Sistematika Penulisan Profil Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia

F.5. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif memberikan hasil penelitian untuk memperoleh gambaran terhadap proses yang diteliti dan menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan proses tersebut. 16 Peneltian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa hasil wawancara dari para narasumber maupun data tertulis. Setelah data primer dan data sekuder terkumpul kemudia dilakukan analisis data secara deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi. Setelah semua informasi dikumpulkan secara lengkap maka dilakukan analisis deskriptif dan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penulisan untuk lebih mempermudah dan terarah dalam penulisan karya ilmiah. Agar mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci, maka penulis membagi penulisan skripsi ini kedalam 4 empat bab. Adapun susunan sistematika penulisan skripsi ini adalah: 16 Burhan, Bungin. 2009. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, hal.153. Universitas Sumatera Utara

BAB I Implementasi Undang-Undang Ketenagakerjaan Dalam

Peningkatan Kesejahteraan Buruh. Studi Analisis Terhadap Udang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Di Serikat Buruh Solidaritas Indonesia, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

dan Profil dari Serikat Buruh Solidaritas Indonesia, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Dalam bab II akan memaparkan tentang Undang-Undang No.13 Tahun 2003 dan memaparkan tentang profil berdirinya Serikat Buruh Solidaritas Indonesia yang berada di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

BAB III Implementasi Undang-Undang No.13 Tahun 2003.

Pada bab III akan menyajikan analisis terhadap penelitian tentang implementasi Undang-Undang No.13 Tahun 2003 dan melihat pengaruh Undang-Undang tersebut dalam mewujudkan Universitas Sumatera Utara kesejahteraan para buruh melalui pemberian upah yang layak dalam Sarikat Buruh Solidaritas Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara. BAB IV PENUTUP Pada bab IV berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data serta implikasi teoritis. Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL SERIKAT BURUH SOLIDARITAS INDONESIA DEWAN PERWAKILAN CABANG PEMATANGSIANTAR

A. Profil Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia

Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia Dewan Perwakilan Cabang Federasi Transportasi dan Angkutan- SBSI Kabupaten Simalungun yang bersekretariat di Jalan Ahmad Yani No.102 Pematangsiantar yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Simalungun Nomor : 207-SPSB-TK2012 dan terdaftar di Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Simalungun No : 93 Kesbangpol-LinmasIX2012 dengan struktur kepengurusan sebagai berikut : Ketua : Ramlan Sinaga Wakil Ketua I : Liber Simanjuntak Wakil Ketua II : Iswanto Sekretaris : Richard Siburian Wakil Sekretaris I : Nella Purba Wakil Sekretaris II : Ira Setiani Bendahara : Nurlela Pakpahan Dalam konstruksi negara demokrasi modern, Serikat Buruh merupakan Pilar Demokrasi Keempat. Pilar demokrasi pertama adalah partai politik. Pilar kedua adalah pers, pilar ketiga adalah masyatakat sipil civil society. Kehadiran Universitas Sumatera Utara Sarikat Buruh SBSI adalah indikator negara demokrasi. Negara tanpa serikat buruh adalah negara yang tidak demokratis. Pandangan ini sampai sekarang dianggap benar karena dua alasan penting : Pertama, Serikat Buruh SBSI adalah alat distribusi perekonomian yang sangat efektif pada masyarakat industri, secara khusus pada sektor transportasi dan angkutan. Hak berunding secara kolektif yang dimiliki Serikat Buruh seperti membuat Perjanjian Kerja Bersama PKB menghindarkan buruh dari ekspolitasi pengusaha. Dengan adanya PKB di suatu perusahaan, hak dan kewajiban pengusaha dan buruh anggota Serikat Buruh tertata dengan baik sehingga produktifitas da kualitas kinerja masing-masing menjadi tolak ukur keberhasilan suatu undustri untuk memakmurkan buruh. Kedua, Sarikat Buruh menjadi satu-satunya wadah buruh yang paling representatif dari semua institusi formal yang ada. Beberapa institusi non Serikat Buruh mencoba menenggarai masalah perburuhan tetapi tidak efektif. Masalah perburuhan sangat kompleks. Dari semua fakta yang ada, hanya Serikat Buruhlah sebagai wadah buruh yang mampu menyelesaikan masalah perburuhan yang efektif dan fleksibel. Penyelesaian permasalahan perburuhan yang sangat kompleks membutuhkan institusi modern dan profesional. Fakta menunjukkan, negara industri yang maju dan partai buruh pun sangat membutuhkan kehadiran Serikat Buruh untuk membangun perekonomian yang modern dan demokratis. Inilah yang dijadikan sebagai konsideran politik political considerance mendirikan Serikat Buruh. Universitas Sumatera Utara

B. Prinsip Universalitas SBSI