Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Kesehatan Lingkungan dan Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan

Selama ini terdapat anggapan bahwa pembangunan MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dinilai kurang dimanfaatkan dan kurang terpelihara dibandingkan MCK Plus++ di Kelurahan Beting Kuala Kapias. Namun bukan berarti MCK Plus++ yang berada di Kelurahan Beting Kuala Kapias sudah dapat dikatakan terpelihara dan selalu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Untuk itu perlu adanya penilaian apakah pembangunan MCK Plus++ yang telah dibangun di dua kelurahan tersebut telah benar-benar dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat lingkungan sekitar. Sehingga pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak sia-sia dan dapat bermanfaat seterusnya bagi masyarakat di dua kelurahan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Kualitas dan lokasi MCK Plus++ yang dibangun dinilai kurang mendukung untuk dapat dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat, sehingga masih banyak juga masyarakat yang melakukan kegiatan mandi, cuci, dan buang air besar di sungai. Hal tersebut berdampak pada biodigester yang terdapat pada MCK tidak berfungsi dengan seharusnya. Untuk itu perlu dilakukan penilaian untuk mengetahui apakah biodigester dapat berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat serta bagaimana tingkat pemanfaatan, perilaku pemeliharaan dan kondisi fasilitas sanitasi mandi, cuci, dan kakus MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai. Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Umum Mengetahui gambaran tentang kondisi fasilitas sanitasi MCK Plus++ yang dibangun di kelurahan Semula Jadi dan kelurahan Beting Kuala Kapias, tingkat perilaku pemanfaatan pengetahuan, sikap dan tindakan yang dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas sanitasi tersebut serta mengetahui perilaku masyarakat pengetahuan, sikap dan tindakan dalam memelihara fasilitas sanitasi tersebut.

1.3.2. Tujuan Penelitian Khusus

1. Mengetahui karakteristik masyarakat pengguna MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias. 2. Mengetahui pengetahuan masyarakat pengguna MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias. 3. Mengetahui sikap masyarakat pengguna MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias. 4. Mengetahui tingkat pemanfaatan MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias. 5. Mengetahui tingkat pemeliharaan MCK Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias. 6. Mengetahui kondisikualitas MCK Plus++ yang dibangun oleh pemerintah kota Tanjungbalai di kelurahan Semula Jadi dan kelurahan Beting Kuala Kapias. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Tanjungbalai dan Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengoptimalkan pemanfaatan dan pemeliharaan MCK Plus++ baik yang telah dibangun maupun MCK Plus++ yang akan dibangun, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat dari adanya MCK Plus++ tersebut. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias tentang manfaat dan dampak dari penggunaan MCK Plus++ di wilayah tersebut apabila dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik dan benar. 3. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang sanitasi lingkungan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Lingkungan dan Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut Achmadi 1991 dalam Bapelkes Cikarang 2011, kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatau kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia tinja, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembungan air kotor air limbah, rumah hewan ternak kandang dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.

2.2. Sanitasi Lingkungan

Dokumen yang terkait

Keadaan Sanitasi Dasar Pemukiman Tempat Tinggal dan Perilaku Masyarakat Tentang Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Serbelawan Simalungun Tahun 2001

1 41 68

Tinjauan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di Pondok Pesantren Mitra dl Kabupaten Dati II Aceh Selatan Tahun 1999

0 23 79

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Pemanfaatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Komunal di Pemukiman Padat Daerah Pesisir Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Tahun 2011

5 108 123

Pelaksanaan Higiene & Sanitasi Dalam Meningkatkan Tingkat Kunjungan Tamu Di Traveller Suites Hotel Medan

1 43 75

FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MELAKUKAN MANDI CUCI KAKUS

1 7 16

PEMANFAATAN SUNGAI JAJAR SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) Studi Kasus Terhadap Perilaku Masyarakat di Kelurahan Singorejo Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

0 1 133

KUESIONER Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjungbalai Tahun 2013

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Lingkungan dan Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan - Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kap

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 9

Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 16