Jenis Tindakan Vasektomi VASEKTOMI 1. Pengertian

10. Jenis Tindakan Vasektomi

a. Teknik vasektomi standar 1 Langkah 1 : Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi telentang 2 Langkah 2 : Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis dan bagian dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan iodofor betadine 0.75 atau larutan klorheksidin hibiscrub 4. Bila ada bulu perlu dicukur terlebih dahulu, sebaiknya dilakukan oleh pasien sendiri sebelum berangkat ke klinik 3 Langkah 3 : Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar 4 Langkah 4 : Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anastesi local Prokain atau Xilokain 1 0,5ml, lalu jarum diteruskan masuk dan didaerah distal proksimal vas deferens dideponir lagi masing-masing 0,5ml 5 Langkah 5 : Kulit skrotum diiris longitudinal 1 sampai 2 cm, tepat diatas vas deferens yang telah ditonjolkan kepermukaan kulit 6 Langkah 6 : Setelah kulit dibuka, vas deferens dipegang dengan klem, disiangi tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara, perdarahan dirawat dengan cermat. Sebaiknya ditambah lagi obat anastesi kedalam fasia disayat longitudinal sepanjang 0,5 cm 7 Langkah 7 : Jepitlah vas deferens dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1-2 cm dan ikat dengan benang kedua ujungnya. Setelah diikat jangan dipotong dulu. Tariklah benang yang mengikat kedua Universitas Sumatera Utara ujung vas deferens tersebut untuk melihat kalau ada perdarahan yang tersembunyi. Jepitan hanya pada titik perdarahan, jangan terlalu banyak, karena dapat menjepit pembuluh darah lain seperti arteri testikularis atau deferensialis yang berakibat kematian testis itu sendiri 8 Langkah 8 : Potonglah diantara dua ikatan tersebut sepanjang 1 cm. Gunakan benang sutera no.000 atau 1 untuk mengikat vas deferens tersebut. Ikatan tidak boleh terlalu longgar tetapi juga jangan terlalu keras karena dapat memotong vas deferens 9 Langkah 9 : Untuk mencegah rekanalisasi spontan yang dianjurkan adalah dengan melakukan interposisi fasia vas deferens, yakni menjahit kembali fasia yang terluka sedemikian rupa, vas deferens bagian distal sebelah ureteral dibenamkan dalam fasia dan vas deferens bagian proksimal sebelah testis terletak diluar fasia. Cara ini mencegah timbulnya kemungkinan rekanalisasi 10 Langkah 10 : Lakukanlah tindakan diatas langkah 6-9 untuk vas deferens kanan dan kiri yang setelah selesai, tutuplah kulit dengan 1- 2 jahitan plain catgut No.000 kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya, tutup dengan kasa steril dan diplester Handayani, 2010, hal. 176. b. Teknik vasektomi tanpa pisau 1 Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi telentang 2 Rambut di daerah skrotum dicukur sampai bersih 3 Penis diplester ke dinding perut Universitas Sumatera Utara 4 Daerah kulit skrotum , penis, supra pubis dan bagian dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan iodofor Betadine atau larutan klorheksidin Hibis crub4 5 Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum yang ditonjolkan keluar 6 Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anastesi local Prokain atau Novokain atau Xilokain 1 0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk sejajar vas deferens ke arah distal, kemudian dideponir lagi masing-masing 3-4 ml, prosedur ini dilakukan sebelah kanan dan kiri 7 Vas deferens dengan kulit skrotum yang ditegangkan difiksasi dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum. Kemudian klem direbahkan kebawah sehingga vas deferens mengarah kebawah kulit 8 Kemudian tusuk bagian yang paling menonjol dari vas deferens, tepat di sebelah distal lingkaran klem dengan sebelah ujung klem diseksi dengan membentuk sudut ±45 derajat. Sewaktu memasukkan vas deferens sebaiknya sampai kena vas deferens, kemudian klem diseksi kemudian ditarik, tutupkan ujung – ujung klem dimasukkan kembali dalam lobang tusukan, searah jalannya vas deferens 9 Renggangkan ujung klem pelan – pelan. Semua lapisan jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat dipisahkan dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens yang telah telanjang dapat terlihat Universitas Sumatera Utara 10 Dengan ujung klem yang diseksi menghadap ke bawah, tusukkan salah satu ujung klem ke dinding vas deferens, dan ujung klem diputar menuju arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke atas. Ujung klem pelan – pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan pindahkan untuk memegang vas deferens telah terbuka. Pegang dan fiksasi vas deferens yang sudah telanjang dengan klem fiksasi lepaskan klem yang diseksi 11 Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya dipisahkan pelan – pelan bawah dengan klem diseksi. Kalau lobang telah cukup luas, lalu klem diseksi dimasukkan ke lobang tersebut. Kemudian buka ujung – ujung klem pelan – pelan paralel dengan arah vas deferens yang diangkat. Diperlukan kira – kira 2 cm vas deferens yang bebas. Vas deferens di-crush secara lunak dengan klem seksi, sebelum dilakukan ligasi dengan benang sutera 3 – 0 12 Diantara dua ligasi kira – kira 1 – 1,5 cm vas deferens dipotong dan diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong. Control perdarahan dan kembalikan putung – putung vas deferens dalam skrotum 13 Tarik pelan – pelan benang pada putung yang distal. Pegang secara halus fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lobang fasia dengan mengikat sedemikian rupa sehingga putung bagian epididimis tertutup dan putung distal ada diluar fasia. Apabila tidak ada perdarahan pada keadaan vas deferens tidak tegang, maka benang Universitas Sumatera Utara yang terakhir dapat dipotong dan vas deferens dikembalikan dalam skrotum 14 Lakukanlah tindakan diatas untuk vas deferens sebelah yang lain, melalui luka di garis tengah yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka kulit tidak perlu dijahit hanya diaproksimasikan dengan Band aid atau tensoplas Saifuddin, 2006, hal. PK-91.

11. Perawatan Post Operatif

Dokumen yang terkait

Analisis Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Rawat Inap Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli, Puskesmas Bromo Dan Puskesmas Kedai Durian Tahun 2013

15 87 182

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Herpes di Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2012

0 54 62

Analisis Produksi Padi Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001 - 2011

0 36 74

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ANTENATAL CARE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Suami Tentang Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta.

0 3 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ANTENATAL CARE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Suami Tentang Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Suami Tentang Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta.

0 2 5

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN.

0 2 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG VASEKTOMI DI DESA JERUK, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIRI, KABUPATEN SRAGEN.

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROMOSI KESEHATAN 1. Sejarah Promosi Kesehatan - Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Suami Tentang Vasektomi di Desa Kedai Durian Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 1 29