Alat Peraga KAJIAN PUSTAKA

9 mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya Depdiknas, 2008:134.

B. Alat Peraga

Alat peraga berfungsi untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap konsep tersebut. Dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar siswa dapat mengoptimalkan panca indera dalam proses pembelajaran, sebab siswa dapat melihat, meraba, merasakan serta bisa menggunakan objek yang dipelajari. Dari penjelasan itu jelas maka dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda–benda kongkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika yang disebut alat peraga. Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda–benda itu misalnya batu–batuan atau kacang–kacangan untuk menerangkan konsep bilangan. Ruseffendi, 1988:2 Bila menggunakan alat peraga, supaya diperhatikan agar alat peraga itu Ruseffendi, 1988:3: 1tahan lama dibuat dari bahan–bahan yang cukup kuat, 2Bentuk dan warnanya menarik, 3sederhana dan mudah diolah tidak rumit, 4ukurannya sesuai seimbang dengan ukuran fisik anak, 5disajikan dalam bentuk real nyata, gambar atau diagram konsep matematika, 6sesuai dengan konsep, 7dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas, 8peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak, 9dapat dimanipulasi 10 yaitu dapat diraba, dipegang, dipindah, dan diutak–atik, atau dipasang dan dilepas sehingga siswa dapat belajar kreatif baik sendiri maupun berkelompok. Manfaat alat peraga secara garis besar,antara lain Ruseffendi, 1988:1 : 1. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik murid maupun guru, dan terutama murid, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika. 2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat– tingkat yang lebih rendah. 3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda–benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami. 4. Konsep–konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk kongkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide–ide baru dan relasi baru, menjadi bertambah banyak Penelitian dan penggunaan alat peraga yang tepat untuk setiap materi akan sangat membantu terlaksananya pembelajaran matematika di SD. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, penggunaan alat peraga dapat menunjang penjelasan konsep matematika. Hasil penelitian para ahli itu diantaranya Higgins dalam Ruseffendi, 1988:6 : 1. Alat peraga berhasil efektif dalam mendorong siswa untuk berhasil belajarnya. 2. Terdapat perbandingan 6 : 1 menunjukkan keberhasilan yang meyakinkan dari yang belajar menggunakan alat peraga terhadap yang tidak menggunakan. 11 3. Memanipulasi mengotak–atik alat peraga itu penting bagi siswa SD di semua tingkat. 4. Ditemukan sedikit bukti bahwa memanipulasi alat peraga itu hanya berhasil di tingkat yang rendah. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan alat peraga sangat penting untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika khususnya penggunaan alat peraga Dakon KPK dalam menentukan kelipatan persekutuan terkecil KPK dan faktor persekutuan terbesar FPB. Dengan meningkatnya pemahaman konsep dalam menentukan kelipatan persekutuan terkecil KPK dan faktor persekutuan terbesar FPB, pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar. Disamping itu pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika juga akan membantu guru dalam menerapkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna. Dakon KPK dan FPB adalah salah satu alat peraga berupa alat permainan tradisional yang sudah dikombinasi untuk bermain dan belajar lebih dalam terutama dalam menentukan kelipatan persekutuan terkecil KPK dan faktor persekutuan terbesar FPB dengan cara yang menyenangkan. Dakon KPK dan FPB ini terbuat dari kayu sepanjang 150 cm dan lebar 30 cm. Di badan kayu tersebut terdapat 60 lubang kecil terbagi menjadi 3 baris menjadi 20 lubang pada setiap baris. Di atas setiap lubang di barisan teratas dituliskan angka 1 - 20 . Adapun di bawah baris terakhir terdapat dua lubang besar untuk wadah biji dakon yang biasanya terbuat dari biji pohon asem, sawo, dan batu kerikil atau kapur. Lubang–lubang itu terbuat dari bekas wadah agar–agar atau jeli, penganan anak–anak. 12 Di bawah ini merupakan gambar Dakon KPK dan FPB: Gambar 2.1 Dakon KPK dan FPB Alat ini disebut Dakon KPK dan FPB karena alat ini dapat mencari KPK dan FPB dari bilangan–bilangan yang diinginkan tanpa membuat deret dan pohon faktor. Alat ini bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan bilangan yang mau dicari KPKdan FPBnya dengan cara menambah lubang pada dakon, baik yang memanjang maupun yang membujur. Aturan kerja yang mesti harus diperhatikan dalam menggunakan Dakon KPK dan FPB ini adalah sebagai berikut : 1. Syarat awal dalam menggunakan Dakon KPK dan FPB ini, siswa harus hafal kelipatan dan perkalian yang sudah diajarkan di kelas III. 2. Di samping barisan lubang dakon diletakkan kartu bilangan yang akan dicari KPK dan FPBnya. 3. Kemudian biji–biji dakon satu per satu diletakkan di lubang dakon sesuai dengan kelipatan untuk mencari KPK dan perkalian faktor untuk mencari FPB. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 5 5 13 4. Dari baris lubang pertama kedua dan ketiga, dapat ditentukan KPK dan FPBnya dengan melihat biji dakon yang letaknya satu kolom atau berada pada nomor lubang dakon yang sama. 5. Dakon KPK dan FPB ini bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan bilangan yang mau dihitung dengan cara menambah lubang pada dakon, baik yang memanjang maupun yang membujur. Misalnya: 1. Kita akan menentukan KPK dari 2 dan 3 Caranya: a Letakkan biji–biji dakon sejumlah kelipatan 2 di lubang baris pertama sesuai dengan nomor lubang dakon dan kelipatan dua, yaitu 2, 4, 6, 8, dan seterusnya. b Kemudian saat menjabarkan kelipatan 3, siswa meletakkan biji dakon di lubang–lubang baris kedua sesuai nomor lubang dakon dan kelipatan 3, yaitu 3, 6, 9, dan seterusnya. c Karena dari baris lubang pertama dan kedua, biji dakon pada nomor lubang 6 letaknya satu kolom atau berada pada nomor lubang dakon yang sama, maka dapat ditentukan KPK dari 2 dan 3 adalah 6. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 3 14 2. Kita akan menentukan FPB dari 12 dan 18 Caranya: 1 Letakkan biji–biji dakon di lubang baris pertama sesuai dengan nomor lubang dakon dan faktor dari 12, yaitu 1, 2, 3, 4, 6, 12 2 Kemudian saat menjabarkan faktor dari 18, siswa meletakkan biji dakon di lubang–lubang baris kedua sesuai nomor lubang dakon dan faktor dari 18, yaitu 1, 2, 3, 6, 9, 18 3 Karena dari baris lubang pertama dan kedua, biji dakon pada nomor lubang 6 letaknya satu kolom atau berada pada nomor lubang dakon yang sama, maka dapat ditentukan FPB dari 12 dan 18 adalah 6.

C. Model Pembelajaran Kooperatif