51
Tabel di atas menjelaskan bahwa subjek penelitian pada kelompok persalinan preterm sebagian besar lahir dengan durasi 2 jam 30,4.
Berdasarkan pembukaan didapatkan bahwa pada kelompok persalinan preterm sebagian besar lahir dengan pembukaan 6 cm
30,4. Berdasarkan berat bayi baru lahir menunjukkan bahwa pada
kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah dengan berat antara 2250 gr
– 2500 gr 17,4. Berdasarkan apgar score menit 1 menunjukkan bahwa pada
kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah apgar score yang bernilai antara 4-6 30,4 sedangkan pada apgar score menit 5
menunjukkan bahwa pada kelompok persalinan preterm yang terbanyak adalah apgar score yang bernilai antara 7-10 32,6.
4.2 Durasi Persalinan dan Pembukaan Serviks pada Kejadian Persalinan Preterm
Tabel 4.3 Rerata Durasi Persalinan dan Pembukaan Serviks pada Kejadian Persalinan Preterm Sejak Masuk Rumah Sakit
Persalinan Preterm n=23 Mean
SD Durasi jam
4,17 3,143
Pembukaan cm 4,91
1,998
Tabel diatas menunjukkan, pada rerata durasi persalinan pada kejadian persalinan preterm adalah 4,17 dengan SD= 3,143 , sedangkan rerata
Universitas Sumatera Utara
52
pembukaan serviks pada kejadian persalinan preterm adalah 4,91 dengan SD= 1,998
4.3 Perbandingan Kadar Progesteron Pada Kejadian Persalinan Preterm dan Kehamilan Normal
Tabel 4.4. Perbandingan Kadar Progesteron Pada Kejadian Persalinan Preterm dan Kehamilan Normal
Kadar Progesteron X
SD P value
Persalinan Preterm 103,22
54,010 0,0001
KehamilanNormal 200,22
49,768 Uji t-test
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rerata kadar progesteron persalinan preterm adalah sebesar 103,22 ngml yang lebih
rendah dari kehamilan normal yang mempunyai rerata kadar progesteron yaitu 200,22 ngml. Untuk mengetahui adanya perbedaan rerata kadar
progesteron dari kedua kelompok dilakukan uji statistik dengan t-test yang mendapatkan nilai p 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna kadar progesteron kelompok persalinan preterm dan kehamilan normal.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Stamatelou dkk 2009,
yang menemukan rerata konsentrasi progesteron yang lebih
rendah 30 pada wanita dengan persalinan preterm dengan usia
Universitas Sumatera Utara
53
kehamilan 28-34 minggu jika dibandingkan wanita yang melahirkan aterm. Mereka juga menemukan bahwa wanita dengan persalinan preterm
memiliki kadar progesteron yang lebih rendah saat fase aktif jika dibandingkan wanita dengan persalinan aterm.
15
Hal ini sesuai juga dengan teori
“see-saw” oleh Csapo, yang
menyatakan bahwa progesterone memiliki implikasi dalam mekanisme persalinan pada manusia aterm dan preterm dengan keluaran yang
berbeda-beda. Konsentrasi progesteron yang adekuat di miometrium dapat mengimbangi aktivitas stimulasi prostaglandin bersama dengan
kemampuan oksitosin untuk meningkatkan aktivitas agonis histamin. Progesteron akan mengurangi konsentrasi reseptor oksitosin miometrium,
yang akan mengimbangi efek kerja estrogen. Progesteron juga menghambat produksi prostaglandin oleh amnion
–chorion-decidua serta meningkatkan ikatan antara progesterone dan membran janin pada saat
aterm, yang dapat menjelaskan efek predominan estrogen dalam meningkatkan produksi prostaglandin dan memicu proses persalinan.
40
Universitas Sumatera Utara
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN