commit to user secara terus menerus. Kendala tersebut kiranya bisa dijadikan acuan untuk
penelitian berikutnya. Secara umum guru telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan bealajar mengajar. Guru telah mampu memancing
respon siswa untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar tanpa membuat siswa merasa direndahkan. Respon tersebut berupa siswa dengan sukarela
mengemukakan komentar, tanggapan, dan pendapatnya tanpa ditunjuk oleh guru. Berdasarkan hasil tulisan siswa, dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif tipe
investigasi kelompok mampu meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antara hasil pekerjaan siswa
pada saat observasi, siklus I, siklus II, dan siklus III. Setelah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan menggunakan metode kooperatif
tipe investigasi kelompok, siswa mampu menulis karangan dengan baik.
C. Hasil Penelitian dan Pembehasan
Berdasrkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan tindakan, maka pembahasannya dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: 1 perencanaan tindakan, 2
pelaksanaan tindakan, 3 observasi dan interpretasi dan 4 analisis dan refleksi. Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui
kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil kegiatan survey ini peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis
karangan di kelas V SDN 1 Japanan masih tergolong rendah. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia, berupaya mengatasi
masalah tersebut dengan menerapkan metode kooperatif tipe investigasi kelompok dalam pembelajaran menulis karangan.
commit to user Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan siklus I. Siklus I
merupakan tindakan awal untuk memperbaiki pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan metode kooperatif tipe investigasi kelompok. Dalam siklus
ini, guru telah menerapkan metode tersebut. Berdasarkan siklus pertama ini dapat dideskripsikan hasil pembelajaran menulis karangan menggunkakan metode
kooperatif tipe investigasi kelompok. Bertolak dari deskripsi tersebut ternyata masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya. Kekurangan itu
berasal dari guru, siswa, media dan metode yang digunakan. Dari guru diperoleh pengamatan bahwa posisi guru yang berada di depan kelas membuat perhatiannya
tidak menyeluruh. Dari siswa diketahui bahwa keantusiasan dan minat belajar masih rendah. Hal itu terlihat dari jumlah siswa yang antusias sebesar 5 siswa atau
25. Dari segi metode guru masih belum terlihat menguasai betul karena guru terbiasa mengajar dengan cara konvensional dan jarang bahkan tidak pernah
menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Kekurangan ini dapat dipahami karena siklus ini merupakan siklus pertama penelitian ini. Selama proses
pembelajaran, siswa masih terlihat canggung dengan kehadiran peneliti. Guru dan peneliti menerapkan batas minimal kelulusan sebesar 70. Dari batasan minimal
diperoleh hasil 6 siswa yang dapat menulis karangan dengan baik. Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksankan
untuk mengatasi kekurangankelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran keterampilan menulis karangan menggunakan metode kooperatif tipe investigasi
kelompok pada silkus I. Solusi yang disepakati peneliti dan guru berupa perubahan solusi guru sewaktu mengajar dari stastis di depan kelas menjadi rotasi
ke seluruh kelas, pemberian motivasi belajar siswa dengan memberikan hadiah. Guru sudah terasa lebih menyatu dengan metode yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu metode kooperatif tipe investigasi kelompok. Berdasarkan pelaksanaan siklus II dapat dilihat peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan
siklus I. Pada siklus II juga masih ditemukan sedikit kelemahankekurangan. Kelemahan dan kekurangan tersebut berupa sikap siswa yang masih mengabaikan
tata istilah bahasa Indonesia yang telah diajarkan guru. Untuk mengatasinya guru dan peneliti kemudian mempersiapkan tindakan untuk siklus III.
commit to user Siklus III dilaksanakan untuk mengatasi kelemahankekurangan yang
terjadi dalam proses pembelajaran siklus II. Upaya mengatasi kekurangan pada siklus II berupa teknik koreksi dan metodenya dibuat lebih menarik dengan
membuat kelompok yang berbeda dari kelompok-kelompok sebelumnya. Siklus III merupakan siklus terakhir dalam penelitian tindakan ini. Dalam siklus ini guru
dan peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan yang terjadi selama pembelajaran menulis karangan berlangsung. Siklus III ini menggunakan metode
yang sama dengan siklus-siklus sebelumnya untuk menguatkan hasil dari siklus I dan siklus II bahwa penggunaan metode koopretif tipe investigasi kelompok dapat
meningkatakan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN 1 Japanan Klaten. Pada siklus III ini didapatkan hasil yang
memuaskan. Jumlah siswa yang mampu menulis karangan dengan baik berjumlah 18 siswa. Kenaikan nilai siswa pada tiap siklusnya telah mengidikasikan
efektivitas penggunaan metode kooperatif sebagai metode alternatif dalam pembelajaran menulis karangan. Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini
meliputi: isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik.
2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran