Waktu Elemen Kerja dan Waktu Siklus Zoning Constarint Perbandingan Hasil Penyeimbangan Lintasan

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Waktu Elemen Kerja dan Waktu Siklus

Dalam penelitian ini, waktu elemen kerja yang digunakan adalah waktu dalam membuat 2 unit produk. Hal ini diakibatkan terdapat beberapa elemen kerja yang memiliki 2 stasiun operasi, yang menghasilkan 2 unit produk dalam satu siklus produksi. Hasil pengukuran waktu dan penyesuaian dengan menggunakan rating factor dan allowance diperoleh waktu baku elemen kerja terbesar 535 detik pada elemen kerja 29 yaitu perakitan komponen. Waktu siklus yang digunakan sebagai patokan pengalokasian elemen kerja pada work centersebesar 535 detik, yang merupakan waktu elemen kerja terbesar di mana, elemen kerja tersebut di letakkan pada satu work center agar tidak menambah pekerjaan operator pada elemen tersebut.

6.2. Zoning Constarint

Zoning Constraintmerupakan kondisi yang menghalangi atau mengharuskan pengelompokan elemen kerja tertentu pada stasiun tertentu. Dalam penelitian ini, beberapa elemen kerja dialokasikan bersamaan pada satu work center karena menggunakan mesin yang sama ataupun karena urutan elemen kerja. Terdapat 8 zoning constraint yang memuat 20 elemen kerja yang digunakan dalam penyeimbangan lintasan pada penelitian ini. Hasil penyeimbangan menggunakan Helgeson Birnie diperoleh 14 work center sedangkan menggunakan Moodie Young diperoleh 13 work center. Kedua hasil penyeimbangan menghasilkan jumlah work Universitas Sumatera Utara centeryang lebih banyak dari zoning constraint. Hal ini disebabkan terdapat 13 elemen kerja yang tidak mempunyai zoning constraint yang pengalokasiannya hanya dibatasi precedence diagram.

6.3. Perbandingan Hasil Penyeimbangan Lintasan

Hasil penyeimbangan lintasan dengan metode Helgeson Birnie diperoleh 14 work centeryang diisi 17 operator. Work centerXIII merupakan work center dengan waktu terbesar yaitu 535 detik sedangkan waktu work center terkecil ialah pada work center XII dengan waktu 194 detik. Dengan penyeimbangan ini, diperoleh nilai balance delay 27,3, line efficiency 72,7 dan smoothness index 656,31. Hasil penyeimbangan lintasan dengan metode Moodie Young diperoleh 13 work centeryang diisi 16 operator. Work centerXII merupakan work center dengan waktu terbesar yaitu 535 detik sedangkan waktu work center terkecil ialah pada work center VII dengan waktu 298 detik. Dengan penyeimbangan ini, diperoleh nilai balance delay 21,7, line efficiency 78,3 dan smoothness index 480,3. Tujuan penyeimbangan lintasan adalah untuk memaksimalkan line efficiency dan meminimalkan balance delay dan smoothness index, maka dari hasil perbandingan kedua metode dengan ketiga kriteria tersebut, maka metode keseimbangan lintasan yang dipilih menjadi metode usulan adalah metode Moodie Young. Universitas Sumatera Utara 1 2 3 10 11 6 12 14 9 15 4 7 13 17 20 16 27 8 18 19 21 22 23 24 25 26 31 28 29 30 5 32 33 WC IX WC X WC III WC XI WC XIII WC I WC II WC IV WC IV WC V WC VI WC VII WC VIII WC XII Gambar 6.1. Work Center pada Lintasan Usulan Moodie Young

6.4. Perbandingan Keseimbangan Lintasan Awal dan Usulan