2.8. Pemanfaatan dan Pemeliharaan Fasilitas MCK
Tingkat keberhasilan dari suatu program dapat dilihat dengan cara apabila hasilnya bisa dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat serta keberlanjutan
program tersebut. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan strategi untuk membangun fasilitas yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dalam hal ini adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan termasuk sumber daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan akan datang. Dalam hal ini pembangunan tidak hanya melihat individu yang berdiri sendiri saja, tetapi juga memperhatikan dampak pembangunan
terhadap kedudukan manusia sebagai mahluk sosial Sugandhy 2007 dalam Gaffar 2010.
Pembangunan fasilitas sanitasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas MCK tersebut tepat sasaran, baik dalam
pemanfaatannya maupun keberlanjutan dari pembangunan MCK tersebut Waspola 2003 dalam Gaffar 2010. Adapun kriteria keberhasilan dari pembangunan MCK
diantaranya yaitu: 1.
Masyarakat merasa puas dengan kualitas dan kuantitas dari MCK yang dibangun.
2. MCK yang dibangun tidak terabaikan, desain dan kualitas konstruksi
memenuhi kebutuhan masyarakat. 3.
Fasilitas MCK dioperasikan dan dipelihara dengan baik secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. Adanya rasa memiliki dan tanggung jawab yang besar terhadap MCK terkait
dengan keberlanjutan dari bangunan tersebut. 5.
Berkurangnya penyakit yang disebabkan sanitasi yang buruk. 6.
Masyarakat yang selama ini menggunakan pantai dan ruang terbuka untuk keperluan MCK, beralih menggunakan jamban umum yang disediakan.
7. Masyarakat memberikan kontribusi untuk biaya konstruksi dengan adanya
iuran sebagai tindak lanjut untuk keberlanjutan fasilitas tersebut. 8.
Lebih berdayanya lembaga masyarakat dalam pengelolaan MCK. Jamban MCK hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun
cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 dalam Kesehatan
Lingkungan 2012 adalah sebagai berikut :
1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering,
2. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air,
3. Tidak ada sampah berserakan,
4. Rumah jamban dalam keadaan baik,
5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat,
6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada,
7. Tersedia alat pembersih,
8. Bila ada yang rusak segera diperbaiki.
Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban dapat dilakukan dengan 1.
Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember, 2.
Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih agar tidak bau dan mengundang lalat,
Universitas Sumatera Utara
3. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak
membahayakan pemakai, 4.
Tidak memasukkan bahan kima dan detergen pada lubang jamban, 5.
Tidak ada aliran masuk kedalam jamban selain untuk membilas tinja. Menurut Waspola 2003 dalam Gaffar 2010, untuk menyediakan fasilitas
dan penyehatan lingkungan yang berkelanjutan adalah sebagai berikut: 1.
Keterlibatan masyarakat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program, efektivitas penggunaan, dan keberlanjutan akan tercapai jika pilihan
pelayanan dan konsekuensi biaya ditentukan langsung oleh masyarakat di tingkat rumah tangga; kontribusi masyarakat untuk pembangunan sarana
ditentukan berdasarkan jenis pelayanan yang ditawarkan; dan pembentukan unit pengelola sarana dilakukan secara demokratis.
2. Masyarakat pengguna sebaiknya diberi kewenangan untuk mengontrol
penggunaan dana yang berasal dari kontribusi masyarakat dan kualitas serta jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh lembaga yang
ditunjuk. 3.
Masyarakat pengguna sangat peduli pada kualitas prasarana dan sarana serta bersedia membayar lebih asalkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keputusan untuk membatasi opsi pelayanan berdasarkan biaya serta tingkat pelayanan minimal menghasilkan sarana dengan tingkat pelayanan yang tidak
memuaskan, menyebabkan masyarakat pengguna tidak termotivasi untuk melestarikannya. Dengan upaya yang lebih tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat pengguna, proyek pembangunan fasilitas sanitasi dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kontribusi dalam pembiayaan, sehingga mampu menjamin pendanaan yang lebih efektif dan keberlanjutan investasi.
2.9. Kerangka Konsep