7
layanan teknis dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta membimbing kegiatan kokurikuler.
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah penelitian mengenai layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang
dipengaruhi oleh kompetensi dosen dan interaksi sosial. Berangkat dari pendapat- pendapat di atas, ternyata ruang lingkup pembelajaran yang diberikan dosen sangat
luas. Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, maka dalam penelitian ini difokuskan pada dua unsur pokok layanan pembelajaran kepada mahasiswa, yaitu
mencakup: 1 Layanan Perkuliahan, dan 2 Layanan Bimbingan Skripsi.
1.5.2 Interaksi Sosial
Istilah interaksi sosial tidak terlepas dari segala aspek yang menyangkut kehidupan manusia. Secara akademis, istilah ini banyak ditemukan dalam kajian
Ilmu-Ilmu Sosial, Studi Sosial, dan IPS, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja 1984: 6 bahwa masalah interaksi sosial atau antar-hubungan manusia
merupakan masalah yang makin lama makin kompleks dan intensif. Pendapat ini didukung oleh Deobold B. van Dalen dalam Nursid Sumaatamdja, 1984: 7 yang
menyatakan bahwa “ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungannya”.
Dari segi etimologi, istilah interaksi sosial dapat ditelusuri dari gabungan kata ‘interaksi’ dan kata ‘sosial’. The New Oxford Dictionary 2000 mendefinisikan
8
interaksi sebagai “reciprocal action or influence” yang dapat diartikan sebagai “saling mempengaruhi, atau pengaruh timbal balik antara dua pihak”. Dalam
psikologi, interaksi dapat diartikan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara dua pihak, seperti interaksi dosen dan mahasiswa.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan dan tindakan yang saling mempengaruhi
antara manusia dan lingkungannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi sosial yang terjadi adalah antara manusia dengan manusia lainnya, dan
antara manusia dan lingkungannya. Yang disebut lingkungan itu sendiri adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia tersebut.
Untuk kepentingan penulisan tesis ini, istilah interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara
dosen dan mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UPI. Proses interaksi sosial antara pengajar dengan yang diajar,
atau secara luas lagi antara pendidikan dengan peserta didik, harus merupakan proses dan interaksi sosial pendidikan, atau dengan kata lain harus merupakan proses dan
interaksi edukatif, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja 1984: 71. Secara lebih rinci, Nursid Sumaatamdja 1984: 71-73 mengungkapkan bahwa
interaksi tersebut harus memiliki ciri tertentu seperti adanya tujuan, bahan, peserta didik mahasiswa, pendidik atau pengajar dosen, metode, dan proses interaksi yang
berlangsung dalam ikatan situasional organisasi atau lembaga tertentu. Selain itu
9
ditekankan pula kedudukan guru dosen dalam pengajaran IPS dan kaitannya dengan interaksi sosial antara gurudosen tersebut dengan peserta didikmahasiswa, yaitu
kemampuan atau kompetensi dosen dan kondisi siswa atau mahasiswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kompetensi dosen
terhadap layanan pembelajaran harus berada dalam lingkup interaksi sosial dan interaksi edukatif di antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan
tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya.
1.5.3 Kompetensi Dosen