Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota Medan
Tahun Anggaran 2006
No Jenis Belanja
Anggaran Realisasi
Lebih kurang
1 BELANJA APARATUR
468,048,556,430.00 436,296,011,302.75 31,752,545,127.25
93.22 1.1 Belanja Administrasi Umum
382,907,274,244.00 359,784,502,625.00 23,122,771,619.00
93.96 1.2 Belanja Operasi dan
Pemeliharaan 55,156,779,411.00
47,419,361,222.75 7,737,418,188.25 85.97
1.3 Belanja Modal 29,984,502,775.00
29,092,147,455.00 892,355,320.00 97.02
2 BELANJA PUBLIK
947,436,861,788.00 886,129,408,213.19 61,307,453,574.81
93.53 2.1 Belanja Administrasi Umum
399,988,490,102.00 392,429,927,185.00 7,558,562,917.00
98.11 2.2 Belanja Operasi dan
Pemeliharaan 202,153,030,256.00
186,465,619,995.08 15,687,410,260.92 92.24
2.3 Belanja Modal 218,015,258,930.00
186,594,118,959.11 31,421,139,970.89 85.59
2.4 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
119,780,082,500.00 115,667,997,278.00 4,112,085,222.00
96.57 2.5 Belanja Tak Tersangka
7,500,000,000.00 4,971,744,796.00 2,528,255,204.00
66.29 Jumlah Belanja
1,415,485,418,218.00 1,322,425,419,515.94 93,059,998,702.06
93.43
Sumber: LKPJ Kota Medan Tahun 2006 Dalam upaya memperbaiki proses penganggaran di daerah, telah
dilakukan reformasi penganggaran dengan menerapkan tiga 3 pendekatan yaitu:
1. Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah KPJM
atau juga dikenal dengan Medium Term Expenditure Framework MTEF. Pendekatan ini menuntut kita menyusun rencana anggaran untuk
dua 2 tahun anggaran berturut-turut, yaitu tahun anggaran bersangkutan, dan rencana anggaran untuk tahun berikutnya.
2. Penganggaran Terpadu Unified Budgeting. Pendekatan ini menyatukan
penyusunan anggaran baik untuk yang sifatnya mengikat dulu dikenal dengan istilah anggaran rutin maupun anggaran yang tidak mengikat dulu
dikenal dengan istilah anggaran pembangunan yang sebelumnya dilakukan
Universitas Sumatera Utara
secara terpisah.Pendekatan ini memaksa instansi pemerintah untuk memandang perencanaan dan penganggaran secara utuh agar dapat
menjalankan fungsinya secara baik dan benar.
3. Penganggaran Berbasis Kinerja Performance Based Budgeting.
Pendekatan ini mengatakan bahwa besarnya alokasi anggaran didasarkan atas target prestasi kinerja yang diusulkan oleh instansi pengusul. Ukuran
kinerja untuk program adalah manfaat outcome sedangkan untuk kegiatan adalah keluaran output. Penganggaran kinerja atau berdasarkan prestasi
kerja adalah penganggaran yang menekankan pada orientasi output keluaran dan outcome hasil yang memiliki konsekuensi pada
mekanisme penyusunan anggaran. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah pada Pasal 39 Ayat 2 disebutkan “penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator
kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal”. Selanjutnya, dalam penjelasan PP No. 58 Tahun 2005 disebutkan
“untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan 1 penetapan secara jelas tujuan
dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai; 2 penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja, serta penetapan harga
satuan yang rasional”. Penyusunan anggaran oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah
SKPD harus betul-betul dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan,
Universitas Sumatera Utara
sasaran, serta korelasi antara besaran anggaran beban kerja dan harga satuan dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari suatu
kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu penerapan anggaran berbasis kinerja mengandung makna bahwa setiap penyelenggara negara berkewajiban untuk
bertanggungjawab atas hasil proses dan penggunaan sumber dayanya. Dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut maka konsekuensi
logisnya adalah Pemerintah Daerah Kota Medan harus meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di daerah terhadap pembangunan dan
penyelenggaran pemerintah di daerah.Prinsip-prinsip tersebut telah membuka peluang dan kesempatan yang luas kepada daerah otonom untuk melaksanakan
kewenangannya secara mandiri, luas, nyata dan bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraaan masyarakat dapat
dilakukakan melalui peningkatan mutu pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta daya saing daerah .
Dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik maka Pemerintah Kota Medan perlu mengikuti segala undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berlaku.Salah satunya Kota Medan perlu menerapkan prinsip-prinsip sistem anggaran berbasis kinerja yang ditetapkan secara bertahap mulai tahun
2005.Dengan tersedianya sumber daya manusia yang dapat memahami konsep pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dan mengenai pentingnya penganggaran
berbasis kinerja agar didukung dalam penerapan anggaran.Dengan adanya pemahaman yang benar dapat menghilangkan rasa saling curiga, tidak percaya
dan terwujudnya sinergi antara pihak dalam mewujudkan anggaran yang berbasis
Universitas Sumatera Utara
kinerja bagi suatu pemerintah daerah secara baik dan benar sehingga pemerintahan yang baik dapat bersama-sama diwujudkan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis berkeinginan untuk
melakukan penelitian berkaitan dengan “ Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Medan “ 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan permasalahan, yaitu: “Apakah Pemberlakuan Anggaran
Berbasis Kinerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan Dalam Bentuk : Tingkat Kemandirian, Tingkat Desentralisasi Fiskal,
Tingkat Kemampuan Pembiayaan, Tingkat Keserasian dan Tingkat Efektifitas dan Efisiensi serta Tingkat Pertumbuhan ?”
1.3. Tujuan Penelitian