Tujuan Pembelajaran Kooperetif Group Investigation

commit to user penelitian dengan metode yang berstruktur lebih tinggi di mana dua orang murid saling mengajarkan. Tradisi kerja laboratorium sudah ada sejak lama, penelitian telah menunjukkan bagaimana pembelajaran materi berpasangan, di mana siswa saling bergantian menjadi guru dan murid untuk mempelajari berbagai macam prosedur atau mencari informasi dari teks, dapat menjadi sangat efektif dalam meningkatkan pembelajaran siswa Danserau, 1998.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperetif

Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim,dkk Isjoni, 2009:27-28, yaitu : 1. Hasil belajar akademik. Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. 2. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas- tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3. Pengembangan keterampilan sosial. Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

e. Group Investigation

Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, pada model investigasi kelompok ini siswa dilibatkan dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. commit to user Model pembelajaran ini memerlukan cara yang mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik, serta norma dan struktur kelas yang lebih rumit. Menurut Slavin 2009 :218-219, dalam group investigation, para murid bekerja melalui enam tahap. 1 Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. 2 Merencanakan tugas yang akan dipelajari. 3 Melaksanakan investigasi. 4 Menyiapkan laporan akhir. 5 Mempresentasikan laporan akhir. 6 Evaluasi. Jadi investigasi kelompok adalah proses penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari beberapa orang, dan selanjutnya kelompok tersebut mengkomunikasikan hasil perolehan anggotanya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang atau kelompok lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran investigasi kelompok dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan contrucing dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap kunci keberhasilan pembelajaran. Dengan sikap keterbukaan yang memang harus dikembangkan dalam sikap invetigatif tersebut, siswa belajar bukan hanya mencari kebenaran atas jawaban permasalahan itu, tetapi juga mencari jalan kebenaran menggunakan akal sehat dan aktivitas mental mereka sendiri. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan dapat membuat siswa lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan-gagasan positif dan menarik. Selanjutnya, guru bukan hakim yang memutuskan kebenaran yang tertanam di benak siswa, tetapi guru lebih berperan sebagai dokter yang membantu proses kelahiran ide tersebut. commit to user Diterapkannya investigasi kelompok dalam cooperative learning diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih percaya diri dan agar siswa mampu menolong satu sama lain untuk mengerjakan yang telah diberikan oleh guru. Jika siswa menginginkan kelompoknya mendapatkan penghargaan atau hadiah dari guru, mereka harus dapat bekerjasama dalam kelompok untuk menginvestigasi suatu permasalahan yang telah mereka pilih untuk diselidiki.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan tentang penggunaan metode Investigasi Kelompok Group Investigation dalam Penelitian Tindakan Kelas pernah dilakukan oleh Rina Maskuriyah, mahasiswa , Prodi Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dengan judul ” Penggunaan Metode Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa KelasVIII SMP Unggulan NU Mojoagung, Kabupaten Jombang.. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran menulis berita siswa. Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Unggulan NU Mojoagung, Kabupaten Jombang. Perbedaan yang ada pada penelitian Rina Maskuriyah, yaitu variabel yang ditingkatkan adalah kualitas pembelajaran menulis berita pada siswa VIII SMP Unggulan NU Mojoagung, Kabupaten Jombang. Dan terbukti bahwa kemampuan menulis berita siswa meningkat dilihat dari kelengkapan isi berita berdasarkan unsur 5W+1H, meningkatnya keterampilan pengguanan tanda baca dan ejaan dengan baik ditandai dengan rendahnya kesalahan dalam menggunakan tanda baca dan pengguanaan ejaan. Penelitian lain yang dapat dijadikan penelitian relevan adalah penelitian dalam bentuk skripsi tahun 2008 dengan judul ”PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI KELAS V SD NEGERI TEMPEL GATAK SUKOHARJO” oleh Dewi

Dokumen yang terkait

UNGKAPAN ETNIS PETANI JAWA DI DESA JAPANAN, KECAMATAN CAWAS, KABUPATEN KLATEN: KAJIAN ETNOLINGUISTIK

0 7 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI YOSODIPURO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

1 11 121

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JAPANAN 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 3 136

TINDAK KEKERASAN VERBAL DALAM RUMAH TANGGA DI DUKUH KARANGTAL, DESA JAPANAN, KECAMATAN CAWAS, Tindak Kekerasan Verbal Dalam Rumah Tangga Di Dukuh Karangtal, Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

0 1 14

PENDAHULUAN Tindak Kekerasan Verbal Dalam Rumah Tangga Di Dukuh Karangtal, Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

0 1 7

TINDAK KEKERASAN VERBAL DALAM RUMAH TANGGA DI DUKUH KARANGTAL, DESA JAPANAN, KECAMATAN CAWAS, Tindak Kekerasan Verbal Dalam Rumah Tangga Di Dukuh Karangtal, Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

1 4 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS VIIC Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Teknik Tandur Pada Siswa Kelas VIIC SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 15

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Metode Pembelajaran Examples Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sentono Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Yahun Ajaran 2011/2012.

0 2 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 1 TURI SLEMAN.

0 2 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 2 GADEN KLATEN.

0 0 117