6. Indikasi
a. Harus secara sukarela
b. Mendapat persetujuan istri
c. Jumlah anak yang cukup
d. Mengetahui akibat- akibat vasektomi
e. Umur calon tidak kurang dari dari 30 tahun
f. Pasangan suami istri telah mempunyai anak minimal 2 orang, dan anak
paling kecil harus sudah berumur diatas 2 tahun Suratun, et al. 2008, hal. 112.
7. Kontra Indikasi
a. Infeksi kulit lokal di daerah operasi
b. Infeksi traktus genitalia
c. Kelainan skrotum dan sekitarnya seperti : hidrokel atau varikokel yang
besar, hernia inguinalis, filariasis undesensus elephantiasis, luka parut bekas operasi hernia, skrotum yang sangat tebal, massa intraskrotalis
d. Penyakit sistemik yang mengganggu kondisi kesehatan klien seperti
penyakit jantung koroner yang baru, diabetes mellitus, penyakit-penyakit perdarahan Pinem, 2009, hal. 298.
8. Persiapan Pre-operatif
a. Jelaskan secara lengkap mengenai tindakan vasektomi termasuk
mekanisme dalam mencegah kehamilan dan efek samping yang mungkin terjadi
Universitas Sumatera Utara
b. Berikan nasehat untuk perawatan luka bekas pembedahan kemana minta
pertolongan bila terjadi kelainan atau keluhan sebelum waktu control c.
Berikan nasehat tentang cara menggunakan obat yang diberikan sesudah tindakan pembedahan
d. Klien dianjurkan membawa celana khusus untuk menyangga skrotum
e. Anjurkan calon peserta puasa sebelum operasi sekurang-kurangnya 2 jam
sebelum operasi f.
Datang ke klinik dengan diantar anggota keluarga atau teman yang teman yang telah dewasa
g. Rambut pubis yang cukup panjang digunting pendek dan dibersihkan
dengan sabun dan air serta dilanjutkan dengan cairan antiseptik suratun, et al. 2008, hal. 114.
9. Pelaksanaan Pelayanan
a. Tempat Pelayanan
Vasektomi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan umum yang mempunyai ruang tindakan untuk bedah minor, ruangan tersebut
sebaiknya: 1
Mendapat penerangan yang cukup 2
Lantainya terbuat dari semen atau keramik agar mudah dibersihkan, bebas debu dan serangga
3 Sedapat mungkin dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruanganair
condition. Bila tidak memungkinkan, ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan apabila jendela dibuka, tirai harus terpasang baik dan
kuat Saifuddin, 2006, hal. PK-83.
Universitas Sumatera Utara
b. Persiapan petugas
1 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih selama 10 menit atau bahan
antiseptik selama 2 menit 2
Memakai baju yang bersih baju operasi, tutup kepala, tutup mulut dan hidung Handayani, 2010, hal. 171.
c. Pra - Operasi
1 Anamnesis dan lakukan informed consent
a Anamnesis
1 Identitas calon peserta serta pasangannya
2 Umur peserta
3 Jumlah anak hidup dan umur anak terkecil yang ada
4 Metode kontrasepsi yang pernah digunakan istri serta metoda
kontrasepsi yang saat ini digunakannya 5
Riwayat penyakit yang pernah diderita 6
Perilaku seksual calon peserta dan pasangannya 7
Adakah pengalaman perdarahan yang terlalu lama apabila luka Suratun, 2008, hal. 113.
b Informed consent
Klien harus diberi informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria atau menyebabkan perubahan
kemampuan atau kepuasan seksual Saifuddin, 2006, hal. MK-86. 2
Pemeriksaan fisik Lakukan pemeriksaan fisik dengan lengkap termasuk tanda vital,
kardiovaskuler, paru-paru dan ginjal serta genitalia. Apabila
Universitas Sumatera Utara
ditemukan keadaan yang abnormal lakukan rujukan sesuai dengan keluhan dan kelainan yang ditemukan Suratun, et al. 2008, hal. 113.
3 Pemeriksaan laboratorium
a Pemeriksaan urin lengkap minimal protein dan reduksi
b Pemeriksaan darah lengkap minimal hemoglobin, lekosit,
blooding time dan closing time Suratun, et al. 2008, hal. 114. 4
Persiapan Klien a
Klien sebaiknya mandi serta menggunakan pakaian yang bersih dan longgar sebelum mengunjungi klinik. Bila klien tidak cukup
waktu untuk mandi, klien dianjurkan untuk membersihkan daerah skrotum dan inguinallipat paha sebelum masuk ke ruang tindakan
b Klien dianjurkan untuk membawa celana khusus untuk
menyangga skrotum c
Rambut pubis cukup digunting pendek bila menutupi daerah operasi
d Cucibersihkan daerah operasi dengan sabun dan air kemudian
ulangi sekali lagi dengan larutan antiseptik atau langsung diberi antiseptik povidon iodin
e Bila dipergunakan larutan povidon Iodin seperti Betadin, tunggu 1
atau 2 menit hingga yodium bebas yang terlepas dapat membunuh mikroorganisme saifuddin, 2006, hal. PK-84.
5 Anastesi lokal
a Dipakai karena murah dan lebih aman, misalnya lidocain 1-2
sebanyak 1-5 cc atau sejenis
Universitas Sumatera Utara
b Kadang-kadang dicampur dengan adrenalin, untuk mengurangi
perdarahan. IPPF tidak menganjurkan kombinasi tersebut karena adrenalin dapat menyebabkan iskemia dan rasa sakit post-operatif
yang berkepanjangan. Penyuntikan steroid untuk mencegah pembengkakan post-operatif juga tidak dianjurkan
c Jangan menyuntikan anastesi lokal langsung kedalam vas
deferens, kerena mungkin dapat merusak plexus pampiniform d
Bila calon akseptor mengalami rasa takut atau gelisah, dapat diberikan tranquilizer atau sedative, per oral atau suntikan
Anastesi umum mungkin perlu dipertimbangkan pada kasus-kasus khusus
a Adanya luka parut daerah iguinal atau skrotum yang sangat tebal
b Kelainan intra-skrotal seperti hydrocele, varicocele
c Alergi terhadap anastesi local Handayani, 2006, hal. 171.
d. Prosedur kontap pria
1 Identifikasi dan isolasi vas deferens
2 Kedua vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mid-
scrotum, tidak berpulsasi berbeda dengan pembuluh darah 3
Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-keadaan :
a Kulit skrotum tebal
b Vas deferens yang sangat tipis
c Spermatic cord tebal
d Testis yang turun
e Otot cremaster berkontraksi dan menarik testis ke atas
Universitas Sumatera Utara
4 Kedua vas deferens harus didentifikasi sebelum meneruskan prosedur
kontapnya 5
Dilakukan immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan memakai klem doek-klem atau klem lainnya
6 Dilakukan penyuntikan anastesi lokal
7 Insisi skrotum
a Vas deferens yang telah di-immobilisasi di depan skrotum hanya
ditutupi oleh otot dartos dan kulit skrotum b
Insisi, horizontal atau vertikal, dapat dilakukan dengan cara : 1
Tunggal, di garis tengah srotal raphe 2
Dua insisi, satu insisi di atas masing-masing vas deferens 8
Memisahkan lapisan-lapisan superficial dari jaringan-jaringan sehingga vas deferens dapat di isolasi
9 Oklusi vas deferens
a Umumnya dilakukan pemotonganreseksi suatu segmen dari
kedua vas deferens 1-3 cm, yang harus dilakukan jauh dari epididimis
b Ujung-ujung vas deferens setelah dipotong dapat ditutup dengan :
1 Dapat dengan chromic catgut
2 Dapat pula dengan benang yang tidak dapat diserap silk,
tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan iritasi jaringan atau granuloma
3 Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong
vas deferens, karena dapat menyebabkan spermatozoa merembes ke jaringan sekitarnya dan terjadi granuloma
Universitas Sumatera Utara
4 Untuk mencegah kedua ujung vas deferens agar
tidakmenyambung kembali rekanalisasi, ujung vas deferens dapat dilipat kebelakang lalu diikatkandijahitkan pada diri
sendiri, atau fascia dari vas deferens dapt ditutup di atas satu ujung sehingga terdapat suatu barier dari jaringan fascia atau
ujung vas deferens ditanamkan ke dalam jaringan fascia c
Jika tidak menggunakan ligasi dapat dilakukan dengan Elektro- koagulasiThermo-koagulasi
d Atau juga dengan clips
e Masih dalam vase eksperimental
f Keuntungan :
1 Lebih cepat dibandingkan ligasi
2 Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan
untuk apliksi clips dibandingkan dengan ligasi 3
Tentalum, bahan clips, tidak diserap dan biologis inert 4
Potensi reversibilitas besar g
Umumnya dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferens Handayani, 2010, hal. 173 .
10 Penutupan luka insisi
a Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap
b Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut,
cukup ditutup dengan plester saja Handayani, 2010, hal. 174. e.
Pencegahan Infeksi 1
Sebelum tindakan
Universitas Sumatera Utara
a Cuci dan gosok skrotum, penis dan daerah pubis dengan sabun
dan bilas dengan air yang bersih. Setelah itu, oleskan cairan antiseptik pada daerah operasi
b Operator mencuci tangan dengan larutan antiseptik dan
membilasnya dengan air yang bersih 2
Selama tindakan a
Gunakan instrumen yang telah disterilisasikan atau disinfeksi tingkat tinggi, termasuk sarung tangan dan kain penutup
b Lakukan dengan tingkat keterampilan yang tinggi sehingga akan
sangat mengurangi risiko perdarahan dan infeksi 3
Setelah tindakan a
Sementara masih menggunakan sarung tangan operator, membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kapas, kain kasa
atau bahan lainnya ke dalam wadah atau kantong plastik yang tertutup rapat
b Lakukan tindakan dekontaminasi dengan larutan klorin 0,5
pada instrumen atau alat yang masih akan digunakan lagi, baik sementara dalam ruangan tindakan maupun sebelum dilakukan
pencucian c
Lakukan dekontaminasi pada meja operasi, meja instrumen, lampu dan bendaperlengkapan lain yang mungkin terkontaminasi selama
tindakan berlangsung d
Cuci tangan setelah melepas sarung tangan saifuddin, 2006, hal. PK-84.
Universitas Sumatera Utara
10. Jenis Tindakan Vasektomi