktu siklus mesin yang pada akhirnya akanmenghasilkan rendahnya penggunaan kapasitas. Gerakan kontinu lebih dapat
dicapaidengan operasi yang dilakukan secara manual jika operasi tersebut dapat dibagi- bagimenjadi pekerjaan-pekerjaan kecil dengan waktu yang sangat pendek. Semakin
besarfleksibilitas dalam mengkombinasikan tugas-tugas tersebut, semakin tinggi puladerajat keseimbangan yang dapat dicapai
5
1. Elemen simbol adalah lingkaran dengan nomor elemen dikandung di dalamnya. Elemen akan diberi nomor berurutan untuk menyatakan identifikasi.
. Precedence diagram dapat disusun dengan menggunakan dua simbol dasar:
Gambar 3.1. Bentuk Elemen Simbol
2. Hubungan antar simbol
5
Arman Hakim Nasution. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Surabaya: Guna Widya, 1999 h. 328.
1
Universitas Sumatera Utara
Biasa menggunakan anak panah untuk menyatakan hubungan dari elemen simbol yang satu terhadap elemen simbol yang lain. Precedence dinyatakan dengan perjanjian
bahwa elemen pada ekor anak panah harus mendahului elemen pada kepala panah.
Gambar 3.2. Hubungan Antar Simbol
Gambar 3.2. menunjukkan bahwa elemen A harus mendahului precedence elemen B. Dan elemen B harus mendahului elemen C.
3.2.2.2. ZoningConstrain
Selain Precedence Constraint, pengalokasian elemen-elemen kerja pada stasiun- stasiun kerja juga dibatasi oleh Zoningconstraint yang menghalangi atau mengharuskan
pengelompokan elemen kerja tertentu pada stasiun tertentu. Zoningconstraint yang negatif menghalangi pengelompokan elemen kerja pada stasiun yang sama, sebagai
contoh pengelompokan pada satu stasiun kerja yang sulit. Sebaliknya Zoningconstraint yang positif menghendaki pengelompokan elemen-elemen pada satu stasiun sebagai
alasan untuk penggunaan peralatan yang mahal.
3.2.3. Beberapa Teknik Line Balancing