commit to user
c. Pembelajaran Menulis Narasi di Sekolah Dasar
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa di dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kemampuan menulis
narasi merupakan salah satu bagian dari pembelajaran keterampilan menulis secara keseluruhan di sekolah dasar. Menulis narasi ini menjadi salah satu
penjabaran dari garis besar pokok bahasan mengenai pengembangan bermacam- macam karangan yang harus diajarkan di sekolah dasar. Di dalam kurikulum saat
ini, untuk siswa kelas V ada beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasi oleh siswa baik menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam ranah sastra.
Salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kleas V SD adalah menulis karangan. Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, menulis karangan diberikan pada semester satu dengan standar kompetensi. Adapun kompetensi dasarnya
adalah menulis karangan berdasrkan pengalaman. Pada awal siswa mulai mengarang pada tahap menulis lanjut ini, mereka
sudah dituntut mampu melahirkan gagasan-gagasan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau mampu mengemukakan idepesan dengan ejaan yang
benar dengan kosa kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan dengan paragraf yang baik. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa siswa SD hendaknya
mampu menggunakan ejaan, kosa kata, dan mampu membuat kalimat dan menghubung-hubungkan kalimat dalam satu paragraf sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Pokok bahasan menulis di sekolah dasar, khususnya di kelas V subjek
penelitian ini, semuanya merupakan tahap menulis lanjut. Pokok bahasan ini dimulai dari memilih judul karangan, memecah judul menjadi sub-subjudul atau
membuat kerangka karangan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan paragraf pendalaman. Dalam memilih judul karangan, hendaknya siswa
diperkenalkan keempat sumber topik yaitu sumber pengalaman, pengamatan, imajinasi dan pendapatpenalaran. Terlebih lagi mereka sudah diperkenalkan
dengan bentuk karangan narasi, eksposisi, deskripsi dan argumentasi Sabarti
commit to user Akhadiah, dkk, 1991: 73. Pada saat menulis, usahakan seluruh pancaindera siswa
aktif. Penjelasan dari pokok bahasan menulis lanjut di atas dapat dikelompokkan
sebagai berikut: a pengembangan paragraf; b menulis bermacam-macam surat dan laporan; c pengembangan bermacam-macam karangan; dan d menulis
puisi dan naskah drama. Dalam penelitian ini garis besar pokok bahasan menulis lanjut difokuskan pada poin ketiga, yakni pengembangan bermacam-macam
karangan khususnya karangan narasi. Terkait dengan materi menulis karangan narasi, kegemaran anak
mendengarkan cerita merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk kegiatan menulis Sabarti Akhadiah, dkk, 1992: 95. Para siswa sangat gemar
mendengarkan cerita atau bercerita. Potensi ini tentu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan menulis. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menggali potensi
tersebut. Hal ini dapat dimulai dengan mendengarkan cerita atau membaca sebuah cerita, kemudian siswa disuruh menceritakan dengan kalimat sendiri dalam bentuk
tulisan atau disebut juga dengan parafrase Sabarti Akhadiah, dkk, 1992: 82. Fokus perhatian menulis karangan narasi yang paling awal hendaknya
dimulai dari lingkungan siswa itu sendiri. Sesuai dengan prinsip narasi yaitu bercerita atau berkisah tentang sesuatu, tentu setiap saat selalu ada yang dapat
diceritakan oleh siswa. Misalnya tentang pengalamannya sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan bahasa dan bagaimana siswa menghubung-hubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain sehingga menjadi sebuah cerita Sabarti Akhadiah,
dkk, 1992: 95. Sumber topik imajinasi dari cerita yang didengarkan sangat
merangsang kreativitas siswa untuk bercerita. Berdasarkan pernyataan di atas, kemudian guru pun berpikir mengenai
metode atau teknik pembelajaran yang harus ditempuh agar siswa terangsang bercerita dalam bentuk media tulis. Apa yang dipikirkan guru tersebut merupakan
salah satu pemilihan metode atau teknik pembelajaran yang akan diterapkan dalam pengajaran keterampilan menulis. Hal tersebut mengacu pada pernyataan
yang diungkapkan Swandono 2007: 172 bahwa keberhasilan pengajaran menulis
commit to user antara lain ditentukan oleh faktor bagaimana cara guru mengajarkan materi
menulis, bagaimana cara guru memilih dan menggunakan metode agar pengajaran menulis dapat menarik minat siswa. Salah satu metode atau teknik yang hendak
ditempuh guru dalam pembelajaran menulis ini adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Group Investigation ini
menjadi perangsang ide bagi siswa dan diharapkan dengan metode tersebut siswa mampu menceritakannya dalam bentuk tulisan. Tujuan yang diharapkan dari
investigasi kelompok tersebut adalah siswa mampu menulis cerita dengan baik dan runtut.
d. Penilaian Keterampilan Menulis Karangan