Pengolahan Limbah Tangki Septik

3. Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit, 4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.

2.3.2.2. Pengolahan Limbah Tangki Septik

Air limbah wastewater adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Sumber asal air limbah berasal dari air limbah rumah tangga, air limbah industri, dan air limbah rembesan serta tambahan Sugiharto, 2008. Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan restauran, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003. Air limbah ini berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus, dan dapur Mukono, 2000. Air limbah domestik mengandung bahan organik tinggi dan bakteri yang berbahaya bagi kehidupan. Apabila meresap ke dalam tanah atau masuk ke dalam sungai, maka unsur tersebut akan mencemari air tanah dan lingkungan. Oleh karena itu, sebelum air limbah dialirkan ke sungai atau meresap ke dalam tanah perlu diolah terlebih dahulu. Lebih kurang 80 dari air yang digunakan oleh manusia untuk aktivitas sehari-hari akan dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor dan tercemar. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan dan keindahan masalah pembuangan air limbah ini perlu mendapat perhatian, baik itu pembuangan air limbah di desa maupun di kota Yuliarsih, 2002.Termasuk di dalamnya limbah cair berupa ekskreta manusia human excreta yang terdiri atas feses dan urine yang merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan Universitas Sumatera Utara dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni urine Chandra, 2007. Menurut Chandra 2007, ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, kedua jenis kotoran manusia tersebut dapat menjadi masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah berjangkit. Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan di atas, antara lain, tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infestasi parasit lain. Selain itu, kotoran dari manusia yang sakit atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat menjadi sumber infeksi. Kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat ditularkan pada pejamu baru dengan perantara lalat Chandra, 2007. Adapun tujuan pengaturan pembuangan air limbah ini adalah sebagai berikut Yuliarsih, 2002. 1. Untuk mencegah pengotoran air permukaan, misalnya pencemaran sungai dan danau. 2. Perlindungan terhadap ikan-ikan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dan berada di dalam air. Universitas Sumatera Utara 3. Perlindungan air dalam tanah, yaitu mencegah perembesan limbah ke dalam tanah. 4. Menghilangkan bibit penyakit dan vektor penyebar penyakit nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain. 5. Menghilangkan dan menghindari terjadinya bau-bauan dan pemandangan yang tidak enak. Untuk menghindari hal-hal tersebut dan demi terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat serta lingkungan yang nyaman, diperlukan metode untuk menangani pembuangan air limbah tersebut. Sistem pengelolaan ekskreta manusia dapat dilakukan dalam Khadijah, 2011: 1. Sistem penanganan terpusat off-site, yaitu ekskreta manusia umumnya bersama limbah cair rumah tangga lainnya dialirkan ke dalam bak kontrol, masuk ke jaringan drainase, kemudian ke dalam instalasi pengolahan limbah cair IPLC dan dilepas ke sumber air baku. 2. Sistem penanganan setempat on-site, yaitu hasil buangan dari daerah pemukiman tempat rekreasi perkantoran dialirkan ke tangki septik dan bidang resapan individual atau tangki septik bidang resapan komensal, kemudian diangkut dengan truk tinja, dibawa ke instalasi pengolahan lumpur tinja IPLT. Universitas Sumatera Utara Cara-cara pembuangan air limbah adalah sebagai berikut Yuliarsih, 2002. 1. Dilution dengan pengenceran Yang dimaksud dengan dilution adalah mengencerkan air limbah lebih dulu sebelum dibuang ke badan-badan air, misalnya sungai, danau, dan rawa. 2. Irigasi luas Cara ini pada umumnya digunakan di pedesaan atau di luar kota karena memerlukan tanah yang luas. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali pada sebidang tanah dan air merembes masuk ke dalam tanah. 3. Septic tank Cara ini merupakan cara terbaik yang dianjurkan oleh WHO, tetapi biayanya mahal. Selain itu juga rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian, yaitu ruang pembusukan, ruang lumpur, dosing chamber, dan bidang resapan. 4. Sistem Riol Yang dimaksud dengan sistem riol adalah cara pembuangan air limbah yang digunakan di kota-kota besar karena sudah direncanakan sesuai dengan pembangunan kota. Semua air buangan dari rumah tangga dan industri dialirkan ke riol. Universitas Sumatera Utara

2.3.2.3. Penyediaan Air Bersih

Dokumen yang terkait

Keadaan Sanitasi Dasar Pemukiman Tempat Tinggal dan Perilaku Masyarakat Tentang Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Serbelawan Simalungun Tahun 2001

1 41 68

Tinjauan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di Pondok Pesantren Mitra dl Kabupaten Dati II Aceh Selatan Tahun 1999

0 23 79

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Pemanfaatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Komunal di Pemukiman Padat Daerah Pesisir Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Tahun 2011

5 108 123

Pelaksanaan Higiene & Sanitasi Dalam Meningkatkan Tingkat Kunjungan Tamu Di Traveller Suites Hotel Medan

1 43 75

FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MELAKUKAN MANDI CUCI KAKUS

1 7 16

PEMANFAATAN SUNGAI JAJAR SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) Studi Kasus Terhadap Perilaku Masyarakat di Kelurahan Singorejo Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

0 1 133

KUESIONER Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjungbalai Tahun 2013

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Lingkungan dan Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan - Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kap

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 9

Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 16