2009 226,564,893,942.00
386,862,522,644.00 58.56
Rata-rata 57.44
Sumber: Data Olahan Penulis, 2013 Tingkat Kemampuan Pembiayaan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
tingkat penerimaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan besarnya jumlah belanja pemerintah daerah.Dari besarnya jumlah rata-rata rasio dapat diketahui
bahwa terjadi pola hubungan konsultatif dimana kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam membiayai belanja daerah telah mulai meningkat
sehingga mengurangi pola pengarahan atau campur tangan pemerintah pusat.
4. Rasio Efisiensi Belanja dan Efektivitas Pendapatan Daerah
Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari setiap penggunaan uang daerah.Rasio ini bertujuan untuk membandingkan besarnya jumlah anggaran
dengan jumlah realisasi belanja daerah.Semakin kecil rasio ini maka dapat dikatakan pemerintah daerah telah efisien dalam membelanjakan anggaran. Rasio
efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Tabel 4.7 menunjukkan efisiensi belanja daerah Kota Medan dari Tahun
Anggaran 2005 hingga 2009.
Tabel 4.7 Rasio Efisiensi Belanja Daerah Kota Medan
Tahun 2005-2009
Universitas Sumatera Utara
Tahun Anggaran Belanja
Realisasi Belanja Rasio
2005 1,219,659,901,765.00
1,146,819,824,075.00 94.03
2006 1,405,340,418,218.00
1,313,160,750,935.94 93.44
2007 1,751,826,795,575.00
1,392,698,096,687.55 79.50
2008 1,881,236,640,742.00
1,477,958,513,206.00 78.56
2009 2,349,719,173,172.00
1,886,588,720,238.37 80.29
Rata-rata 85.16
Sumber: Data Olahan Penulis, 2013 Dari tabel perhitungan di atas terlihat bahwa pemerintah Kota Medan pada
masa penerapan anggaran berbasis kinerja telah melakukan efisiensi belanja yang dibuktikan dengan rasio efisiensi pada tiap tahun dibawah 100 persen dan dengan
rata-rata keseluruhan adalah sebesar 85,16 persen. Ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pemerintah Kota Medan pada masa pemberlakuan anggaran berbasis
kinerja cukup baik. Untuk rasio efektivitas PAD hanya pada tahun 2008 realisasi PAD lebih
tinggi dibanding dengan rencana pendapatan yakni sebesar 109,93 persen. Ini dikarenakan realisasi pendapatan pajak yang melampui target pada tahun tersebut
yaitu sebesar Rp 391.514.558.081,44. Lebih besar Rp 35.376.751.526,44 dari target pendapatan. Serta jumlah dana perimbangan pemerintah pusat yang juga
berasal dari dana bagi hasil pajak yang tinggi lebih besar dari anggaran. Jika dilihat berdasarkan rata-rata jumlah rasio efektivitas selama lima
tahun pelaksanaan anggaran berbasis kinerja sebesar 98,82 persen maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pendapatan dapat dikatakan efektif. Tabel 4.8
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan perhitungan rasio efektivitas PAD Kota Medan Tahun 2005- 2009.
Tabel 4.8 Rasio Efektivitas PAD Kota Medan
Tahun 2005-2009
Tahun
PAD
Rasio Rencana
Realisasi
2005 310,398,944,740.00
303,383,072,313.96 97.74
2006 329,981,270,115.00
312,862,351,244.64 94.81
2007 324,263,785,000.00
312,467,370,442.93 96.36
2008 356,137,806,555.00
391,514,558,081.44 109.93
2009 386,862,522,644.00
368,564,026,365.41 95.27
Rata-rata 98.82
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data Olahan Penulis, 2013 Efektivitas pengelolaan PAD menunjukkan suatu kondisi dimana daerah
mampu menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan memanfaatkannya secara memadai untuk membiayai aktifitas dalam urusan otonomi.Suatu daerah
dapat dikatakan sangat efektif dalam pengelolaan PAD jika rasio efektivitas sebesar 1.Karena didalam pelaksanaan telah terjadi perbedaan signifikan dimana
realisasi lebih besar dibanding perencanaan. Pengertian efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sector public, sehingga suatu
kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio efektivtas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealiasikan PAD yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin besar realisasi penerimaan PAD maka dapat dikatakan semakin efektif
dan begitu pula sebaliknya.
5. Rasio Keserasian