DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN Periode Enam Bulan Yang Berakhir Tanggal 30 Juni 2011,
31 Desember 2010 Dan 30 Juni 2010 Dinyatakan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
- Lanjutan
v. Penerapan Standar Akuntansi Revisi Lainnya
- Lanjutan
i PSAK No.2 Revisi 2009 : Laporan Arus Kas
ii PSAK No.8 Revisi 2009 : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
iii PSAK No.19 Revisi 2009 : Aset Tak Berwujud
iv PSAK No.25 Revisi 2009 : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
Pertimbangan
Klasifikasi Aset Dan Liabilitas Keuangan
Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha
Estimasi Dan Asumsi
Perseroan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam mempertimbangkan apakah defisini yang ditetapkan PSAK No.55 Revisi 2006 dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan
dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan seperti diungkapkan pada Catatan 2.
Perseroan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perseroan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk
namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan
terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perseroan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk
piutang ragu-ragu. Nilai tercatat dari piutang Perseroan sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp81.192.450.308,- 31 Desember 2010 : Rp60.551.862.571,0. Lihat Catatan No.5.
Penyusunan laporan keuangan interim konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidak pastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan interim konsolidasian.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidak pastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahunperiode berikutnya,
diungkapkan di bawah ini. Perseroan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan interim konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat
perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perseroan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan di atas, Perseroan juga telah menerapkan standar akuntansi berikut - pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan interim konsolidasian namun tidak
menimbulkan dampak signifikan:
25
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN Periode Enam Bulan Yang Berakhir Tanggal 30 Juni 2011,
31 Desember 2010 Dan 30 Juni 2010 Dinyatakan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
- Lanjutan Pensiun dan Imbalan Purna Karya
1.335.392.915 1.625.505.934
Penyusutan Aset Tetap
Instrumen Keuangan
Pajak Penghasilan 139.585.745.596
229.279.498.429
Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan
20.178.953.280 26.374.921.753
Perseroan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat
diverifikasi, jumlah perubahan nilai dapat berbeda bila Perseroan menggunakan metodologi penilaian berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perseroan. Nilai tercatat
dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan keuangan interim konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp139.585.745.596 31 Des 2010: Rp120.882.150.948, sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan
posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp229.279.498.429 31 Des 2010: Rp233.682.430.397. Lihat Catatan No.33
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan kegiatan usaha normal. Perseroan
mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Penentuan kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan purna karya Perseroan bergantung pada asumsi yang digunakan dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat
kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan , umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perseroan yang memiliki pengaruh lebih dari 10 kewajiban imbalan
pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perseroan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual yang ditetapkan
Perseroan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat estimasi liabilitas imbalan purna karya Perseroan pada tanggal 30 Juni 2011 adalah Rp.1.335.392.915
31 Desember 2010 : Rp.1.625.505.934. Lihat Catatan No.19.
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya yang timbul untuk
penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp.20.178.953.280 31 Desember
2010: Rp.26.374.921.753. Lihat Catatan No.8 Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis-lurus berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Perseroan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan
perkembangan tehnologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perseroan pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar
Rp.184.009.730.136,- 31 Desember 2010 : Rp. 191.186.144.105,-. Lihat Catatan No.11.
26