Metode Penelitian Instrumen Penelitian

Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta untuk mewujudkan kebenaran. Pendapat lain menyebutkan bahwa metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mempunyai suatu tujuan penelitian kartini kartono, 1988:20. Karena masalah yang diteliti merupakan masalah yang sedang terjadi dan ada saat ini, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. menurut Bogdan dan Taylor 1975 dalam Moleong 2013:3 mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif merujuk pada apa yang diungkapkan Moleong 2013: 6 bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mengetahui dan memahami suatu penerapan metode experiential learning oleh widyaiswara dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di BBPP Lembang.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah dalam penulisan, maka penulis memberikan penjelasan umum maupun definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan

Menurut Browne dan Wildavsky 2004:70 penerapan merupakan perluasan aktivitas yang saling menguntungkan. Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penerapan dalam penelitian ini adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan dan untuk kepentingan yang diinginkan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

2. Metode Experiential Learning

Menurut Dick Carey strategi pembelajaran merupakan komponen- komponen dari suatu materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya. Metode yaitu cara atau suatu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan. Experiential learning berfokus pada proses pembelajaran untuk masing-masing individu David Kolb. Metode Experiential learning yaitu cara pembelajaran yang dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung.

3. Widyaiswara

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor : 14 tahun 2009, tentang jabatan fungsional widyaiswara disebutkan bahwa jabatan fungsional widyaiswara merupakan jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh PNS dengan tugas pokoknya adalah mendidik, mengajar, danatau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara, 2010:4.

4. Penyuluh pertanian ahli

Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluh pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Penyuluh pertanian dimaksud hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Salim, F. 2005, bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian, agar mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penyuluh pertanian ahli adalah jabatan fungsional penyuluh pertanian yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu.

5. Perencanaan

Perencanaan menurut Nana Sudjana 2006:16 ialah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Menurut Smith Ragan perencanaan pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengertikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Perencanaan adalah proses bagaimana menetapkan tujuan serta menetapkan langkah- langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui tahapan analisis dan evaluasi alternatif yang mungkin dikerjakan. Perencanaan berfungsi pula untuk menetapkan dasar dan arah untuk sebuah lembaga POD dan mengarahkan program yang dilakukan secara bersama oleh staf untuk mencapai tujuan yang secara eksplisit telah ditetapkan dalam perencanaan. Tujuan utama dari perencanaan strategis yaitu memadukan antara tujuan fungsional dengan perencanaan operasional dari staf. Perencanaan dalam penerapan metode experiential learning meliputi aspek persiapan widyaiswara didalamnya terdapat indikator penyusunan kebutuhan pelatihan, penyusunan aktivitas metode serta peran widyaiswara dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah diuraikan, tentunya sudah dalam bentuk rencana atau program kegiatan. Dengan kata lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan implementasi rencana atau program yang telah dibuat dalam proses perencanaan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini secara sederhana paling tidak mencakup pengembangan strategi pembelajaran menunjuk upaya mengimplementasikan suatu rencana yang telah disusun. Pengembangan strategi dimaksudkan untuk memberi nyawa terhadap interaksi seluruh komponen proses kegiatan dalam iklim pendidikan orang dewasa Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu andragogis. Ini berarti bahwa pengembangan strategi pembelajaran merupakan taktik yang digunakan tutor agar dapat memfasilitasi warga belajar dalam mencapai tujuan belajar dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan dalam penerapan metode experiential learning meliputi aspek proses belajar experiential learning dengan indikator melakukan kegiatan belajar, memahami suatu permasalahan, menarik kesimpulan umum dan menerapkan prinsip-prinsip yang diperolehnya dalam situasi baru dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

7. Evaluasi

Dalam bahasan perencanaan kegiatan pembelajaran telah disebutkan bahwa, evaluasi proses kegiatan pembelajaran tidak hanya mengukur dan mengevaluasi hasil belajar warga belajar saja, namun sistem kegiatan dan dampaknya pun harus dievaluasi. Hal ini mengandung arti evaluasi diarahkan pada evaluasi produk, proses dan dampak dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penilaian ini, yakni 1 norma, 2 prosedur penilaian dan 3 alat penilaian. Norma berkaitan dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang diinginkan. Prosedur berkenaan dengan bagaimana cara penilaian itu dilakukan. Sedangkan alat penilaian berkenaan dengan instrumen dalam bentuk soal-soal yang akan diujikan pada warga belajar. Evaluasi dalam penerapan metode experiential learning yang meliputi aspek evaluasi dengan indikator bentuk dan jenis evaluasi, proses evaluasi dan hasil evaluasi dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, peneliti juga berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Moelong 2013:121 bahwa, dalam penelitian kualitatif peneliti Amelia Nur Fauza, 2013 Penerapan Metode Expential Learning Oleh Widyaiswara Dalam Pelatihan Fungsional Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bertindak sebagai instrumen utama. Sedangkan menurut Nasution 1988 dalam buku Sugiyono 2013:60-61 : Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunaka, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara jelas dan pasti sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti merupakan sebagai instrumen sebelum permasalah belum jelas dan pasti, tetapi setelah masalahnya jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri dari pertanyaan awal, fokus penelitian, pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Instumen penelitian yang peneliti susun terdapat tiga macam yaitu pedoman wawancara untuk pengelola pelatihan, widyaiswara dan peserta pelatihan fungsional penyuluh pertanian ahli.

F. Teknik Pengumpulan Data