12
2.5 Faktor resiko
Di Amerika Serikat AS, ras merupakan faktor resiko yang signifikan dalam terjadinya persalinan preterm. Wanita kulit hitam memiliki
tingkat preterm 16-18 dibandingkan dengan wanita kulit putih 7-9. Wanita lebih muda dari usia 17 tahun dan lebih tua dari 35 tahun juga
merupakan menjadi suatu faktor resiko. Selain itu, tingkat edukasi dan sosioekonomi juga merupakan salah satu faktor resiko.
2,19-20
Merokok lebih berkaitan dalam hambatan pertumbuhan janin dan meningkatkan 20-30 angka kejadian persalinan preterm.Di AS, sekitar
20 wanita hamil merokok, dan didapatkan 10-15 kelahiran preterm dihubungkan dengan merokok.
2,22-26
Wanita dengan persalinan preterm sebelumnya mengalami peningkatan resiko 2.5 kali lipat untuk terjadinya persalinan preterm
spontan pada kehamilan berikutnya. Semakin muda usia kehamilan pada saat persalinan preterm sebelumnya, semakin besar resikonya.
2
Kehamilan mulitpel merupakan salah satu faktor resiko tertinggi terjadinya persalinan preterm. Tepatnya 50 kehamilan dengan janin
kembar 2 atau lebih berakhir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Rata- rata masa kehamilan lebih singkat pada kehamilan kembar 2 36 minggu,
Universitas Sumatera Utara
13
kembar 3 33 minggu dan kembar 4 31 minggu dari pada janin tunggal 39 minggu.
2,21,22
Weiss dkk 2003,
mendapatkan perdarahan pervaginam akibat plasenta previa atau solusio plasenta parsial memiliki resiko untuk
terjadinya persalinan preterm yang sama tingginya dengan kehamilan multipel. Perubahaan pada cairan amnion seperti hidramnion atau
oligohidramnion dihubungkan dengan peningkatan resiko persalinan preterm.
23
Kondisi medis ibu seperti DM Diabetes Mellitus gestational atau- pun DM tipe 2, hipertensi esensial ataupun induksi kehamilan
berhubungan dengan peningkatan persalinan preterm.
20
Copper dkk 1995, mengevaluasi penggunaan tokodinamometri
dan pemeriksaan servikal pada usia kehamilan 28 minggu pada 589 wanita nullipara untuk menentukan resiko terjadinya persalinan preterm.
28
Parry S 2006, Mendapatkan bakteriuria berhubungan dengan
peningkatan resiko prematuritas. Infeksi sistemik seperti pneumonia, pyelonefritis, appendicitis sering menigkatkan aktivitas uterus. Faktor
resiko klinis lain yang penting adalah adanya kontraksi uterus.
29-31
Budiartha dkk , melakukan penelitiaan kadar interleukin-8 serum
pada persalinan preterm dan persalinan aterm, didapatkan hasil kadar
Universitas Sumatera Utara
14
interleukin-8 serum pada persalinan preterm lebih tinggi dari pada persalinan aterm.
32
Krohn et al 2014 menyatakan bahwa vaginosis bacterial
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya persalinan preterm disertai dengan berat lahir yang rendah. Kemungkinan terjadinya persalinan
preterm pada wanita dengan vaginosis bacterial adalah 40 lebih banyak.
25
Kramer et al 2001 mendeskripsikan faktor sosioekonomik
sebagai faktor resiko dan penyebab terjadinya persalinan preterm. Dimana pada penelitiannya, dihipotesakan terdapat dua mekanisme
terjadinya persalinan preterm bila dijumpai adanya perbedaan sosioekonomi yaitu : stressor psikososial akut dan kronis yang akan
mengakibatkan gangguan hormonal dan keterlibatan faktor resiko lain serta kombinasi mutasi genetik dengan asupan gizi yang kurang dari
seharusnya.
26
Universitas Sumatera Utara
15
2.6 Progesteron