Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar
Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bertindak sebagai instrumen utama. Sedangkan menurut Nasution 1988 dalam buku Sugiyono 2013:60-61 :
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunaka, bahkan hasil yang diharapkan,
itu semua tidak dapat ditentukan secara jelas dan pasti sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti merupakan sebagai instrumen sebelum permasalah belum jelas dan pasti, tetapi setelah masalahnya jelas, maka dapat
dikembangkan suatu instrumen. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri dari pertanyaan awal, fokus penelitian, pengumpulan data, analisis dan membuat
kesimpulan. Instumen penelitian yang peneliti susun terdapat tiga macam yaitu pedoman wawancara untuk pengelola pelatihan, widyaiswara dan peserta
pelatihan fungsional penyuluh pertanian ahli.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berguna untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dilakukan pada natural setting kondisi yang ilmiah, sumber data dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta wawancara yang
mendalam dan juga dokumentasi. Dalam penelitian ini, digunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi dan
triangulasi.
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek menggunakan seluruh indera. Menurut Lexy J. Moleong
2013:157 memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan oleh subjek. Keuntungan yang dapat diambil dari teknik observasi ini yaitu pengalaman
langsung yang diperoleh karena peneliti terjun langsung pada saat penelitian sebagai observer. Menurut Arikunto 2006:205 observasi adalah menatap
kejadian atau proses. Jadi observasi adalah kegiatan mengamati kejadian yang
Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar
Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
akan diteliti¸ observasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Sanafiyah Faisal 1990 dalam Sugiyono 2013:64 menyatakan bahwa didalam
observasi peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari sumber yang sedang diamati, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh sumber data dan ikut merasakan suka-dukanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik partisipasi aktif karena,
peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan nara sumber tetapi belum sepenuhnya lengkap.
2. Wawancara
Wawancara interview menurut Kartini Kartono 1986:171 adalah “suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah terterntu; ini merupakan proses
Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik”. Budiyono 2003: 52 mengatakan bahwa metode wawancara disebut pula
interview adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti atau orang yang ditugasi dengan subyek penelitian atau
responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara menggunakan percakapan sedemikian hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan
pendapatnya. Esterberg 2002 dalam Sugiyono 2013:73-75 menyebutkan bahwa secara garis besar wawancara dibagi menjadi tiga cara yaitu, 1 wawancara
terstruktur, yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya dengan disertai alternatif jawaban, 2 wawancara semistruktur dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur, 3 wawancara tidak terstruktur, wawancara secara mendalam dan terbuka bersifat
bebas dimana susunan pertanyaannya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat itu.
Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara tak berstruktur, karena pada penelitiannya peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Tujuan menggunakan wawancara tak berstruktur adalah agar menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
sehingga lebih mendengarkan apa yang diceritakan informan.
Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar
Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Studi Dokumentasi