PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 8
SMP
Bab VIII Hutan
54
dengan kondisi tanah permukaan, maka sebagai paru-paru dunia hutanpun bertanggung-jawab atas keseimbangan suhu dan iklim.
Kemampuan hutan hujan dalam menyerap karbondioksida, membuat suhu dan iklim di bumi selalu seimbang. Seandainya fungsi hutan sebagai
paru-paru-nya dunia itu terganggu, suhu dan iklim di bumi akan selalu bergerak ke titik ekstrem: kadang temperaturnya terlalu rendah, kadang
temperaturnya bisa terlalu tinggi. Karena hutan kaya akan hasil bumi, hutanpun menyimpan manfaat
bagi manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan pokoknya. Rotan, madu, tanaman obat-obatan, dan banyak jenis sumber hayati lainnya,
membuat hutan pantas dijuluki sebagai warung hidup atau apotek hidup besar. Dengan hutan hujan tropis yang sangat luas, rakyat Indonesia
seharusnya tercukupi dalam hal kebutuhan pokok, terutama oleh sumber nabati dan hewani yang banyak terdapat di dalam hutannya.
Melihat lokasinya, hutan bumi terbagi dalam tiga kelompok besar: hutan tropis, hutan subtropis temperate, dan hutan boreal. Brazil dan
Indonesia adalah negara dengan hektaran hutan tropis terluas di dunia. Luas lahan hutan Indonesia sendiri adalah 140,3 juta Ha, dengan rincian:
30,8 juta Ha hutan lindung; 18,8 juta Ha cagar alam dan taman nasional; 64,3 juta Ha hutan produksi; 26,6 juta Ha hutan yang dialokasikan untuk
dikonversi menjadi lahan pertanian, perumahan, transmigrasi dan lain sebagainya. Dari data dan rincian tersebut, berarti sekitar 54 dari total
luas daratan negara kita adalah hutan.
B. Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak terhadap kondisi hutan setelah penebangan,
karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya
konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan.
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 8
SMP
Bab VIII Hutan
55
Kerusakan hutan berdampak negatif dan dan positif. Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan antara lain:
1. Kerusakan hutan karena perbuatan manusia secara sengaja. 2. Kerusakan hutan karena hewan dan lingkungan.
3. Kerusakan hutan karena serangan hama dan penyakit. Kerusakan hutan telah menimbulkan perubahan kandungan hara
dalam tanah dan hilangnya lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa hara penting bagi pertumbuhan tegakan.
Terbukanya tajuk ikut menunjang segara habisnya lapisan atas tanah yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus
simpanan hara sebelum terjadinya dekomposisi oleh organisme tanah. Terjadinya kerusakan hutan, apabila terjadi perubahan yang
menganggu fungsi hutan yang berdampak negatif, misalnya: adanya pembalakan liar illegal logging menyebabkan terjadinya hutan gundul,
banjir, tanah lonsor, kehidupan masyarakat terganggu akibat hutan yang jadi tumpuhan hidup dan kehidupanya tidak berarti lagi serta kesulitan
dalam memenuhi ekonominya.
Banyak hutan sebagai resapan air di sekitar Jakarta yang telah berubah fungsi menjadi Real Estate, kompleks perkantoran atau
apartemen, dan pusat perbelanjaan megah. Titik-titik resapan yang diubah fungsinya itu diantaranya adalah : kawasan Puncak, Cipayung, Bogor, dan
Depok. Pengerasan tanah akibat pendirian gedung-gedung perkantoran, kompleks perumahan, lapangan parkir di bekas daerah hutan pegunungan
Gambar 8.2 Penebangan Hutan
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 8
SMP
Bab VIII Hutan
56
tersebut, memberikan andil besar atas terjadinya banjir di kawasan Jabotabek. Tanpa area resapan dan penahan air yang mumpuni, terjadi
ketidakseimbangan sistem input dan output air tanah di Jakarta dan sekitarnya. Karena ketidakseimbangan itu, air hujan yang deras
mengguyur kota mengalir langsung sebagai air permukaan. Air bah itu akan berkelok-kelok di sekujur selokan, lalu meluapkan sungai di daerah-
daerah tertentu, sehingga akhirnya mengalir ke laut. Pengabaian masyarakat terhadap manfaat hutan sebagai payung
raksasa-pun telah membuat berbagai daerah di Indonesia mengalami musibah longsor. Salah satu contoh tragis adalah musibah longsor yang
terjadi di Pulau Nias, tahun 2001, empat tahun yang lalu. Musibah banjir dan longsor yang menelan puluhan korban jiwa dan ratusan rumah
penduduk itu, ternyata disebabkan oleh rusaknya 95.000 hektar hutan di hulu Sungai Masio, Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Padahal, menurut
Gubernur Propinsi Sumatera Utara ketika itu, tidak ada izin yang dikeluarkan untuk mengeksploitasi hutan yang menjadi daerah tangkapan
air dan daerah aliran sungai DAS Sungai Masio. Menurutnya, kawasan yang meliputi hutan lindung dan hutan produksi itu mengalami kerusakan
berat oleh ulah para penebang liar. Jika dampak yang ditimbulkan oleh karena pengabaian terhadap
dua fungsi hutan yang dipaparkan diatas scope-nya masih tergolong lokal, maka pengabaian masyarakat terhadap fungsi hutan sebagai paru-paru
dunia menimbulkan dampak global yang sungguh-sungguh memprihatin- kan. Bagaimana tidak? Sebab kerusakan hutan hujan tropika Indonesia
yang termasuk terluas di dunia itu, iklim dan suhu bumi akan bergerak diantara titik-titik ekstrem, zat karbon menjadi tidak ternetralisir, dan
bahkan eksesnya bisa sampai memicu badai global di seantero dunia. Badai global tersebut dipicu dari ketiadaan media alamiah hutan yang
bisa menyerap gas karbon dioksida. Sehingga, jumlah karbon menjadi tidak seimbang, dan gas karbon dioksida pada atmosfirpun tidak bisa
dikonversi menjadi gas oksigen yang mencukupi bagi bumi.
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 8
SMP
Bab VIII Hutan
57
Karena sifat gas karbon yang bisa mengurung panas seperti rumah kaca, maka suhu atmosfir bumi terus naik sampai ke titik panas
yang ekstrem. Terjadilah pergeseran arus gelombang panas di laut yang kemudian memicu terjadinya perubahan tekanan, yang lalu menimbulkan
angin besar badai. Tak hanya sampai disitu, kenaikan suhu atmosfir bumi itupun bisa menimbulkan banjir besar di berbagai kawasan, karena
salju di kutub ataupun salju abadi yang meliputi puncak-puncak gunung tertentu terus mencair.
C. Rangkuman