9
ditekankan pula kedudukan guru dosen dalam pengajaran IPS dan kaitannya dengan interaksi sosial antara gurudosen tersebut dengan peserta didikmahasiswa, yaitu
kemampuan atau kompetensi dosen dan kondisi siswa atau mahasiswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kompetensi dosen
terhadap layanan pembelajaran harus berada dalam lingkup interaksi sosial dan interaksi edukatif di antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan
tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya.
1.5.3 Kompetensi Dosen
Seorang dosen yang ideal umumnya mempunyai tugas pokok sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, yaitu bidang pendidikan dan pengajaran, bidang
penelitian, dan bidang pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itu seorang dosen harus memiliki kompetensi tertentu menurut Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi
Anwar 2003: 52. Ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen. Tiga kompetensi itu adalah:
•
Kompetensi profesional yang mencakup penguasaan: materi bahan ajar, konsep-
konsep keilmuan bahan tersebut, landasan kependidikan, proses-proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik.
•
Kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tujuan
kerja dan lingkungan sekitar sewaktu menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
10
•
Kompetensi personal pribadi mencakup penampilan sikap positif situasi kerja
sebagai pengajar dan situasi pendidikan, pemahaman nilai-nilai yang hendaknya dianut oleh seorang pengajar dan penampilan upaya untuk menjadikan cirinya
sebagai panutan dan teladan anak didiknya.
Fakry Gaffar 1987 mengemukakan bahwa pengajar juga perlu memiliki kompetensi sebagai berikut: 1 content knowledge, yang meliputi materi
pengetahuan bidang studi; 2 behavior skills, yang meliputi keterampilan teknis dalam mengajar, dan 3 human relation skills, yang meliputi keterampilan dalam
membina hubungan manusiawi antara pengajar dan peserta didik. Sejalan dengan itu M. Idochi Anwar 2003: 95 menyatakan bahwa dalam
kaitannya dengan peran utama tenaga pengajar di perguruan tinggi, “kualitas perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kemampuannya menyediakan sumberdaya
manusia dengan kualifikasi ‘tinggi’ yang tangguh.” Ditegaskan di sini bahwa
pengertian “tinggi” tersebut mengandung tiga kompetensi, yaitu 1 kompetensi akademik, 2 kompetensi profesional, dan 3 kompetensi intelektual. Kompetensi
akademik berkaitan dengan kiat dan kemampuan metodologi keilmuan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi. Kompetensi profesional
berhubungan dengan wawasan, perilaku, dan kemampuan menerapkan ilmu dan teknologi dalam kehidupan masyarakat luas. Yang terakhir, kompetensi intelektual
sangat berkaitan dengan kepekaan terhadap masalah-masalah lingkungan sekitar, baik
11
fisik maupun sosial yang ada serta wawasan terhadap kebenaran dan kepentingan orang banyak.
Di dunia pendidikan, istilah kinerja ini sering dikaitkan dengan istilah ‘kompetensi’ yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan berhasil dan
efisien. Dalam hal ini tentu saja istilah kompetensi melibatkan aspek kemampuan, keterampilan, dan kapabilitas, dan kapasitas. Di Indonesia, berdasarkan UU No
142005 tentang Guru dan Dosen disebutkan ada empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogi, profesional, personal dan sosial.
Dalam penelitian ini, kompetensi dosen mengacu pada apa yang dikemukakan Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi Anwar 2003: 52, yaitu 1 kompetensi
profesional, 2 kompetensi sosial, dan 3 kompetensi personal.
1.5.4 Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan Kompetensi Dosen