Pokok-Pokok Program Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Buruh Solidaritas Indonesia

F. Aliansi Jaringan Kerja SBSI berupaya meningkatkan peran serta dengan lembaga perburuhan internasional. Membangun kerja sama dengan kalangan SBSP dalam hal : 1. Legislasi 2. Pengupahan Kesejahteraan anggota dan pengurus. 3. Tripartit nasional 4. Hubungan Internasional

E. Pokok-Pokok Program

Konsolidasi Sejalan dengan pengembangan SBSI, rencana konsolidasi 2012-2017 : 1. Mendirikan dan memperkuat Cabang SBSI yang mandiri di setiap wilayah. 2. Memiliki data base organsasi SBSI yang lengkap secara keseluruhan. 3. Bekerjasama dengan Serikat Buruh lain meningkatkan media komunikasi internal dan eksternal sebagai sarana sosialisasi organisasi. 4. Melakukan kegiatan organisasi dengan membahas agenda penting untuk kepentingan anggota dan organisasi. 5. Melengkapi anggota dan pengurus dengan kartu tanda anggotapengurus. Universitas Sumatera Utara

F. Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Buruh Solidaritas Indonesia

BAB I NAMA, KEDUDUKAN, STATUS, BENTUK dan KEDAULATAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia disingkat SBSI. Pasal 2 KEDUDUKAN Organisasi ini berkedudukan di Jakarta tempat kantor Pusat Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia dn dapat membentuk perwakilan maupun mempunyai cabang di seluruh wilayah Indonesia. Pasal 3 STATUS Organisasi ini adalah organisasi buruhpekerja yang berdaulat, demokratis, independen, mandiri, dan tidak menjadi bagian dari suatu organisasi politik. Pasal 4 BENTUK Organisasi ini memiliki cabang di Daerah Tingkat I atau Tingkat II atau gabungan dari beberapa Daerah Tingkat II. Universitas Sumatera Utara Pasal 5 KEDAULATAN Kedaulatan tertinggi organisasi ini berada pada anggota yang dilakukan sepenuhnya pada Kongres Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. BAB II AZAS, LANDASAN, TUJUAN, FUNGSI dan USAHA Pasal 6 Azas Organisasi ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7 Landasan Konstitusional Organisasi adalah Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga SBSI. Pasal 8 TUJUAN Organisasi ini didirikan berdasarkan tujuan : 1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia di dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945 dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. 2. Menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi buruh dengan hak berorganisasi secara kolektif untuk mengutarakan pendapat, hak mengadakan perjanjian kerja bersama dan hak memperoleh perlindungan hukum. Universitas Sumatera Utara 3. Menumbuh-kembangkan rasa solidaritas sesama buruhpekerja seluruh Indonesia serta mewujudkan rasa persatuan dan persaudaraan antar sesama kaum buruh untuk mencapai kemakmuran buruh, anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia serta syarat dan kondisi kerja untuk mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia. 4. Mengupayakan kemakmuran buruh anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia sesuai dengan sistem ketatanegaraan yang demokratis, berkeadilan dan sesuai dengan HAM. 5. Menghimpun seluruh komponen bangsa tanpa memandang latar belakang pendidikan, sosial, suku, ras, ekonomi, maupun di bidang agama agar dapat memahami secara mendalam latar belakang perjuangan buruh dalam rangka mengisi kemerdekaan. 6. Mendorong an meningkatkan peran serta masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam pembangunan Indonesia seutuhnya. 7. Melakukan pemberdayaan kepada masyarakat Indonesia di Bidang Hukum dan Hak Azasi Manusia, diantaranya mendirikan Lembaga Bantuan Hukum LBH khususnya di bidang perburuhan. Universitas Sumatera Utara Pasal 9 FUNGSI Untuk mencapai tujuan organisasi ini berfungsi: menegakkan keadilan, demokrasi serta membela dan melindungi hak, kepentingan, serta aspirasi buruh anggota Serikat Pekerja Solidaritas Indonesia, membangun rasa solidaritas untk mencapai kemakmuran bagi buruhpekerja dan keluarganya. Pasal 10 USAHA Untuk mencapai tujuannya organisasi ini melakukan usaha : 1. Berperan aktif daam mempengaruhi kebijakan Pemerintah pada bidang perburuhan. 2. Mengupayakan penyadaran dan pembelaan hukum untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 3. Menyelenggarakan pendidikan perburuhan secara sistematis, berkesinambungan dan terpadu bagi anggota dan pengurus Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 4. Memperjuangkan syarat kerja yang mencerminkan keadilan sosial serta mempertinggi mutu pengetahuan, ketrampilan dan pekerjaan serta kemampuan berorganisasi bagi anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. Universitas Sumatera Utara 5. Membina hubungan dan kerjasama dengan Serikat Buruh Nasional dan Internasional. 6. Mengupayakan kerjasama dengan Poliklinik untuk menjamin kesehatan keluarga dan anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 7. Menciptakan peluang usaha yang berorientasi padat karya. 8. Bekerjasama dengan pihak asuransi menyelenggarakan asuransi ketenagakerjaan untuk keluarga dan anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 9. Mendirikan koperasi untuk kepentingan buruh SBSI. BAB III BENDERA, LAMBANG, TRIDARMA Dan LAGU Pasal 11 BENDERA Bendera organisasi SBSI dengan warna dasar putih dan lambang organisasi berada di tengah bendera dan di dalam lingkaran tertulis kata SBSI. Pasal 12 LAMBANG Lambang organisasi terdiri dari : 1. Lingkaran biru gerigi mencerminkan bahwa Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan dalam rasa solidaritas. Universitas Sumatera Utara 2. Warna merah mencerminkan keberanian buruhpekerja dalam kejujuran. 3. Tulisan SBSI yang berwarna merah latar belakang putih mencerminkan kesucian para Buruh Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia berjiwa patriot, jujur, bersih. 4. Jabatan tangan dan tulisan solidaritas mencerminkan kesepakatan solidaritas sesama dan kerja sama yang baik dalam menyelesaikan masalah. 5. Timbangan adalah mencerminkan Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 6. Tulisan SBSI adalah singkatan dari Serikat Buruh Solidaritas Indonesia. Pasal 13 TRI DARMA, LAGU 1. Tri Darma SBSI 2. Lagu organisasi adalah Mars SBSI BAB IV KEANGGOTAAN ORGANISASI Pasal 14 ANGGOTA Yang menjadi anggota organisasi adalah buruh yang wajib menaati dan menerima Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan Organisasi Seriakt Universitas Sumatera Utara Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia Anggota Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia terdiri dari : a. Anggota Biasa b. Anggota Luar Biasa c. Anggota Kehormatan Pasal 15 HAK ANGGOTA Anggota Biasa : Mempunyai hak suara, hak memilih dan dipilih, memperoleh segala pelayanan yang dilakukan oleh organisasi. Anggota Luar Biasa : Mempunyai hak bicara dan menyampaikan pendapat. Anggota Kehormatan : Mempunyai hak bicara dan menyampaikan pendapat. Setiap anggota SBSI mempunyai hak : mendapatkan pendidikan, pengetahuan perburuhan untuk meningkatkan Ketrampilan Mendapatkan Pembelaan hukum terhadap setiap masalah perburuhan yang dihadapinya memperoleh hasil usaha organisasi. Pasal 16 KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Wajib mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan Organisasi SBSI. Universitas Sumatera Utara 2. Membela dan menjungjung tinggi nama baik organisasi. 3. Membayar iuran anggota setiap bulan. 4. Ikut aktif dalam melaksanakan keputusan organisasi. 5. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan organisasi. Pasal 17 SANKSI Sanksi adalah tindakan hukuman yang dikenakan pada anggota atau pengurus SBSI berupa : 1. Peringatan lisan atau tertulis. 2. Penon-aktifan tugas. 3. Dipecat. BAB V PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 18 KEPUTUSAN Keputusan sidangrapat organisasi pada semua jajaran dan tingkatan pada dasarnya diambil atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Bila tidak tercapai mufakat, ditempuh melalui pemungutan suara voting. Pasal 19 TINGKAT KEPUTUSAN Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan yang hirarkis sebagai berikut : 1. Keputusan Badan Pendiri Universitas Sumatera Utara 2. Keputusan Kongres 3. Keputusan Rapat Kerja Nasional 4. Keputusan Dewan Pimpinan Nasional. 5. Keputusan Konferensi Daerah. 6. Keputusan Dewan Pimpinan Daerah 7. Keputusan Konferensi Cabang. 8. Keputusan Dewan Pimpinan Cabang 9. Keputusan Rapat Pimpinan Komisariat. 10. Keputusan Pimpinan Komisariat 11. Keputusan yang lebih rendah tunduk kepada keputusan yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat keputusan organisasi. BAB VI KONGRES, KONGRES LUAR BIASA dan RAPAT KERJA NASIONAL Pasal 20 KONGRES 1. Kongres adalah badan tertinggi pengambilan keputusan dalam organisasi SBSI. 2. Kongres SBSI berlangsung sekurang-kurangnya 1 kali dalam lima tahun. 3. Kongres Serikat Buruh Solidaritas Indonesia dilaksanakan untuk : Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidarias Indonesia. Universitas Sumatera Utara 4. Menetapkan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 5. Menetapkan prinsip dan strategi perjuangan Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 6. Memilih dan menetapkan Majelis Penasehat Organisasi. 7. Memilih dan menetapkan Badan Pemeriksa Keuangan. 8. Memilih dan meneapkan Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 9. Menetapkan GBHO SBSI. 10. Membuat keputusan organisasi. Kongres Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 23 dua per tiga dari jumlah seluruh delegasi yang telah ditentukan. Pemberitahuan Kongres kepada federasi- federasi SBSI selambat-lambatnya 4 empat bulan sebelum pelaksanaan. Pasal 21 KONGRES LUAR BIASA Kongres Luar Biasa hanya dapat dilaksanakan jika Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia dinilai telah menyimpang dan tidak dapat melaksanakan amanat kongres. Universitas Sumatera Utara Pasal 22 RAPAT KERJA NASIONAL Rapat Kerja Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia diadakan satu kali dalam dua tahun. BAB VI Pasal 23 KONFERENSI DAERAH Konferensi Dewan Pimpinan Daerah Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat daerah. BAB VII KONFERENSI CABANG Pasal 24 KONFERENSI DEWAN PENGURUS CABANG Konferensi Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat cabang. Pasal 25 RAPAT PENGURUS KOMISARIAT Rapat Pimpinan Komisariat Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat komisariat. Universitas Sumatera Utara BAB VIII ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal 26 ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI SBSI Organisasi ini mempunyai kelengkapan: 1. Badan Pendiri Organisasi. 2. Majelis Penasehat Organisasi SBSI. 3. Badan Pemeriksa Keuangan DPN SBSI. 4. Dewan Pimpinan Nasional SBSI. 5. Komite DPN SBSI. 6. Dewan Pimpinan Daerah SBSI. 7. Dewan Pimpinan Cabang SBSI. 8. Pimpinan Komisariat SBSI. BAB IX BADAN PENDIRI MAJELIS PENASEHAT ORGANISASI BP, MPO Pasal 27 BADAN PENDIRI 1. Badan Pendiri adalah para penggagas dan Pemrakarsa berdirinya organisasi ini. 2. Badan Pendiri berjumlah tetap. 3. Badan Pendiri sebagai Dewan Tertinggi dalam organisasi, memiliki kewenangan untuk menjaga kebutuhan, mengawasi serta keselarasan dan Universitas Sumatera Utara keseimbangan tumbuh serta berkembangnya organisasi. Memberikan masukan dan saran kepada pengurus baik di tingkat Nasional samapi tingkat Pimpinan Komisariat. 4. Badan Pendiri dalam kedudukan atau kapasitasnya, dianggap penting untuk kepentingan organisasi berwenang memgambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu untuk kelangsungan organisasi. 5. Badan Pendiri atas pengabdian dan jasa-jasanya dalam Lembaga diberikan hak-hak baik berupa materi maupun moril oleh organisasi. 6. Bila terjadi pelanggaran, kesalahan atau penyimpangan oleh Dewan Pengurus baik di tingkat Nasional maupun di Daerah, Dewan Pendiri berwenang untuk memberikan peringatan atau teguran terlebih dahulu dan bila dirasa perlu dikeluarkan atau diberhentikan dari Kepengurusan secara tidak hormat dengan memperhatikan kepentingan organisasi yang didasarkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan lainnya, sepanjang masalah tersebut tidak dapat diselesaikan oleh para Pengurus pada masing-masing tingkat kepengurusan. Pasal 28 MAJELIS PENASEHAT ORGANSASI MPO 1. MPO SBSI dipilih dan ditetapkan pada Kongres SBSI dan bertugas memberi saran dan nasehat terhadap pelaksanaan program kerja Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. Universitas Sumatera Utara 2. Apabila MPO SBSI melihat dalam Pelaksanaan kegiatan Dewan Nasional Serikat BuruhPekerja Solidaritas Indonesia telah menyimpang dari ADART organisasi serta keputusan kongres, MPO SBSI mengeluarkan memorandum kepada Dewan Pimpinan Nasional Federasi Serikat BuruhPekerja Solidaritas Indonesia setelah dikoordinasikan ke Badan Pendiri. Pasal 29 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN BPK 1. BPK SBSI dipilih dan ditetapkan pada Kongres Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. 2. BPK SBSI memeriksa laporan keuangan Dewan Pimpinan Nasional SBSI sekurang – kurangnya 1 satu tahun sekali dalam satu tahun. 3. BPK SBSI wajib membuat laporan keuangan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan dilaporkan ketika Munas atau Rakernas pada Kongres SBSI. Pasal 30 DEWAN PIMPINAN NASIONAL DPN 1. DPN SBSI merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi yang dipilih oleh Kongres untuk masa bakti selama 5 lima tahun. 2. DPN SBSI merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi yang berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi internal dan eksternal. Universitas Sumatera Utara Pasal 31 DEWAN PIMPINAN DAERAH DPD 1. DPD SBSI merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi di tingkat Daerah yang dipilih oleh Konferda untuk masa bakti selama 4 empat tahun. 2. DPD SBSI merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi di tingkat Daerah yang berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi. Pasal 32 DEWAN PIMPINAN CABANG DPC Dewan Pimpinan Cabang merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi tingkat cabang dan berwenang bertindak untuk dan atas nama organisasi di tingkat cabang. Wewenang yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang tidak boleh bertentangan dengan keputusan yang lebih tinggi tingkatannya. Pasal 33 PIMPINAN KOMISARIAT PK Pimpinan Komisariat merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi di tingkat komisariat yang berwenang, bertindak untuk dan atas nama organisasi di tingkat Komisariat. Wewenang yang dilakukan oleh Pimpinan Komisariat tidak boleh bertentangan dengan keputusan yang lebih tingkatannya. Universitas Sumatera Utara BAB X Pasal 34 RAPAT PENGURUS Rapat Pleno Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia terdiri dari : 1. Rapat Pengurus Lengkap Pleno dihadiri oleh Badan Pendiri, MPO SBSI, BPK SBSI, DPN SBSI, Lembaga bantuan Hukum SBSI, dan komite sebagai alat bantu DPN SBSI. 2. Rapat pengurus harian DPN SBSI. BAB XI KEUANGAN ORGANISASI Pasal 35 SUMBER KEUANGAN Sumber Keuangan Organisasi diperoleh dari : 1. Iuran anggota. 2. Sumbangan yang tidak mengikat. 3. Usaha-usaha lain yang sah. Pasal 36 PENGGUNAAN DANA Keuangan organisasi dipergunakan untuk : 1. Pengelolaan, pemantapan dalam pengembangan organisasi. 2. Pelaksanaan program organisasi. Universitas Sumatera Utara Pasal 37 PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan pada saat Kongres setelah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Solidaritas Indonesia. Pasal 38 ATURAN PERALIHAN Bila timbul perbedaan penafsiran mengenai suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia ini, yang sah adalah yang ditetapkan oleh Badan Pendiri dan Majelis Penasehat Organisasi Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia dan dipertanggungjawabkan pada Kongres Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia. Pasal 39 PENUTUP 1. Anggaran Dasar Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia ini merupakan sumber tata tertib dan dasar hukum untuk semua aturan Serikat Buruh Solidaritas Indonesia. 2. Anggaran Dasar Serikat Buruh Pekerja Solidaritas Indonesia ini dapat diamandemen saat Kongres sesuai dengan kebutuhan perkembangan organisasi. Universitas Sumatera Utara 3. Anggaran Dasar ini diberi nama ANGGARAN DASAR SERIKAT BURUH PEKERJA SOLIDARITAS INDONESIA AD SBSI berlaku sejak tanggal ditetapkan. 17 Buruh merupakan warga negara Indonesia yang mempunyai hak yang sama dan kewajiban yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa buruhpekerja merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan pelaku pembangunan ekonomi bangsa sehingga mereka berhak mendapatkan pendidikan, pelatihan, perlindungan dan memperoleh kesejahteraan ekonomi sesuai dengan cita-cita pembangunan Nasional sehingga terwujud masyarakat yang adil dan makmur. Tetapi dalam realitanya buruh belum dapat terbebas dari kesengsaraan dan penindasan. Sehingga buruh bersatu dengan para aktivis membentuk suatu Serikat buruh yang bertujuan untuk memperjungkan buruh agar terwujud prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, damai anti kekerasan, anti diskriminasi, solidaritas dan kesejahteraan. Serikat Buruh Solidaritas Indonesia merupakan wadah yang mengusung para buruh dalam mencapai kesetaraan harmonis, merdeka dan berdaulat sehingga terwujud dinamika perekonomian berdasarkan hak dan kewajiban yang sama. Sebab dalam perjuangan buruh dibutuhkan partisipasi aktif baik dari aktivis, kader, masyarakat dan golongan intelektual untuk mewarnai pergerakan agar nasib buruh tidak hanya sebagai sumber ekonomi semata melainkan dapat 17 Lihat Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Serikat Buruh Solidaritas Indonesia Universitas Sumatera Utara sebagai subyek yang menjadi pelaku dalam pembangunan ekonomi bangsa dan negara. Sebab untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan diperlukan keseimbangan antara tuntutan dan profesionalitas buruh sehingga buruh dapat hidup dengan baik di tengah-tengah besarnya persaingan global di masa ini. Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah melalui Undang- undang No.13 Tahun 2003 maka diharapkan buruh dapat terjamin dalam menjalankan hak dan kewajibannya. Undang-undang ketenagakerjaan ini pula yang menjadi dasar bagi pengusaha dan buruh dalam menjalankan hubungan industri sehingga kepentingan antara pengusaha dan buruh dapat berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara BAB III IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN BURUH A. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata, baik materiil maupun spritual. Pembangunan ketenagakerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan pekerjaburuh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup pengembangan sumberdaya manusia, peningkatan produktifitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja dan pembinaan hubungan industrial. Universitas Sumatera Utara Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan ketenagakerjaan harus diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. Untuk itu, pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia sebagaimana yang dituangkan dalam TAP MPR XVIIMPR1998 harus diwujudkan. Dalam bidang ketenagakerjaan, ketetapan MPR ini merupakan tonggak utama dalam menegakkan demokrasi di tempat kerja. Penegakan demokrasi di tempat kerja diharapkan dapat mendorong partisipasi yang optimal dari seluruh tenaga kerja dan pekerjaburuh Indonesia untuk membangun Indonesia yang dicita-citakan. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materiil maupun spritual berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Undang-undang ketenagakerjaan ini dilahirkan karena masih banyaknya tuntutan-tuntutan buruh kepada pemerintah sehingga pemerintah harus bertindak melalui suatu kebijakan regulasi. Dalam hal ini kebijakan regulasi ini akan ditransformasikan kepada lingkungan kebijakan. Undang-undang No.13 Tahun Universitas Sumatera Utara 2003 ini merupakan lingkungan politik antara buruhpekerja, pengusaha dan pemerintah. Hubungan tiga elemen dalam lingkungan kebijakan politik ini dapat kita lihat melalui bagan dibawah ini : B. C. Dari bagan diatas dapat kita lihat bahwa objek kebijakan undang-undang ketenagakerjaan ini adalah buruh. Kondisi sosial ekonomi yang dialami buruh dipandang sebagai suatu masalah politik dimana sering terjdi konflik antara buruh dengan pengusaha. Konflik ini menjadi berkembang dengan adanya kepentingan berbeda dari kedua belah pihak, di satu sisi pengusaha menginginkan keuntungan yang besar sementara buruh sebagai penghasil produksi memerlukan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu hubungan antar kelompok-kelompok yang berbeda diatas dapat dikurangi dan diselesaikan dengan kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah diharapkan dapat melindungi kelompok yang leah dan menciptakan keseimbangan hubungan antara kelompok yang berbeda. Pembuat Kebijakan Pemerintah PelakuImplementor Kebijakan Pengusaha Objek Kebijakan BuruhPekerja Universitas Sumatera Utara

B. Implementasi Undang-Undang No.13 Tahun 2003 di Pematangsiantar