Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi

DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN Periode Enam Bulan Yang Berakhir Tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 Dan 30 Juni 2010 Dinyatakan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

- Lanjutan

c. Investasi Pada Entitas Asosiasi

- Lanjutan Sampai dengan tanggal laporan keuangan Perseroan tidak memiliki investasi pada entitas asosiasi.

d. Setara Kas

e. Persediaan

f. Biaya Pinjaman

g. Instrumen Keuangan

Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan. Cerukan disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek dalam neraca. Perseroan menetapkan penyisihan untuk keusangan danatau penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi bersih persediaan. Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan PSAK No.50 Revisi 2006 Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pelaporan, dan PSAK No.55 Revisi 2006 Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. Perseroan menerapkan PSAK No.26 Revisi 2008 tentang Biaya Pinjaman, yang mengharuskan biaya pinjaman diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut, serta persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman, penghentian sementara dan penghentiannya. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivasi yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai maksudnya. Setelah menerapkan metode ekuitas, Perseroan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perseroan dalam entitas asosiasi. Perseroan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perseroan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian. Perseroan menerapkan PSAK No.14 Revisi 2008 tentang Persediaan, di mana persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan terdiri dari harga pembelian ditambah dengan biaya angkut dan asuransi. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata-tertimbang. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan. 13 DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN Periode Enam Bulan Yang Berakhir Tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 Dan 30 Juni 2010 Dinyatakan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

- Lanjutan

g. Instrumen Keuangan

- Lanjutan Penerapan PSAK 50 dan 52 tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan Perseroan. i Aset Keuangan Pengukuran setelah pengakuan awal Penghentian pengakuan Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 Revisi 2006 diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual. PSAK No.50 Revisi 2006 mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan dan informasi yang harus diungkapkan, sedangkan PSAK No.55 Revisi 2006 mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambang dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan tersebut. Cadangan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Perseroan tidak akan dapat menagih utang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan dalam catatan di bawah ini. Suatu aset keuangan, atau mana yang berlaku sebagai bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis, dihentikan pengakuannya pada saat: 1 hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau, 2 Perseroan mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan, dan a secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau b secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku buka efektif, dan keuntungan dan kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Aset keuangan Perseroan terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang retensi, piutang lain-lain dan aset tidak lancar lainnya diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No.55 Revisi 2006. 14