5
Dalam hal ini, penulis akan menganalisis hubungan dan pengaruh yang terdapat di antara kompetensi dosen, interaksi sosial dan layanan pembelajaran dosen bagi para
mahasiswa. Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tesis ini adalah:
1. Mengidentifikasi gambaran mengenai kompetensi dosen, interaksi sosial, dan
layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI 2.
Mengukur pengaruh kompetensi dosen terhadap interaksi sosial pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.
3. Mengukur pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran pada
Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 4.
Mengukur pengaruh interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna dan manfaat secara teoritis bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut pengaruh
kompetensi dosen dan interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran. Adapun kegunaan tersebut mencakup antara lain:
1. Guna Akademis
a Sebagai perbandingan antara konsep teoritis terutama yang berhubungan
dengan kompetensi, interaksi sosial dan layanan pembelajaran dengan praktek sebenarnya di lapangan.
6
b Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan perbandingan dalam
melaksanakan penelitian sejenis. 2.
Guna Praktis a
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada lembaga yang bersangkutan dapat diterima sebagai sumbangan penelitian yang dapat dipakai sebagai bahan
masukan guna menyempurnakan penelitian selanjutnya. b
Dapat dijadikan bahan masukan bagi Pendidikan IPS khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS.
c Sebagai tambahan wawasan dan pustaka pendidikan IPS.
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian 1.5.1 Layanan Pembelajaran
Konsep layanan pembelajaran sangat berhubungan dengan berbagai kegiatan profesional yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik guru dan dosen dalam
interaksinya dengan peserta didik siswa atau mahasiswa, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh Moch Uzer
Usman 1990: 4-6 dan penelitian Tjutju Yuniarsih 2002, dapat dikatakan bahwa layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas untuk:
mendidik, mengajar, mengembangkan mutu kegiatan belajar mengajar secara lebih interaktif menuju ke arah proses pendewasaan perilaku peserta didik, memberikan
motivasi, melaksanakan kegiatan evaluasi, membantu mengatasi kesulitan belajar, membimbing kegiatan penelitian, melatih berbagai keterampilan, memberikan
7
layanan teknis dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta membimbing kegiatan kokurikuler.
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah penelitian mengenai layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang
dipengaruhi oleh kompetensi dosen dan interaksi sosial. Berangkat dari pendapat- pendapat di atas, ternyata ruang lingkup pembelajaran yang diberikan dosen sangat
luas. Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, maka dalam penelitian ini difokuskan pada dua unsur pokok layanan pembelajaran kepada mahasiswa, yaitu
mencakup: 1 Layanan Perkuliahan, dan 2 Layanan Bimbingan Skripsi.
1.5.2 Interaksi Sosial
Istilah interaksi sosial tidak terlepas dari segala aspek yang menyangkut kehidupan manusia. Secara akademis, istilah ini banyak ditemukan dalam kajian
Ilmu-Ilmu Sosial, Studi Sosial, dan IPS, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja 1984: 6 bahwa masalah interaksi sosial atau antar-hubungan manusia
merupakan masalah yang makin lama makin kompleks dan intensif. Pendapat ini didukung oleh Deobold B. van Dalen dalam Nursid Sumaatamdja, 1984: 7 yang
menyatakan bahwa “ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungannya”.
Dari segi etimologi, istilah interaksi sosial dapat ditelusuri dari gabungan kata ‘interaksi’ dan kata ‘sosial’. The New Oxford Dictionary 2000 mendefinisikan
8
interaksi sebagai “reciprocal action or influence” yang dapat diartikan sebagai “saling mempengaruhi, atau pengaruh timbal balik antara dua pihak”. Dalam
psikologi, interaksi dapat diartikan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara dua pihak, seperti interaksi dosen dan mahasiswa.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan dan tindakan yang saling mempengaruhi
antara manusia dan lingkungannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi sosial yang terjadi adalah antara manusia dengan manusia lainnya, dan
antara manusia dan lingkungannya. Yang disebut lingkungan itu sendiri adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia tersebut.
Untuk kepentingan penulisan tesis ini, istilah interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara
dosen dan mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UPI. Proses interaksi sosial antara pengajar dengan yang diajar,
atau secara luas lagi antara pendidikan dengan peserta didik, harus merupakan proses dan interaksi sosial pendidikan, atau dengan kata lain harus merupakan proses dan
interaksi edukatif, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja 1984: 71. Secara lebih rinci, Nursid Sumaatamdja 1984: 71-73 mengungkapkan bahwa
interaksi tersebut harus memiliki ciri tertentu seperti adanya tujuan, bahan, peserta didik mahasiswa, pendidik atau pengajar dosen, metode, dan proses interaksi yang
berlangsung dalam ikatan situasional organisasi atau lembaga tertentu. Selain itu
9
ditekankan pula kedudukan guru dosen dalam pengajaran IPS dan kaitannya dengan interaksi sosial antara gurudosen tersebut dengan peserta didikmahasiswa, yaitu
kemampuan atau kompetensi dosen dan kondisi siswa atau mahasiswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kompetensi dosen
terhadap layanan pembelajaran harus berada dalam lingkup interaksi sosial dan interaksi edukatif di antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan
tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya.
1.5.3 Kompetensi Dosen
Seorang dosen yang ideal umumnya mempunyai tugas pokok sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, yaitu bidang pendidikan dan pengajaran, bidang
penelitian, dan bidang pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itu seorang dosen harus memiliki kompetensi tertentu menurut Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi
Anwar 2003: 52. Ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen. Tiga kompetensi itu adalah:
•
Kompetensi profesional yang mencakup penguasaan: materi bahan ajar, konsep-
konsep keilmuan bahan tersebut, landasan kependidikan, proses-proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik.
•
Kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tujuan
kerja dan lingkungan sekitar sewaktu menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
10
•
Kompetensi personal pribadi mencakup penampilan sikap positif situasi kerja
sebagai pengajar dan situasi pendidikan, pemahaman nilai-nilai yang hendaknya dianut oleh seorang pengajar dan penampilan upaya untuk menjadikan cirinya
sebagai panutan dan teladan anak didiknya.
Fakry Gaffar 1987 mengemukakan bahwa pengajar juga perlu memiliki kompetensi sebagai berikut: 1 content knowledge, yang meliputi materi
pengetahuan bidang studi; 2 behavior skills, yang meliputi keterampilan teknis dalam mengajar, dan 3 human relation skills, yang meliputi keterampilan dalam
membina hubungan manusiawi antara pengajar dan peserta didik. Sejalan dengan itu M. Idochi Anwar 2003: 95 menyatakan bahwa dalam
kaitannya dengan peran utama tenaga pengajar di perguruan tinggi, “kualitas perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kemampuannya menyediakan sumberdaya
manusia dengan kualifikasi ‘tinggi’ yang tangguh.” Ditegaskan di sini bahwa
pengertian “tinggi” tersebut mengandung tiga kompetensi, yaitu 1 kompetensi akademik, 2 kompetensi profesional, dan 3 kompetensi intelektual. Kompetensi
akademik berkaitan dengan kiat dan kemampuan metodologi keilmuan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi. Kompetensi profesional
berhubungan dengan wawasan, perilaku, dan kemampuan menerapkan ilmu dan teknologi dalam kehidupan masyarakat luas. Yang terakhir, kompetensi intelektual
sangat berkaitan dengan kepekaan terhadap masalah-masalah lingkungan sekitar, baik
11
fisik maupun sosial yang ada serta wawasan terhadap kebenaran dan kepentingan orang banyak.
Di dunia pendidikan, istilah kinerja ini sering dikaitkan dengan istilah ‘kompetensi’ yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan berhasil dan
efisien. Dalam hal ini tentu saja istilah kompetensi melibatkan aspek kemampuan, keterampilan, dan kapabilitas, dan kapasitas. Di Indonesia, berdasarkan UU No
142005 tentang Guru dan Dosen disebutkan ada empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogi, profesional, personal dan sosial.
Dalam penelitian ini, kompetensi dosen mengacu pada apa yang dikemukakan Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi Anwar 2003: 52, yaitu 1 kompetensi
profesional, 2 kompetensi sosial, dan 3 kompetensi personal.
1.5.4 Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan Kompetensi Dosen
Paradigma penelitian ini dapat dilihat dari pendekatan sistem, yang terdiri dari input, process, output, outcome, dan impact. Penyelenggaraan pendidikan pada suatu
lembaga pendidikan tinggi memerlukan input seperti sistem pendidikan nasional dan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, otonomi lembaga pendidikan
tinggi, kepemimpinan, tenaga kependidikan dan tenaga non-kependidikan, fasilitas, kurikulum, dan tentunya mahasiswa sebagai SDM yang akan diproses. Adapun salah
satu proses dalam sistem penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi adalah adanya interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa sebagai inti dari pembelajaran di
12
perguruan tinggi. Istilah interaksi sosial dalam hal ini bermakna interaksi edukatif atau interaksi pembelajaran. Output dari proses tersebut adalah tinggi rendahnya
layanan pembelajaran atau service delivery yang diberikan dosen kepada mahasiswa. Konsep layanan pembelajaran sangat berhubungan dengan berbagai kegiatan
profesional yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik guru dan dosen dalam interaksinya dengan peserta didik siswa atau mahasiswa, baik yang berlangsung di
dalam maupun di luar kelas. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi layanan pembelajaran. Di sini dinyatakan bahwa pengaruh kompetensi dosen terhadap tingkat layanan pembelajaran bisa berpengaruh
langsung maupun melalui proses interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya. Untuk lebih jelas, kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
13
14
Mengacu pada kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan model penelitian yang terdiri dari variabel-variabel sebagai berikut:
Gambar 1-2 Variabel Penelitian
1.6 Asumsi
Asumsi yang mendasari penelitian ini mengacu pada pendapat bahwa dosen harus memiliki tiga kompetensi seperti yang dikemukakan Sanusi dalam M. Idochi
Anwar 2003: 52. Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh Moch Uzer Usman 1990: 4-6 dan penelitian Tjutju Yuniarsih 2002, dapat dikatakan bahwa layanan
pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas tertentu yang memang berkaitan dengan adanya tiga kompetensi yang dimiliki dosen. Istilah
interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa. Hal ini sejalan
KOMPETENSI PROFESIONAL
DOSEN X1
INTERAKSI SOSIAL Y
LAYANAN PEMBELAJARAN
Z
KOMPETENSI SOSIAL
DOSEN X2 KOMPETENSI
PERSONAL DOSEN X3
15
dengan apa yang diungkapkan Nursid Sumaatamdja 1984: 71-73 yaitu bahwa interaksi tersebut harus memiliki ciri tertentu seperti adanya tujuan, bahan, peserta
didik mahasiswa, pendidik atau pengajar dosen, metode, dan proses interaksi yang berlangsung dalam ikatan situasional organisasi atau lembaga tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis memberikan asumsi sebagai berikut: 1.
Setiap dosen memiliki kompetensi profesional, sosial, dan personal yang digunakan dalam interaksi sosial dan layanan pembelajaran
2. Interaksi pendidikan atau interaksi pembelajaran antara dosen dan mahasiswa
termasuk ke dalam interaksi sosial, sebagai inti dari pembelajaran di perguruan tinggi.
3. Layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas
tertentu yang memang berkaitan dengan adanya tiga kompetensi yang dimiliki dosen dan interaksi sosial yang berada di dalamnya.
4. Setiap dosen melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan job
description yang diberikan di dalam pekerjaannya. 5.
Setiap dosen memiliki ciri khas tersendiri yang tercermin dalam kompetensinya. 6.
Saranaprasarana belajar sudah tersedia sesuai dengan standar minimal kebutuhan.
16
1.7 Hipotesis