19 Pentingnya nilai religius menjadi kerangka normatif dalam merumuskan tujuan
pendidikan yang dapat mengembangkan wawasan spiritual, menambah ilmu pengetahuan, mengembangkan kemampuan diri untuk menghargai dan
membenarkan superioritas komparatif hasanah pengetahuan Islam, serta mengetahui norma-norma Islam yang benar dan salah.
35
B. Penelitian Yang Relavan
Penelitian terkait konsep dasar penciptaan alam semesta yang mengkaitkan antara ilmu pengetahuan sains dengan Al-
Qur‟an cukup banyak diangkat sebagai tema atau topik utama, seperti beberapa hasil penelitian yang di teliti oleh Nida
Ulhusna. Dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, karena adanya goncangan yang mengakibatkan adanya singularitas
yang kemudian meledak dalam ledakan yang sangat dahsyat yang disebut dengan Big Bang,
teori ini sejalan dengan Teori-M dimana teori gravitasi supersimetris yang paling umum dan menjadi kandidat teori alam semesta yang berisikan
tentang kebermulaan alam semesta ada dengan sendirinya.
36
Masa keberadaan Teori-M diragukan kebenarannya oleh fisikawan karena belum adanya bukti yang
nyata, namun Stephen Hawking mempercayai bahwa alam semesta ada dengan sendirinya dari ketiadaan dan tanpa menghadirkan Allah.
35
Novianti Muspiroh, Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Pembelajaran IPACirebon: IAIN Syekh Nurjati,2013, h. 490.
36
Nidaa Ulkhusna, Konsep Penciptaan Alam SemestaJakarta: UIN Syarif Hidayatullah,2013, h. 130.
20 Berbeda dengan pendapat Stephen Hawking yang mengatakan bahwa alam
semesta ada dengan sendirinya, al- Qur‟an justru menjelaskan bahwa alam semesta
berasal dari sesuatu yang padu sesuai dengan apa yang dikatakan teori Big Bang. Al-
Qur‟an secara eksplisit membagi proses penciptaan alam semesta menjadi enam tahapan atau periode: dua periode penciptaan bumi, dua periode penciptaan
isi bumi dan dua periode penciptaan langit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nidaa Ulkhusna menjelaskan bahwa
konsep penciptaan alam semesta yang dihasilkan oleh sains tidak bertentangan dengan apa yang disebutkan dalam al-
Qur‟an. Jika dilihat dari siapa pencipta alam semesta pasti terdapat perbedaan pendapat antara sains dan al-
Qur‟an, namun jika dilihat dari bermulanya alam semesta serta proses penciptaanya terdapat
kesesuaian antara informasi Tuhan dan penjelasan sains karena keberhasilan sains tidak terlepas dari adanya hukum alam ciptaan Tuhan tanpa mengalami perubahan
dan penyimpangan yang disebut dalam al- Qur‟an.
37
Tidak dapat disangkal bahwa di dalam al- Qur‟an terdapat informasi tentang
kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, seperti penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia yang didorong oleh hasrat keingin tahuannya
dan terpacu energi pikirnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya. Objek kajian yang dapat diteliti adalah semua makhluk Tuhan termasuk alam
semesta. Relasi antara sains dan al- Qur‟an tampak jelas ketika mengkaji ayat-ayat
al- Qur‟an yang bersifat kauniyah.
37
Ibid .
21 Yahya AD dalam penelitiannya menjelaskan, al-
Qur‟an adalah kitabullah yang berisi petunjuk dan pedoman yang lengkap untuk memimpin seluruh segi
kehidupan manusia ke arah kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Al- Qur‟an juga
mengandung ayat-ayat yang dapat dijadikan pedoman meskipun hanya secara garis besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan teknologi yang
diharapkan dapat mempertebal keimanan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Ilmuan sains menyadari bahwa fungsi al- Qur‟an sebagai kebenaran ilmiah,
bahwa alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini akan lebih memudahkan
manusia untuk menyederhanakan fenomena-fenomena yang terkait dengannya kedalam bahasa ilmu pengetahuan.
38
Hal penting bahwa al- Qur‟an adalah sumber
kebenaran ilmiah yang terpercaya dan sempurna. Sama halnya dengan penelitian yang mengangkat pokok bahasan tentang proses
penciptaan alam semesta, terdapat pula penelitian yang relevan dengan nilai-nilai pendidikan seperti yang dijelaskan oleh Novianti Muspiroh bahwa Integrasi nilai
dalam pendidikan merupakan proses bimbingan yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya mencangkup nilai-nilai agama, budaya,
etika dan estetika, sehingga memiliki kecerdasan spiritual keagamaan. Pendidikan
38
Yahya AD, Fungsi Al- Qur‟an dalam Pengembangan Sains dan Teknologi,Lampung: IAIN
Raden Intan Lampung, h. 8.
22 nilai tidak hanya didasari pada ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan sains
tidak luput dari adanya nilai pendidikan termasuk pendidikan spiritual. Pemahaman integrasi nilai-nilai Islam dalam sains tersirat dalam al-
Qur‟an karena didalamnya tidak ada pertentangan antara sains dan agama. Begitu pula
dengan sains yang integral dengan agama, al- Qur‟an menyatakan bahwa sains
merupakan bagian integral dari agama yang mengajarkan bagaimana mengelola alam melakukan berbagai proses sementara agama mengajarkan tentang nilai
ketakwaan terhadap Tuhan yang menciptakan alam semesta.
39
C. Identifikasi Masalah